Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Rapel;Segelintir Surat Dari Anak Rantau

Tertawa yang Tertunda
RAPEL

Ketika kamu tertawa
Tertawa dengan bahagia
Tertawa dengan keceriaan
Tertawa dengan hal-hal yang kamu anggap itu gembira
Terkadang kamu adalah orang yang pembohong besar
Bohong dari kebahagiaan hidupmu,

Ketika kamu tertawa
Seisi bumi tau kamu bahagia
Tawa mu bisa mengalahkan sinar mentari yang menyatu dengan bumi,
Tertawa mu itu lucu
Selucu hidupmu yang ditertawakan dunia
Aku udah lama menunggumu tertawa
Ayolah tertawa bersamaku
Biar bisa kuperlihatkan dunia kepadamu

Lubuk besar 28 April 2018


Segelintir surat dari anak rantau
RAPEL

Ayah
Sepucuk surat hadir dari anakmu
Yang berisikan kata anakmu rindu
Rindu ingin bertemu dengan sosokmu
Pahlawan tanpa balasan

Ibu
Lihatlah anakmu yang kecil ini
Jauh dari kampung halaman
Jauh juga dari pelukan hangatmu
Anakmu yang berada dikampung orang

Aku disini selalu berdoa
Semoga dipertemukan dalam mimpi mimpiku
Karena jauh darimu ku lemah
Kesuksesan memaksakan untuk merantau
Aku rindu kalian

Lubuk besar 29 April 2018


Cinta diujung Kerinduan
RAPEL

Kamu tau rindu itu berat
Rindu yang seakan memuncak dan menggebu- gebu
Sebuah ironi kisah asmara yang tertahan
Dimana alunan jarak yang memisahkan kita
Keadaan memaksakan jauh
Jauh bukan berarti melupakan

Lubuk besar 30 April 2018


BIODATA PENULIS

Nama saya Rapel, lahir di Bengkulu  12 Agustus 1998. Saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Sekarang saya melanjutkan kuliah di Universitas Bangka Belitung jurusan ilmu kelautan angkatan 2017. Alamat saya di dusun lubuk simpang, Lubuk Besar, kabupaten Bangka Tengah provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Contact person : No hp : 085832183618
                           wa      : 081379598750
                          email    : rafel1357901@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...