WANITA TANPA TANDA JASA
ETRIS FATIKHAH SARI
Keringat itu bercucuran
Untuk mencari sesuap makanan
Untuk mengisi perut yang keroncongan
Sebagai pengisi energi yang terbuang
merelakan perut yang tak makan
untuk menggerus mulut buah hati tersayang
meski engkau sosok perempuan
yang dibatasi kebutuhan dan di caci maki orang
namun dengan hati yang ikhlas kau rela berjuang
menafkahi diri dan buah hati tersayang
tiada malaikat penolong
tiada pasangan pendorong
kau berdiri tegak memijak lahan kosong
demi kelangsungan hidup yang merongrong
duhai wanita perkasa, yang tak pernah hilang.
Cirebon, 16 april 2018
PERJUANGAN & JASA
ETRIS FATIKHAH SARI
Meratapi dari atas dengan air mata
Melihat rakyat menderita
Di bawah kobaran api yang membara
Memberikan bercakkan asa
Dengan keputusan yang mempesona
Kau kiprahkan sayap yang terbuka
Untuk kami rakyat melata
Yang digerus oleh masa
Kau curahkan semua tenaga
Untuk membangkitkan semangat yang tertunda
Engkau junjung kobaran semangat mereka
Dari yang tidak bisa menjadi bisa
Engkau berada di sini untuk mewujudkan mimpi mereka.
CIREBON, 16 April 2018
TETESAN RINDU
ETRIS FATIKHAH SARI
Rasa kerinduan yang menyelimuti
Bersama dengan kegelisahan hati
Menusuk hati yang gundah sendiri
Bersemi guna mencabik hati ini
Rasa ini terus menggebu
Yang mengalirkan air mata ku
Dengan perasaan kelabu
Yang sangat ingin bertemu
Mata kelipmu terus terbayang
Suara merdumu terus terngiang
Wajah indahmu terus terpampang
Dan senyum yang menghiasi wajahmu yang riang
Apakah engkau tega melihatku
Yang lemah lunglai tanpamu
Dan hanya bayang-bayangmu
Yang terus menghantuiku.
Cirebon, 17 april 2018
Biodata Penulis

NAMA: ETRIS FATIKHAH SARI
ALAMAT: DESA. CIKEUSAL KEC. GEMPOL KAB. CIREBON
NO TELEPON: 089676300551
EMAIL: etrisfatikhahsari@gmail.com
Cita-cita: penulis dan pengusaha
Malam ini saya menulis bersama sepupu saya dan baru selesai sholat maghrib dan di lanjut keesokan hari lagi, puisi pertama saya buat terinspirasi dari sosok bibi yang dulu banting tulang untuk menyekolahkan dan menafkahi anaknya hingga dewasa.
Puisi kedua terinspirasi dari pemimpin yang sangat sigap melayani rakyatnya.
Sedangkan puisi ketiga saya ambil dari suara hati terdalam yang merindukan sosok penting.
ETRIS FATIKHAH SARI
Keringat itu bercucuran
Untuk mencari sesuap makanan
Untuk mengisi perut yang keroncongan
Sebagai pengisi energi yang terbuang
merelakan perut yang tak makan
untuk menggerus mulut buah hati tersayang
meski engkau sosok perempuan
yang dibatasi kebutuhan dan di caci maki orang
namun dengan hati yang ikhlas kau rela berjuang
menafkahi diri dan buah hati tersayang
tiada malaikat penolong
tiada pasangan pendorong
kau berdiri tegak memijak lahan kosong
demi kelangsungan hidup yang merongrong
duhai wanita perkasa, yang tak pernah hilang.
Cirebon, 16 april 2018
PERJUANGAN & JASA
ETRIS FATIKHAH SARI
Meratapi dari atas dengan air mata
Melihat rakyat menderita
Di bawah kobaran api yang membara
Memberikan bercakkan asa
Dengan keputusan yang mempesona
Kau kiprahkan sayap yang terbuka
Untuk kami rakyat melata
Yang digerus oleh masa
Kau curahkan semua tenaga
Untuk membangkitkan semangat yang tertunda
Engkau junjung kobaran semangat mereka
Dari yang tidak bisa menjadi bisa
Engkau berada di sini untuk mewujudkan mimpi mereka.
CIREBON, 16 April 2018
TETESAN RINDU
ETRIS FATIKHAH SARI
Rasa kerinduan yang menyelimuti
Bersama dengan kegelisahan hati
Menusuk hati yang gundah sendiri
Bersemi guna mencabik hati ini
Rasa ini terus menggebu
Yang mengalirkan air mata ku
Dengan perasaan kelabu
Yang sangat ingin bertemu
Mata kelipmu terus terbayang
Suara merdumu terus terngiang
Wajah indahmu terus terpampang
Dan senyum yang menghiasi wajahmu yang riang
Apakah engkau tega melihatku
Yang lemah lunglai tanpamu
Dan hanya bayang-bayangmu
Yang terus menghantuiku.
Cirebon, 17 april 2018
Biodata Penulis
NAMA: ETRIS FATIKHAH SARI
ALAMAT: DESA. CIKEUSAL KEC. GEMPOL KAB. CIREBON
NO TELEPON: 089676300551
EMAIL: etrisfatikhahsari@gmail.com
Cita-cita: penulis dan pengusaha
Malam ini saya menulis bersama sepupu saya dan baru selesai sholat maghrib dan di lanjut keesokan hari lagi, puisi pertama saya buat terinspirasi dari sosok bibi yang dulu banting tulang untuk menyekolahkan dan menafkahi anaknya hingga dewasa.
Puisi kedua terinspirasi dari pemimpin yang sangat sigap melayani rakyatnya.
Sedangkan puisi ketiga saya ambil dari suara hati terdalam yang merindukan sosok penting.
Komentar
Posting Komentar