Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Dika Herdian;Melepas Senja

AKU
oleh : Dika Herdian

Aku penikmat senyummu yang bersimpul
Anggun dan merona setengah tertawa
Gamang mencabik noktah
Terfana aku terkubur dalam lamunan

Ohh, duhai dia lentera benderangku
Layu aku seakan tak bertangkai
Ungkapku melatah meski aku membantah
darinya terkuak dengan runtut
Dan ku bisikan rasaku yang meradu

Tanggamus, 1 April 2018


MELEPAS SENJA
Oleh : Dika Herdian

Hening bergumul sepi kini ia menyeruak
Antara insan yang lalu mengutarakan balada
Lantas tersirat ujaran yang menaungiku
Sementara buihnya takut ditertawakan rindu

Ku kaitkan lentera jamuan malam
Seraya menilik seruan-seruan sang haliq
Malam semakin mendayu-dayu
Sementara masih lagi kita sabdakan kebisuan

Tanggamus, 1 April 2018


RINDU MERINDU SIRNA MENYIRNA
Oleh : Dika Herdian

Tak nampak seperti ilusi dari gerilyamu di depan dahi
Gaduh di telinga aku ingin mendengarnya
Beningnya kelopak aku tak mau berhenti menatap
Sedarinya tersentak rupanya kau hanya bersekutu
Rindu ku tulis merindu dari bianglala teralamat padamu
Dan secarik kertas kau baca dengan segerombol hujan!

Tanggamus, 1 April 2018


BIODATA

C:\Users\acer\Documents\#@kalah\thumbnail.jpg Penulis adalah remaja tanggung yang kini hampir menginjak usia 19 tahun, tepatnya pada 27 juni 1999 silam.
Dika, begitulah orang biasanya memanggil dengan nama lengkapnya Dika Herdian. Ia dilahirkan oleh seorang Bapak yang berdarah Jawa dan Ibu yang berdarah Madura. Namun ia lahir dan menetap di Lampung, lengkapnya Jln PTPN VII Tangkit Serdang, Kec. Pugung, Kab. Tanggamus, Lampung.
Dan kini ia tercatat sebagai alumni dari Sekolah swasta yang ada di Kabupaten Pringsewu dengan jurusan Teknik Broadcasting atau Penyiaran.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...