Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Al-Rizky Pratama;Pergi

Nostalgia Masa Lalu
Karya: Al-Rizky Pratama

Satu tahun lalu
Tatkala aku bersua dengan kamu
Pada sebuah balok kayu
Tepi pantai itu

Engkau menikmati segelas teh
Bersama senja jingga
Senyum merekah
Mendamaikan jiwa

Namun semua itu
Hanya nostalgia masa lalu
Kini menjadi sembilu luka
Menyayat atma

Malang, 7 April 2018



Pergi
Karya : Al-Rizky Pratama

Rinai hujan turun
Aku termangu
Pada sebuah batu
Melamun

Ombak-ombak menari
Pasir pantai berbisik
Aku titip luka yang mengusik
Mengiris relung hati

Sampai kapan?
Engkau selalu hadir dalam angan
Meninggalkan luka
Lalu engkau siram dengan garam serta cuka

Pergi!
Aku ingin bahagia
Walau seorang diri

Malang, 7 April 2018


Fatamorgana Rindu
Karya : Al-Rizky Pratama

Air mata
Mengalir, meletis durja
Ternyata rindu hanya fatamorgana
Aku tak mengira

Aku mencari
Kamu pada pantai ini
Tapi sampai detik ini
Tak aku jumpai

Tercengang
Engkau bersimpuh berdua, di kursi panjang
Bersama lelaki jalang
Biadab!

Aku kira,
Kita akan senantiasa bersama
Ternyata,
Hanya dongeng belaka

Malang, 7 April 2018



Biodata Penulis

Al-Rizky Pratama, calon penulis, kelahiran kota apel, Malang. Delapan belas tahun yang lalu, penikmat hujan dan pecandu teh. Pernah menjadi juara tiga lomba artikel tingkat nasional dan karya-karya dia sudah menjadi buku antologi bersama di berbagai lomba menulis. Temukan dia di facebook Al-Rizky Pratama atau email alrizkypratama857@gmail.com dan whatsapp 0895368678910


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...