Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Yuni Rohmanem Indarwanti;Masa


Orang Asing
Yuni Rohmanem I.

Oh Tuhan yang Maha membolak-balikkan hati
Rasa apakah ini
Baru pertama ku rasakan
Bahagia…
Senang…
Terharu…
Malu…
Semua rasa bercampur jadi satu
Wahai orang asing
Yang kau berani menemui orangtuaku
Yang memilihku menjadi temanmu
Teman hidup disisa umur yang telah ditetapkan
Wahai orang asing
Ketika telah kau ucapkan janji
Janji suci misaqon gholidzo
Janji yang mengubah hidupku
Wahai orang asing
Yang telah kau halalkan diri ini dan dirimu
Yang kini engkau imamku
Bimbinglah diri ini menuju sebuah cinta
Cinta yang haq
Ya Tuhan terimakasih
Sunguh indah karuniaMu
Malang,17 April 2018


Masa 
Yuni Rohmanem I.

Oh Tuhan inikah masanya
Masa yang telah Engkau janjikan
Masa yang pasti dijumpai setiap jiwa
Telah tibakah Tuhan
Begitu banyak waktu berlalu
Semua episode hidup yang semu
Fikiran dan jiwa yang jenuh
Ya benar kurasa inilah masa itu
Masa kau telah datang
Masa yang ku nantikan
Masa perpisahan antara yang fana
Masa…..masa….

Malang,17 April 2018


Orang Tua Kedua
Yuni Rohmanem I.

Guru
Kaulah orang tua kedua bagi siswa siswimu
Yang mendidik mereka dengan ilmu
Dengan kasih sayang dan semangat kau bagikan ilmu
Terimakasih guru
Kau bimbing kami melihat luasnya dunia ini dengan ilmu
Apalah artinya diri kami tanpa berbekal ilmu
Guru
Dengan pendidikan kami berubah
Berubah untuk lebih baik menjalani masa
Masa depan yang membentang
Merajut asa
Mencipta sejarah
Terimakasih guru
Semoga siswa siswimu menjadi manusia yang bermutu
Berguna bagi bangsa dan agamanya
Guru
Orang tua keduaku

Malang,17 April 2018


 Biodata Penulis

yuni rohmanem indarwanti anak pertama dari dua bersaudara,lahir 23 tahun yang lalu. Tinggal di Jambearjo regency blok D9 bersama suami dan anak ,fb yuni rohmanem indarwanti atau ig @yrohmanem

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...