Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Anggi Wahyu Risqiani;Untuk Maha BesarNya Tuhanku

Untuk Maha besarnya tuhanku
Oleh: Anggi Wahyu Risqiani

Karena aku mencintaimu Allah
Aku menemukan orang-orang tulus
Yang mencintaiku karenamu
Karena aku percaya firmanmu Allah
Aku merasa tenang hidup dalam naunganmu
Karena aku menyayangimu Allah
Aku dapat menyayangi orang-orang yang memiliki cinta luar biasa kepadamu
Karena pertolonganmu Allah
Aku terbebas dari jebakan-jebakan nikmat
Yang seringkali menyilaukan
Wahai Allah,
Beri aku kesempatan untuk mengenal orang –orang yang mengingatkanku
Pada keadilanmu, kekuasaanmu, dan tugas awal engkau menciptakanku.

Jombang, 12 Februari 2018


Tuan Puisi
Oleh: Anggi Wahyu Risqiani

Yang menulis puisi itu,
Aku.
Tuannya si puisi.
Yang pagi itu kusuruh datang kepadamu
Kepadamu yang sedang menyeeduh kopi panas
Dan puisi itu kau baca
Kau menyukainya
Lalu kau menyimpannya dalam saku baju
Dan kau bawa kemana-mana
Kukira, puisi itu lebih beruntung daripada tuannya.

Malang, 15 Maret 2018


Untukmu, yang menginjak Indonesia
Oleh: Anggi Wahyu Risqiani

Yang kukatakan ini
Bahasa Indonesia
Kau sebut bagaimanapun
Aku mencintainya.
Karna dia itu
Hadir di hidupku
Tanpa perlu kupelajari dan kuhafal
Dan yang kau injak itu
Tanah Indonesia
Tempat kelahiran kami
Jangan diacak-acak [!]

Surabaya, 19 April 2018


Biodata Penulis

Anggi Wahyu Risqiani, Lahir 26 Agustus 2000 oleh Ibunda Pujiwati dan Ayah Rudi Hartono. Saat ini sedang belajar di XII MIPA 1 MA Al Quran Laraiba Hanifida. Telah menulis banyak Buku Antologi Puisi maupun Cerpen dengan tangan kanannya dan dimulai dengan basmalah. Beberapa karyanya telah dimuat di jawa pos. Dan juga karya lainnya yang dapat kita nikmati di awrisqiani.blogspot.com. Untuk kritik dan saran atau yang ingin berbagi cerita bisa menghubungi tw: awrisqiani gmail: awrisqiani@gmail.com ig: anggiwahyurisqiani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...