Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Reni Agustin;Bertepi Pilu

Bertepi Pilu
Karya : Reni Agustin

Pilu menepi dalam hati
Bak laju perahu terhenti
Bagai hati teriris oleh dengki
Musim telah berganti
Hati ini pun telah terpatri
Oleh kilauan bening embun di pagi hari
Detik tak akan bisa kembali
Menghalau rasa perih
Jua dipandang misteri
Masih adakah rasa di hati ini ?
Rasa yang kau beri
Seperti kapas menancap pada duri
Terbang, lalu kau tinggal pergi

Subang, 06 April 2018


Rapuh
Karya : Reni Agustin

Kupetik bunga
Kumbangku enggan mendekat
Kuselusuri sungai
Perahuku tak pandai melaju
Kupanggil hati
Asaku sulit menoleh
Kurayu mahkota
Rajaku tak menghampiri
Namun, saat kumenanam rasa di hatimu
Ragamu tak piawai menghangatkan naluriku
Rapuh rasaku..
Saat nafasmu menghembuskan kata
Yang sulit kuterima
Rapuh..
Tak kunjung kureda
Batinku menjerit
Menghalau rasa sakit

Subang, 06 April 2018


Arti Sahabat
Karya : Reni Agustin

Bukan perihal arti sesungguhnya
Saat tangan terbiasa merangkul
Saat itu pula hati berikrar
Kita selalu bersama
Menyayangi..
Mangasihi..
Bukan pula romansa yang tak kunjung lekam
Perihal pelangi yang menunggu hujan reda
Seperti malam berdegum akan teriakan matahari
Kita saling bermimpi
Menjadi sang bintang
Bertabur di angkasa
Kilauan lembut darinya
Menumpahkan segenggam rindu
Untukku, bersamamu, sahabatku


Subang, 06 April 2018

Biodata Penulis

C:\Users\ACER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\1519113704822jpg.0.jpgSaya adalah Reni Agustin, anak pertama dari dua bersaudara, dilahirkan 18 tahun yang lalu di kabupaten Subang tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1999 Cigugur Kaler, Pusakajaya, Subang. Nama facebook Reni Agustin, E-mail reniagustin504@gmail.com , 083816283168. Saat ini, saya duduk dikelas XII disalah satu sekolah negeri SMAN 1 Pamanukan. Saya tertarik dengan dunia tulis-menulis karena ini adalah salah satu bentuk curahan hati saya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...