Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Desilfia Putri;Kamis Di Menteng

Kamis Di Menteng
Oleh Desilfia Putri

Ini bukan mimpi.
Ini tentang keyakinan dan kemunafikan.
Hahh! Aku tersenyum licik melangkah gontai dengan buluk.
Mata berkaca duduk di atas roda Jepang.
Mengulang percakapan dengan tiga asing dikanan dan depanku.
Bahasaku tak dimengertinya,
Omong kosong itu meruntuhkan di jalan panjangku.
Satu pertanyaan, Apa yang aku cari?

Jakarta, Juli 2017


Kepada Mr. Harry
Oleh Desilfia Putri

Jika kau benar fiksi ajarkan aku mengucap Evanesco.
Atau kau berikan saja jubah itu.
Jika kau benar fiksi,
Ajak aku menembus tembok di antara jalur-jalur kerikil,
Atau mungkin kau arahkan saja tongkatmu pada selubung kegelapan.
Tepat pada saat itu kau sebut kutukan gaib,
Dan lenyap setelah percikan silaunya.

Jakarta, Juli 2017


Tiap Pagi, Tiap Kali Derik Pintu Terbuka
Oleh Desilfia Putri

Tiap pagi, tiap kali derik pintu terbuka,
Sudah bertahun-tahun dia berbaring lemah di sana.
Masih meringkuk di tempat yang sama sambil memejamkan mata.
Tidurnya begitu pulas, kadang badannya berpindah hingga ujung kasur.
Kadang dia memeluk guling kesayangannya,
Sesekali mulutnya mengigau dan menggertakkan gigi.

Tiap pagi, tiap kali derik pintu terbuka,
Aku membangunkannya,
Aku menarik selimutnya dan dia menjangkau dengan ujung jari kaki lalu menutupi kepalanya.
Aku juga memanggil namanya hingga meneriakinya,
“Lihatlah matahari di luar sana!”
Dahinya bergeming kemudian ia membuang wajah,
Ia kembali pada malamnya.

Padang, April 2018



Biodata Penulis

Halo, saya Desilfia Putri lahir di Muaralabuh, 30 Agustus 1995. Lulusan Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Padang. Saya berasal dari Solok Selatan, salah satu Kabupaten di Sumatera Barat. Saya sangat senang dengan musik, film, menggambar dan kepenulisan seperti menulis cerpen, puisi dan menulis skenario film.
Untuk contact person saya di 081270297679 atau di instagram @eptlf dan facebook Dhe Aiko Kenichi. Terimakasih sudah membaca puisi saya. Salam literasi!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...