Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Ina Rosdiana; Biarlah

Biarlah
By : Ina Rosdiana

Biar semua harap lebur dalam katamu
Biar semua katamu terangkai dalam doamu
Biar doamu terangkum disetiap dzikirmu
Biar dzikirmu terlantun disetiap detakmu
Biar selanjutnya Allah teruskan untukmu
Biarlah

Gunungtanjung, 2018


Saling
By : Ina Rosdiana

Ku harap kita mampu sekedar untuk saling
Saling mendorong saat terpuruk
Saling berbagi saat bahagia
Saling meluruskan saat tersesat
Atau sekedar saling merindui saat jarak tak memihak
Hingga semua yang dilakukan tak berujung luka.

Gunungtanjung, 2018


Pagi berkarat
By : Ina Rosdiana

Senin pagi datang juga
Jemari-jemari melepas pelukan dan dekapan sang malam
Seketika dingin terasa dan hangat sudah menjadi mimpi
Kusapa pagi yang berkarat seolah telah ku cicipi dari masa yang akan datang

Yang hendak pergi biarkan pergi
Yang hendak berlalu jangan ditahan
Hingga semua daun berguguran dari pohon randu

Satu-satunya yang ku tau sekarang adalah bahagia masih terurai bersama harapan
Karena yang ku rindui tak se-Fana waktu
Lalu ku teruskan untuk selalu merindu

Selamat jalan kekasih
Bersama waktu aku akan tabah menunggu
Selamat berlalu pagi berkarat dengan siang yang tidak ku nantikan

Padayungan, 2018


Nama : Ina Rosdiana
Alamat : Kp. Lakasamekar, Rt.02/01, Ds. Karyamandala, Kec. Salopa, Kab. Tasikmalaya
Contak Person : SMS/WA 082318805119

Nama asliku Ina Rosdiana, tapi aku lebih senang dipanggil Putri. Nama lainku biasanya Putri Ying atau Putri Tidur, yang penting Putri :D. Sekarang berusia 20 tahun dan sedang menjalani study di Universitas Siliwangi.
Aku pernah bermimpi menjadi seorang penulis, namun tidak pernah menyelesaikan 1 cerpen pun kecuali karena tugas semasa sekolah:D. yaah karena malas dan memang tumpul dalam masalah inspirasi. Pada akhirnya tulisan-tulisanku adalah sekumpulan awalan tanpa akhir. Dan sekarang pecundang ini sedang mencoba terbang bersama burung-burung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...