Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Lilis Sri Rejeki;Sepenggal Sajak Untuk Ayah

Sepenggal Sajak untuk Ayah
Karya:Lilis Sri Rejeki

Dalam dingin malam
Dalam sajak sendu,
Aku benar-benar merindukan tawamu
Andai saja kala itu di detik-detik kepergian sementara mu
Di sebuah senja yang memerah
Aku ada di dekatmu. Pastinya aku tak begitu menyesal
Hadirmu memberiku warna, tawamu tanpa dusta
Senyapmu adalah senyap yang menyimpan luka
Tubuhmu menyimpan perih dan duka
Ya. Itu adalah sebuah sajak yang sering kusemat dalam anganku kala itu
Kini, kau t'lah kembali dengan sejuta pilu nan lara
Ayah.. jangan lagi tinggalkan kami dalam peluh nestapa
Tahukah ayah, kau adalah pembangkit mutiara terpendam dalam hidupku.

Sragen, 13 Maret 2018


Eksistensi Luka
Karya:Lilis Sri Rejeki

Ini luka ku
Yang sebenarnya juga luka mu
Ini derita Ku
Yang sebenarnya juga derita mu
Bagaikan ringisan pilu
Kini aku berusaha menyembuhkan luka itu
Jikalau saja boleh jujur
Akar hatiku sudah tak mampu menopang dahan-dahan dan ranting penuh luka itu.
Di kala embun menjemput pagi
Lalu sinar siang menjemput senja
Dan akhirnya senja akan kembali berpeluh
Dengan luka dan lara yang penuh derita
Disinilah aku, tetap terluka tanpa ringisan di muka
Terluka menangisi sebuah duka
Yang akhirnya duka itu akan kembali pada tempatnya
Tempat untuk memejamkan mata selamanya
Dan untuk mengistirahatkan jiwa raga seutuhnya.
Sukoharjo, 14 April 2018


Air Mata, Mata air
Karya:Lilis Sri Rejeki

Jika kau bertanya bagaimana sakitnya
 Aku akan menjawab..
Sakitnya melebihi tikaman pisau belati
Bahkan sakitnya melebihi tusukan panah api.
Setiap hari ku petik air mata
Lalu kujadikan air mata itu menjadi sebuah dusta yang sarat akan luka
Sudah. Biarkan ku tanam air mata ini dalam pelupuk lara
Karena jika aku megingat hancurnya
Aku tak tahu harus ditaruh di mana ini muka.
Detik ini, biarlah air mata ku berubah menjadi mata air yang siap mengucurkan darah duka.

Sukoharjo, 16 April 2018


Biodata Penulis
Description: Description: C:\Users\JY_Comp1\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_20180202_102103.jpg
Lilis Sri Rejek. Perempun kelahiran  Sragen 28 Oktober 1999, mempunyai hobi membaca, bersajak,  dan mendengarkan radio.  tinggal di desa Tegalmulyo Rt. 02 Rw. 01 Tegalombo, Kalijambe, Sragen.  Berstatus sebagai Mahasiswa IAIN Surakarta jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Motto hidupnya yaitu, “Berjuang Atau Tertinggal”, menurutnya keterbatasan tidak akan membuat seseorang menyerah begitu saja dengan cita-citanya. Jika seseorang mau berjuang maka takdir tidak akan tinggal diam. “Diam berarti tertiggal, Bergerak berarti berjuang”. Perempuan penyuka kedamaian yang bercita-cita sebagai Guru sekaligus radio Anounncer  ini dapat dihubungi via e-mail di: lilislily05@gmail.com, SMS/WA di 085647166743, FB:Lilis Lily, Twitter: @LilisLily28, dan juga IG: lilis.lily28.

Komentar

  1. Sajaknya bagus. Pemilihan diksinya menarik. Jadi pas baca gak bosen dan ada gregetnya sendiri. Teruslah menulis @lilis sri rejeki

    BalasHapus
  2. Meski kau jadikan air mata sebagai dusta yang sarat akan luka, tapi aku percaya kau memang pandai berkata dengan hiasan prosa . Tingkatkan lilisss.. Semangat teruss yaa

    BalasHapus
  3. Puisinya bagus,berbakat kamu,good...lanjutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. terimakasih kak Putri.. semoga bisa lebih baik lagi kedepannya.. amimn

      Hapus
  4. Puisinya memnggregetkan hatiku,, bagus,, semangat, Lis. Sukses terus!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh.. terima Kasih kakak.. semoga lebih baik kedepannya.. aminn

      Hapus
    2. Wahh.. terima Kasih kakak.. semoga lebih baik kedepannya.. aminn

      Hapus
  5. Wahh.. luar biasa sekali lilis.. salam sukses yak.. semoga mjd juara

    BalasHapus
  6. Keren.. Salam sajak.. Semoga menang.. Aminn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh.. aminn.. doanya kak.. salam sajak kembali

      Hapus
    2. Wahhh.. aminn.. doanya kak.. salam sajak kembali

      Hapus
  7. Wow keren. . Tetap semangat berkarya

    BalasHapus
  8. Good job... I can feel your poetry.. Pilu pilu bagaimana begitu.. Always improve your hobby in writing.. Fighting... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes.. thanks sisty for your apretiation.. pilu ya

      Hapus
  9. Balasan
    1. Alhamdulillah. . Semoga bisa lebih menarik

      Hapus
  10. Cukup menarik, kata2 yg dirangkai sedemikian rupa membuatnya mjd lbh hidup dan bergairah, sehingga pembaca bisa ikut merasa apa yg diungkapkan oleh penulis. Meskipun pd puisi pertama, ttg ayah, menurut sy ada kalimat yg bertele2 sehingga klimaksnya krg mengena. Namun, scr keseluruhan sy suka puisinya. Tetap semangat berkarya..dinanti utk karya2 selanjutnya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh. Terimakasih kak Putri atas koreksinya. Dinanti juga unt menikmati karya" selanjutnya ya

      Hapus
    2. Wahh. Terimakasih kak Putri atas koreksinya. Dinanti juga unt menikmati karya" selanjutnya ya

      Hapus
  11. Sungguh menarik... 😊
    Lanjutkan..👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...