Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Calvin Muhammad Adam ;Merajut Ambisi

Sebuah Rasa 
Karya : Calvin Muhammad Adam

Bohong jika ku tak rindu
Dusta jika ku tak cinta
Munafik jika ku tak sayang
Egois jika semua itu kupendam
Kutahu
Rasa sebuah anugerah
Kuyakin
Ini kehendak maha kuasa 
Tapi...
Hingga detik ini
Rasa ini tak berani kusampaikan
Rasa ini tak jua aku utarakan
Kutakut ini hanya ketidakpastian
Yang selalu kuharapkan
Yang tak pasti kudapatkan
   
Majalengka, 28 April 2018


Kala Hujan 
Karya : Calvin Muhammad Adam

Kala hujan itu
Mulut membisu
Tubuh terpaku
Dan hati tak menentu
Saat itu...
Tak terucap sepatah kata
Tak tersirat sebuah berita
Seolah baik-baik saja
Padahal
Aku mengetahuinya
Jika angin telah berlalu begitu saja
Lantas
Apakah dia tak merasa?
Disini rintik hujan menunggunya
Merelakan belenggu waktu untuknya
Demi seseorang yang dia puja


Majalengka, 28 April 2018


Merajut Ambisi
Karya : Calvin Muhammad Adam

Aku ingin menyelinap dalam diam
Ketika tak ada restu dari alam
Ocehan-ocehan penghuni malam
Membuat sukma sunyi kelam

Saat hati mantapkan ambisi
Bara amarah tercurah dari hati
Keberanian siap menjadi
Kemungkinan yang terjadi nanti

Takut kumusnahkan
Gelisah kuasingkan
Malu kutenggelamkan
Berani menjadi acuan

Waktu akan mengukuhkan
Usaha yang telah kulakukan
Dari sebuah pengorbanan
Berharap balasan dari tuhan

Majalengka, 28 April 2018


Biodata Penulis

Calvin Muhammad Adam. Biasa dipanggil Calvin atau Adam. Lahir di Majalengka 13 Januari 2000. Tinggal di Desa Cingambul Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Status masih pelajar dan sebentar lagi menjadi calon Mahasiswa baru. Hobby menulis, membaca dan badminton. Cita-cita menjadi seorang penulis novel terkenal. Moto hidup "Berani mencoba selagi ada celah". Nama fb "Calvin Muhammad Adam, Nama ig : @calvinadam13 dan No Hp/Wa : 083820734798.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...