Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Athok Mahfud;Perjalanan Yang Tak Berujung

Pejalanan yang Tak Berujung
Oleh: Athok Mahfud

Kemudian siang menjelma menjadi api
Setelah aku mandi dengan air dingin
dibumbui dengan sedikit rasa panas

Di luar ada angin dan debu
yang bermuara matahari
berhamburan datang-pergi tak tentu
Kemudian berkembang senyap
menjadi sebuah batang pohon yang rubuh

Sementara kerikil dan batu berserakan di lapangan
berjajar membentuk sungai
yang kering tak ada airnya
Tidaklah bersih memang
Tapi kakiku tak bisa berhenti
Tak dapat kusudahi perjalanan ini

Semararang, 25 Februari 2018


Seperti Sebuah Lagu
Oleh: Athok Mahfud

Seperti sebuah lagu
yang terdengar
pada gelap malam yang mulai bisu;
yaitu jerittanmu

Seperti sebuah lagu
yang terdengar
pada samar fajar yang masih kelabu;
yaitu bisikanmu

Seperti sebuah lagu
yang terdengar
pada akar subur di pohon layu;
yaitu keluhanmu

Seperti sebuah lagu
yang terdengar
pada air mengalir di sungai biru;
yaitu doamu

Semarang, 2 Februari 2018


Setangkai Mawar Busuk
Oleh : Athok Mahfud

Ada setangkai bunga mawar di taman
berduri harum semerbak melambai
Ada seorang perempuan datang mendekat
menjulurkan tangan hendak memetiknya
Ada seorang laki-laki mengawasinya
dari wajah bening kaca jendela

“Bunga mawar yang indah,” kata perempuan
sembari mencium dan memegang kelopaknya
“Aku mawar, aku merah, aku berani!” seru mawar
sambil menyalakan durinya
“Jangan kau sentuh bunga mawar itu, Putri!” teriak laki-laki
sebelum memecahkan kaca jendela
“Dia mawar, dia wangi, dia indah, sama sepertiku,” sahut perempuan
ketika memetik bunga itu dengan hati-hati
“Merah itu darah, dan di dalamnya adalah bau busuk!”  bentak laki-laki
setelah menembus kaca jendela
 
Semarang, 17 Maret 2018


Biodata

Nama saya Athok Mahfud, lahir di Pati, tanggal 20 Juni 1999. Saya menyukai dunia satra sejak kelas 2 MTs. Berawal dari hobi saya membaca novel, cerpen, dan puisi kemudian saya termotivasi untuk membuat karya satra sendiri. Saya sangat mengidolakan Sapardi Djoko Damono dan Tere Liye, karena karya-karya mereka lah yang menumbuhkan semangat saya menjadi seorang sastrawan dan penulis. Sekarang saya belajar di UIN Walisongo Semarang Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Saya aktif dalam organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Idea dan anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Semarang.
 IG   : @mahfud_buchori
Email : ahfudatok@gmail.com
Line   : @mahfud_shadows
WA   :  082135011392




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...