Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Budi Hartono; Mengharapkan Kesetiaan




Judul : Mengharapkan Kesetiaan
Karya : Budi Hartono


Kaku meringkih kesakitan
Tubuhku tak kuat menahan beban
Adakah rasa kasihanmu,
Di mana?

Aku tak muda lagi,
Umurku yang seabad ini
tak kuat menanggung seorang diri
Temani aku, jangan pergi lagi.

Dulu, tepat di bibir
pantai.
Di tengah derasnya hantaman ombak.
Kau berjanji setia menemaniku,
Menyelesaikan perkara batinku


Topoyo, 28 Maret 2018


Judul : Hanya Dusta
Karya : Budi Hartono


Dusta yang kau tanam
Kebohongan kau tuai
Jangan harapkan padi tumbuh
Setelah kau menanam durian.

Rumput ilalang jadi penghalang
Kau menghilang kala senja datang
Setelah hujamkan luka.

Sebait doa kupanjatkan,
Aku tidak ingin berjumpa
denganmu lagi, cukup
dusta yang kau janjikan.

Topoyo, 28 Maret 2018


Judul : Menanti Keajaiban
Karya : Budi Hartono


Rinai hujan terdengar dengung
Netraku memandang jauh ke awan
Berharap pelangi datang
Hanya gelora senja datang memikat

Untaian doa mengiringi rinainya
Mulut komat-kamit merapalkan
mantra sapu jagat

Langit-Mu menangis, menjemput rindu
Doa sapu jagat kuhujamkan ke langit.
Menanti keajaiban-Mu.

Topoyo, 28 Maret 2018

Biodata

Nama Budi Hartono. Lelaki sederhana yang mencoba meluapkan rasa lewat tulisan. Mempunyai asa menjadi seorang sastrawan. Tinggal di rantauan tepatnya di Desa Topoyo, Kec. Topoyo, Kab. Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Bisa menghubungi saya lewat email amirbudihartono@gmail.com, akun fb: Budi Hartono.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...