Surat Berkisah
Sedikit arti di bawah pohon cemara
Banyak makna sedikit kata
Diawali dengan perjumpaan 2 orang pemudi
Tercatat tanggal tua akhir bulan agustus
Disaat kemerdekaan di kumandangkan di halaman
Tepat daerah silir jalan randublatung wulung
Tepat hari sabtu
Di lipat empat kali kecil kecil
Dibubuhi nama terang dan tanda tangan
Sebagai kejutan di sambutnya
Ah surat itu
Sejenis alat penyemangat tanpa gairah teluk kuning
Merinding baca di sepertiga malam
Kata harapan tapi jatuh
Tersungkir di bawah selokan hitam pekat
Dan surat itu berputar
Dimana sekarang ia berada?
Sudilah kiranya jadi kisah
Kisah asmara berujung kecewa
Di Lahan Parkir
Sepintas tengok seorang diri
Berseragam putih lantas berjalan ke arah timur
Motor berjajar berantakan di sudut pintu ruang guru
Enggan memalingkan muka dari satu inspiratif motor berwarna merah kehitaman
Knalpot bekas berdengung nggeng nggeng
Enggan mengedipkan mata dari motor tersebut
Lantas di balik arti berganti
Dimana letak geografis motor itu
Setiap berjalan di arena itu
Tak henti hentinya mata terus menerus menatap dengan indahnya
Bergemuruh dalm bibir ini
Pernah suatu ketika pemilik motor itu
Menanti di persimpangan jalan di pojok kantin sekolah
Lantas dengan gegabah aku menyapa
Meskipun diujung jalan aku tak bisa berkata apapun
Ayoklah pulang cetus dirinya
Mengangguk kepalaku
Sepanjang jalan menuju titik rumah
Denganya dia mengawaliku
Cerita Musim Hujan
Kilauan kabut menanti
Rintihan deraian air berjatuhan
Membasahi bumi dengan ribuan air
Sembari menyeruput secangkir kopi di teras rumah
Meja rotan tempat bersandar nya
Suwung hatinya tatkala mutiara melepaskanya
Tolah toleh dengan mulut klimis
Terurai bingkai cantik menggulung gulung
Sekilas termenung merenungkan diri
Di senja hitam sampah berkeliaran
Cerita putri primadona
Alunan gamelan menjadi saksi
Saksi bisu terurai kenangan
Biodata Penulis
Agustina Fajri Nur Fatimah, alumni dari Sma N 1 Randublatung kab Blora dari jurusan ilmu pengetahuan sosial angkatan 2017 saat ini dalam posisi bekerja, nama ibu Danti dan ayah Mukri, mempunyai hobby menulis bercerita karawitan dan nembang, di sma mengikuti ekstrakulikuler pmr, karawitan dan pramuka, kedepanya semoga bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi. Alamat rumah dk pulo ds pilang kecamatan randublatung kab. Blora Tempat tanggal lahir Blora,20 Agustus 1999.
Sedikit arti di bawah pohon cemara
Banyak makna sedikit kata
Diawali dengan perjumpaan 2 orang pemudi
Tercatat tanggal tua akhir bulan agustus
Disaat kemerdekaan di kumandangkan di halaman
Tepat daerah silir jalan randublatung wulung
Tepat hari sabtu
Di lipat empat kali kecil kecil
Dibubuhi nama terang dan tanda tangan
Sebagai kejutan di sambutnya
Ah surat itu
Sejenis alat penyemangat tanpa gairah teluk kuning
Merinding baca di sepertiga malam
Kata harapan tapi jatuh
Tersungkir di bawah selokan hitam pekat
Dan surat itu berputar
Dimana sekarang ia berada?
Sudilah kiranya jadi kisah
Kisah asmara berujung kecewa
Di Lahan Parkir
Sepintas tengok seorang diri
Berseragam putih lantas berjalan ke arah timur
Motor berjajar berantakan di sudut pintu ruang guru
Enggan memalingkan muka dari satu inspiratif motor berwarna merah kehitaman
Knalpot bekas berdengung nggeng nggeng
Enggan mengedipkan mata dari motor tersebut
Lantas di balik arti berganti
Dimana letak geografis motor itu
Setiap berjalan di arena itu
Tak henti hentinya mata terus menerus menatap dengan indahnya
Bergemuruh dalm bibir ini
Pernah suatu ketika pemilik motor itu
Menanti di persimpangan jalan di pojok kantin sekolah
Lantas dengan gegabah aku menyapa
Meskipun diujung jalan aku tak bisa berkata apapun
Ayoklah pulang cetus dirinya
Mengangguk kepalaku
Sepanjang jalan menuju titik rumah
Denganya dia mengawaliku
Cerita Musim Hujan
Kilauan kabut menanti
Rintihan deraian air berjatuhan
Membasahi bumi dengan ribuan air
Sembari menyeruput secangkir kopi di teras rumah
Meja rotan tempat bersandar nya
Suwung hatinya tatkala mutiara melepaskanya
Tolah toleh dengan mulut klimis
Terurai bingkai cantik menggulung gulung
Sekilas termenung merenungkan diri
Di senja hitam sampah berkeliaran
Cerita putri primadona
Alunan gamelan menjadi saksi
Saksi bisu terurai kenangan
Biodata Penulis
Komentar
Posting Komentar