Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Putri Neta Lestari;Ha

Ha
Oleh: Putri Neta Lestari

Janggut usang dimakan waktu
selimut pilu masih beradu
konon tak batas membuka semu
haha tong kosong babi buta
Siapa dapat mendapat pendapat yang didapat
dari pendapat aparat menuai kurva nada manusia
kala itu ego menanjak otak ditekuk
Pada batinku pada batinmu
bersungut-sungut begitu bising tanpa dering
ha
ha
ha
siapa apa bagaimana membasuh gores
terbilang dalam jarak kerutan dahi
rapatkan ketiak yang mendukung
bertangkai ego pada pinggang
sampai sudi ucap tak terkendali
dan budi basa
bukan sekadar ucap belaka
Alquran Hadis mana temukan
aplikasi hampa pajang semata
kendali lidah sebelum tercekik mati
ulah sendiri sebab ajaran nyata rimbanya

Bandung, 30 April 2018


Coklat dan Insan
Oleh: Putri Neta Lestari

Coklat
pahit asal
muasal
Kau
ham pir
ham
  pir ham
pir
           sama
Kan kuolah
            hingga manis tak kira
budi bahasa tutur kata
Merengkuh jannah
ber
sa
ma
sa
ma

Bandung, 30 April 2018


Hilang
Oleh: Putri Neta Lestari

bisakah kurenggut lagi?
albumku
albummu
album kita
dapatkah kubelai lagi?
jasadmu yang kini bangkai
disantap makhluk di bawah sana
dimakan tangis di atas sini

Bandung, 30 April 2018

Biodata Penulis

Nama saya Putri Neta Lestari, perempuan kelahiran Majalengka, 5 Februari 2001. Saya tinggal di Jalan Sanggar Kencana Utama No. 33 Kelurahan Jatisari Kecamatan Buah Batu, Bandung. Status saya calon mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saya mengenal sastra sejak lomba membaca puisi di TK. Namun, ketertarikan menulis dimulai sejak SMP. Awalnya hanya menulis cerpen sampai akhirnya tertantang untuk menulis puisi. Saya sering mengikuti lomba menulis dan membaca puisi. Ada yang berhasil dan tidak. I believe it’s the first step towards a bright light. Adapun kontak yang bisa dihubungi, 08972289081 (telepon/whatsapp) dan instagram @putrineta5. Sekian dan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...