Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Fazrur Rahman;Pagar Biru

Tentang Dia
Penulis: Fazrur Rahman

Semilir angin bertiup menyibak rambutmu
Laksana pujangga,
Kau datang dengan anggunmu

Terdiam, ku menanti sosok dirimu

Namun bayang semu
Yang menjadi milikku


Pagar Biru
Penulis: Fazrur Rahman

Tegakmu bukanlah tegakku
Tegarku bukan pula tegarmu

Dibawah rembulan,
Kau tinggalkan aku

Dengan tegarku, dan juga tegakku

Pekanbaru, 29 April 2018


Lalai ku
Penulis: Fazrur Rahman

Kau tinggalkan aku saat lalaiku
Tanpa sempat kau tunggui diriku

Begitu angkuhkah engkau?
Atau aku yang

Hilang sudah kesempatan hidupku
Sebab lalai akan dirimu,
Waktu


Cahaya Jiwa
Penulis: Fazrur Rahman

Mentari kembali pancarkan sinarnya
Setelah ditutupi oleh gelapnya gulita

Begitu juga dengan senyummu Oh, adinda
Memancarkan indah secercah cahaya
Dalam ruang jiwa yang terluka

Pekanbaru, 29 April 2018


Biodata Penulis

Penulis yang memiliki nama panjang Fazrur Rahman adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Lahir pada tanggal 24 Desember 1993 menjadi awal kehidupan di tengah keluarga sederhana. Memiliki jiwa seni yang sangat kuat, penulis kerap meluangkan waktunya untuk menulis. Penulis dapat dihubungi melalui Facebook dengan nama Fazrur Rahman atau email fazrur.r@gmail.com
Kritik dan sangat diperlukan penulis untuk mengembangkan lagi karya selanjutnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...