Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Rusman;Memilih Sendiri


MEMILIH SENDIRI
Karya : Rusman

Kesakitan ketika pacaran sudah sering aku rasakan
Ditinggalkan tanpa alasan dan juga perasaan
Ditikung dan ditusuk dari belakang sudah menjadi kebiasaan
Bahkan aku hanya dijadikan sebuah pelampiasan

Akhirnya aku lebih memilih kesendirian
Daripada pacaran menjadi korban harapan
Daripada pacaran menjadi korban perasaan
Karena sendiri ternyata nyaman dan membahagiakan

Cianjur, 25 April 2018


LEBIH BAIK AKU SENDIRI
Karya : Rusman

Kau meninggalkanku tanpa pamitan
Menyimpan luka kesakitan
Khianati kesetiaan
Perselingkuhan

Nyeri
Seribu duri
Sakit yang bertubi
Lebih baik aku sendiri

Cianjur, 25 April 2018


ENTAHLAH
Karya : Rusman

Entahlah
Entah mereka yang asing bagiku
Entah aku yang asing bagi mereka
Egoistis! aku sudah terbiasa sendiri

Aku heran
Kenapa aku antipati keramaian
Aku lebih suka berasing di kesunyian
Karena kesunyian, memberikanku kenyamanan

Sahabatku
Dialah alam yang selalu menemaniku
Dialah pojok ruangan yang menjadi tempat mainku
Dialah kertas dan goresan pena yang menjadi alat imajinasiku

Cianjur, 25 April 2018


Biodata Narasi

Aku adalah seorang pelajar yang bernama lengkap Rusman. Biasa dipanggil Kang Uman dan merupakan putra bungsu yang lahir pada tanggal 1 Desember 1999. Berdarah Sunda kelahiran Cianjur. Untuk lebih jelasnya bisa dihubungi lewat email : @rusmanrusman945@gmail.com dan WA : 081932479767.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...