Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Prepti Ayu Maharani;Sang Pelipur Lara

SANG PELIPUR LARA
karya : Prepti Ayu Maharani
-o0o-
Ku termenung karena luka
Berdiri menantinya
Menatap lekat kedatangannya
Berharap ia hadir membawa tawa


Kau tau siapa dia?
Ia senja!
Selalu senyum yang tercipta
Saat mata menatap keindahannya


Ia senja!
Awan jingga nan mempesona
Terhanyut ku di kehangatannya
Karena ia, sang pelipur lara!


Sekali lagi ku katakan!
Karena ia,
Sang pelipur lara!


Tanggamus, 29 Maret 2018


-------------


UJUNG SENJA
karya : Prepti Ayu Maharani
***
Mentari pergi tanpa terasa
Menggores luka yang kan ku lupa
Memanggilku tuk kembali
Tatkala benci kan terobati


Mentari terbenam dikala sepi
Membuat hati semakin sunyi
Merasuk diri direlung caci
Tatkala hati terbuai janji


Ah, ku kira luka ini akan sirna
Di kala hati mulai terbuka
Membuka diri tuk berkelana
Saat dia kembali di ujung senja
Tanggamus, 29 Maret 2018
_____


SENJA MENGANTARKANMU
karya : Prepti Ayu Maharani
-o0o-
Senja itu,
Kini datang seiring waktu
Menyulam rindu akan dirimu
Menanti cinta di relung pilu


Senja itu,
Tetap hadir tanpa rasa ragu
Menghapus semua sesak rindu
Akan rindu wajah dirimu

Senja itu,
Semakin tergambar dalam benakku
Merasuki jiwa di antara kalbu
Akan kerinduan bersamamu

Dan kini,
Terhapus semua rindu
Karena senja tlah mengantarkanmu
Kembali di hati syahdu!


Tanggamus, 29 Maret 2018
_________


BIODATA
D:\foto prepti ayu maharani.jpgPrepti Ayu Maharani, lahir di Tangkit Serdang, Tanggamus, Lampung, pada tanggal 5 Februari 2000. Merupakan puteri dari Bapak Kumbali dan Ibu Rasimah. Prepti menyukai puisi sejak duduk di kelas 2 SMA. Sudah banyak karyanya yang dibukukan saat ia mengikuti lomba cipta puisi tingkat nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...