Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Lin Hana;Segala


SEGALA
Oleh: Lin Hana

Kau adalah segala
tarian rasa
dalam setiap ruang
yang ada

Kau adalah segala
tumpukan warna
dalam lukisan waktu
yang tak terjeda

Kau adalah segala
genangan sabda
dalam lipatan hati
yang ragu meraba

Kau adalah segala
doa dalam mantra
di sekujur uap dupa

Jember, 18 Maret 2018


MENYUSUN TUBUH
Oleh : Lin Hana

Rinduku mendesah
basah di guyur gelisah
dalam hilir-mudik lelangkah
yang hendak menjahit pasrah

Sudah berangsur lama
bayangan dilema meraba-raba
mencuri celah
mematah separuh jiwa

Ah!
Tidak!
Aku harus merajut kisah

Aku berdiri
menyusun tubuh
menghubungkan naluri
agar niat tak rapuh
lagi!

Jember, 8 April 2018


DI PUNGGUNG SENJAMU
Oleh : Lin Hana

Rinduku menghambur luruh
mengharu-biru
di punggung senjamu

Seketika,
sungai kecil mengkawin bah
di pelupuk mata
sedu-sedanlah ruangan-ruangan
menganak ramai

Aku semakin dalam
terbenam;
berenang di punggung senjamu

Jember, 10 April 2018


PROFIL PENULIS
D:\Δ Smad-Lock (Brankas Smadav) Δ\ME & POEM\Me and Love\62.jpg
Lin Hana, nama pena dari Linatul Hasanah. Lahir di Dusun Krajan RT.001 RW.002, Sukorejo-Sukowono-Jember, pada tanggal 4 Mei 1989. Alumni Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura. Perempuan ini sekarang berprofesi sebagai Ibu rumah tangga sekaligus seorang pendidik di sebuah lembaga pesantren Zaidul Ali. Sangat mencintai dunia membaca dan menulis.
Puisi-puisinya juga tergabung dalam antologi bersama; “Antologi Puisi Pahlawan di Mataku:Kejora yang setia Berpijar” FAM Indonesia, “Antologi Puisi Renungan Langit Bersama 73 Penuli: Menuju Jalan Cahaya” Javakarsa Media, “Antologi Puisi Religi Ziarah Batin Bersama 111 Penulis Sanggar Kembang Langit” Javakarsa Media, “Ekspresi Pecinta Gunung” Goresan Pena Publishing.
Lin bisa dihubungi melalui via email: linhana71@gmail.com FB: Lin Hana WA: 082324642991

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...