Sang Penguasa Dusta
Menerkap jiwa kedalam lubang
Menuntut raga menuju jurang
Orang yang kini terambang-ambang
Menusuk hati hingga ketulang
Memaki diri dengan kesengsaraan
Melantarkan orang dengan pengangguran
Menjanjikan dengan kesejahteraan
Namun bukti hanyalah sebuah harapan
Beragam yang menjadi sebuah kebinekaan
Bergelut perang mencari keadilan
Berbudaya menjalin keselarasan
Berlomba uang menjadi kekuasaan
Kami yang tersiksa di penghujungmu
Berupaya keras untuk menjamahmu
Namun dingin kini jadi keringatmu
Dan api yang akan membakarmu
Cinta Tak Pernah Mekar
Dulu bunga yang ku siram
Tak pernah mekar dikala malam
Mungkin putik yang mengeram
Membuat bunga menjadi seram
Lalu ku tunggu sebuah pagi
Menantimu seorang wanita sejati
Tak kunjung juga hati berbagi
Malah menusuk bagaikan duri
Mungkin siang dia datang
Tapi itu hanyalah layang-layang
Yang kini menjadi sebuah bayang
Lalu terbang melayang-layang
Ahhhh kau memang sialan
Membiarkan luka tak beraturan
Apa pantas aku kau abaikan
Yang menantimu diujung jalan
Sialan kau memang sialan
Membiarkan bungaku layu dihalaman
Tanpa tahu harus kedatangan
Sebuah harapan tanpa kesabaran
Bintang Yang Kurindu
Malam kini semakin sendu
Menelan indahnya serdadu
Mengadu disetiap sujudku
Karena merindu akan sosok dirimu
Kau indah bagai bintang
Berkedip bagai kunang-kunang
Hati yang semakin terang
Namun itu lamunan yang terbayang
Kau berkedip menyapaku
Menghias terang dimalamku
Aku tak tahu dan terpaku
Tertunduk diam semakin bisu
Kini doalah yang menyampaikan
Atas apa yang kukatakan
Sebab engkau yang dinantikan
Untuk selalu kurindukan
Kau meranggut terang dimalamku
Dengan ramalan yang tak tentu
Jika boleh kupinjam namamu
Untuk selalu kusebut didalam doaku
Maaf bila bintang itu kuraih
Lalu ku kejar tanpa pamrih
Dan kusimpan tanpa perih
Karena kau sang illaih
Biodata Penulis

Namaku fauzi hidayatulloh, aku dilahirkan sebagai seorang pria, karena ayah dan ibuku menginginkan anak pertamanya adalah seorang pria, bukan seorang wanita bukan pula seorang piduaria atau semacamnya. Aku dilahirkan tanggal 15 juni 1999. Waktu itu pas pertama kali aku diberinama. Dulu waktu aku di kandung aku tinggal di rahim ibuku tapi sekarang aku tinggal dirumahnya ibuku, tepatnya di Kota Taikmalaya, Jawa Barat, Indonesia tercinta. Tapi suatu hari nanti aku ingin tinggal diluar kota, meraih cita-cita yang dulu pernah aku katakan.
Aku seorang penulis, tapi bukan seorang penulis handal. Aku juga seorang pembaca namun tak pandai membaca pikiran orang. Karena dari sejak aku kecil, aku diajarkan menulis dan membaca, makannya aku bisa menulis dan membaca. Tapi sayang, tulisanku hanyalah untaian kata yang tak bermakna. Bahkan untuk menulis puisipun seadanya saja. Karena yang aku tahu, puisi itu hanyalah kalimat bayang yang melintas dipikiran kita lalu kita tuangkan kesebuah kertas kosong dan akhirnya jadilah puisi yang berimajinasi dari selintas ilustrasi otak kita. Kemampuan menulis puisiku masih belum sempurna dan tak seindah pelangi yang berwarna-warni. Dan semoga ini adalah awal dari karier pertamaku dalam menulis puisi. Karena aku ingin sekali puisiku dilihat oleh seluruh negara. Dari pada aku tulis distatus WhatsApp untuk dilihat orang, padahal kontaknya hanya 10 orang itu semua juga keluargaku.
Facebook : fauzi enjang
Instagram : @fauzihe540
Id Line : fauzihe15_
WhatsApp : 083101694722
E-Mail : fauzihe540@gamil.com
Menerkap jiwa kedalam lubang
Menuntut raga menuju jurang
Orang yang kini terambang-ambang
Menusuk hati hingga ketulang
Memaki diri dengan kesengsaraan
Melantarkan orang dengan pengangguran
Menjanjikan dengan kesejahteraan
Namun bukti hanyalah sebuah harapan
Beragam yang menjadi sebuah kebinekaan
Bergelut perang mencari keadilan
Berbudaya menjalin keselarasan
Berlomba uang menjadi kekuasaan
Kami yang tersiksa di penghujungmu
Berupaya keras untuk menjamahmu
Namun dingin kini jadi keringatmu
Dan api yang akan membakarmu
Cinta Tak Pernah Mekar
Dulu bunga yang ku siram
Tak pernah mekar dikala malam
Mungkin putik yang mengeram
Membuat bunga menjadi seram
Lalu ku tunggu sebuah pagi
Menantimu seorang wanita sejati
Tak kunjung juga hati berbagi
Malah menusuk bagaikan duri
Mungkin siang dia datang
Tapi itu hanyalah layang-layang
Yang kini menjadi sebuah bayang
Lalu terbang melayang-layang
Ahhhh kau memang sialan
Membiarkan luka tak beraturan
Apa pantas aku kau abaikan
Yang menantimu diujung jalan
Sialan kau memang sialan
Membiarkan bungaku layu dihalaman
Tanpa tahu harus kedatangan
Sebuah harapan tanpa kesabaran
Bintang Yang Kurindu
Malam kini semakin sendu
Menelan indahnya serdadu
Mengadu disetiap sujudku
Karena merindu akan sosok dirimu
Kau indah bagai bintang
Berkedip bagai kunang-kunang
Hati yang semakin terang
Namun itu lamunan yang terbayang
Kau berkedip menyapaku
Menghias terang dimalamku
Aku tak tahu dan terpaku
Tertunduk diam semakin bisu
Kini doalah yang menyampaikan
Atas apa yang kukatakan
Sebab engkau yang dinantikan
Untuk selalu kurindukan
Kau meranggut terang dimalamku
Dengan ramalan yang tak tentu
Jika boleh kupinjam namamu
Untuk selalu kusebut didalam doaku
Maaf bila bintang itu kuraih
Lalu ku kejar tanpa pamrih
Dan kusimpan tanpa perih
Karena kau sang illaih
Biodata Penulis
Namaku fauzi hidayatulloh, aku dilahirkan sebagai seorang pria, karena ayah dan ibuku menginginkan anak pertamanya adalah seorang pria, bukan seorang wanita bukan pula seorang piduaria atau semacamnya. Aku dilahirkan tanggal 15 juni 1999. Waktu itu pas pertama kali aku diberinama. Dulu waktu aku di kandung aku tinggal di rahim ibuku tapi sekarang aku tinggal dirumahnya ibuku, tepatnya di Kota Taikmalaya, Jawa Barat, Indonesia tercinta. Tapi suatu hari nanti aku ingin tinggal diluar kota, meraih cita-cita yang dulu pernah aku katakan.
Aku seorang penulis, tapi bukan seorang penulis handal. Aku juga seorang pembaca namun tak pandai membaca pikiran orang. Karena dari sejak aku kecil, aku diajarkan menulis dan membaca, makannya aku bisa menulis dan membaca. Tapi sayang, tulisanku hanyalah untaian kata yang tak bermakna. Bahkan untuk menulis puisipun seadanya saja. Karena yang aku tahu, puisi itu hanyalah kalimat bayang yang melintas dipikiran kita lalu kita tuangkan kesebuah kertas kosong dan akhirnya jadilah puisi yang berimajinasi dari selintas ilustrasi otak kita. Kemampuan menulis puisiku masih belum sempurna dan tak seindah pelangi yang berwarna-warni. Dan semoga ini adalah awal dari karier pertamaku dalam menulis puisi. Karena aku ingin sekali puisiku dilihat oleh seluruh negara. Dari pada aku tulis distatus WhatsApp untuk dilihat orang, padahal kontaknya hanya 10 orang itu semua juga keluargaku.
Facebook : fauzi enjang
Instagram : @fauzihe540
Id Line : fauzihe15_
WhatsApp : 083101694722
E-Mail : fauzihe540@gamil.com
Komentar
Posting Komentar