Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Nurma Isni Sofiriyatin Nahar;Rindu Guruku

Aku adalah Rumah
Karya Nurma Isni Sofiriyatin Nahar

Kau terlahir bukan untuk menjadi bagian terjauh
Kau terlahir bukan untuk menjadi sesuatu yang tak mungkin
Kau terlahir bagaikan anugerah
Dahulu
Kita bagaikan sepasang kaki yang berjalan beriringan
Sebelum bertemu dipersimpangan
Hingga akhirnya semua terpisah
Dahulu
Kau selalu ada disaat senang
Selalu ada disaat susah
Namun
Kini jarak semakin menjauh
Aku selalu menantimu dalam do’a
Menanti dalam diam
Dan
Menunggu kehadiranmu kembali
Sahabat

Senin, 29 April 2018.


Rindu Guruku
Karya Nurma Isni Sofiriyatin Nahar

Guru
Guru memang selalu kurindukan
Kurindukan dalam do’a
Meski jarak sudah semakin jauh
Ilmu yang telah kau berikan
Akan selalu ku ingat
Meski jarak sudah semakin jauh
Canda yang kau berikan
Akan selalu ku kenang
Guru
Aku rindu suasana kelas
Aku rindu suasana kantin
Aku rindu dinasehati

Senin, 29 April 2018.


Aku rindu sosok Ayah dan Ibu
Karya Nurma Isni Sofiriyatin Nahar

Aku tinggal jauh dari rumah
Aku tinggal jauh dari orang tuaku
Ketika malam memanggil
Aku teringat nasehat Ibuku
“tidurlah nak, hari sudah semakin malam”
Ketika fajar memanggil
Aku teringat sosok Ayahku
Beliau berkata
“bangunlah nak, harimu tidak untuk bermalas-malasan”
Ketika aku jauh
Aku rindu suara itu
Tidak ada lagi yang mengingatkan malam
Tidak ada lagi yang mengingatkan pagi
Hanya sebuah pesan singkat yeng bertuliskan
“pulanglah nak, Ayah dan Ibu rindu”

Senin, 29 April 2018.


Biodata

Nurma Isni Sofiriyatin Nahar, lahir di Banyumas, pada  tanggal 9 Juni 1997. Saya bertempat tinggal di Cingebul, Rt 01 Rw  03. Nomor telephone yang bisa dihubungi 083805424633. Saya sekarang tinggal di Semarang dan berkuliah di Universitas PGRI Semarang, mahasiswa aktif semester 6.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...