Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Ita Putri Nengsih;Imajinasiku

HARAPAN YANG MENJADI KENYATAN
Karya: Ita Putri Nengsih

Aku melangkah dengan kenyataan
Mendorong percikan-percikan kecil dengan memantafkan niat
Agar kelak menjadi kenyataan besar
Dan mampu dinikmati oleh halayak ramai
Harapan kecilku.....
Kau akan Aku genggam dengan keberhasilanku
Kerja keras dan pantang menyerah modal utamaku
Akan Aku perjuangkan lewat Doa dan Ikhtiarku
Tak henti Aku mengangkat tangan disepertiga malam
Memanjat Doa dalam sembahyang
Meminta akan setiap keberhasilan yang manfaat
Dan tak henti-hentinya meminta restu sang Ibu
Kuucap dzikir atas rasa syukur yang telah didapat
Kuucap laahaula walaaquwata illa bilhaq atas kekuatanNya
Kuucap illa biidznilah atas kebesaranNya
Dua tahun lampau dirintis hingga berhasil
Ya...Rabb Terima Kasih untuk kesuksesaan ini
Segudah harapan telah tercapai
Haus akan ilmu masih sangat dibutuhkan
Tetaplah rendah hati dan memberi tanpa pamrih
Pantang menyerah dalam planning yang telah dibuat
Semangat meraih impian-impian yang belum tercapai
Genggam Allah dalam dekapan yang dekat
Ucap syukur dikala kesuksesaan telah kau Raih

Tasikmalaya, 26 April 2018


IMAJINASIKU

Ada setitik harapan untuk sebuah hati
Dan kini Aku meyakini itu
Hatiku tertuju hanya untuk kemeja merah
Sebuah hati yang Aku angankan tentang Mu
Desa-desu tentangmu berdatangan
Wanita lain telah menjadi bagian hatimu
Lantas Aku menjerit dan menangis
Sepertinya Aku hanya angin
Kau adalah hati......
Yang sejatinya telah Aku perjuangakan
Apa dayaku orang lain telah mengusiknya
Sepotong harapanku telah musnah dimakan waktu
Kau bukan bagianku
Kau hanya imajinasiku
Ya....hanya sebatas imajinasi
Yang Aku perjuangkan lewat satu hati
Pantas orang lain memanggilmu bisu
Karena mata dan hatimu telah direnggut
Aku hanya Insyan biasa
Yang telah memiliki sayap yang patah

Tasikmalaya, 26 April 2018


LANGIT
Karya: Ita Putri Nengsi

Pagi itu.....
Aku berdiri diatas tirai putih
Memuji asmaMu lewat Dzikir
Indahnya langit menjadi saksi atas kuasaNya
Pagi itu...Sang Surya membuka fajar
Melambaikan kuasanya dengan gagah
Tanpa pamrih rasa ingin diberi
Hanya Makhluknya saja yang kurang bersyukuir diri
Sore itu.....
Aku berdiri disenyapnya sawah yang hijau
Mentadaburi alamMu yang elok rupawan
Memandang Langit dengan birunya kelabu
Awan bergelut untuk sampai ke Langit
Burung-burung berkicau dengan merdu
Siang itu....Sang Surya menutup senja
Untuk menghadirkan jutaan kuasanya yang sangat agung
Malam itu.....
Aku berdiri dipelataran rumah
Duduk manis diatas rumput
Menyaksikan ribuan bintang yang berkedip
Menunggu cahaya sanga bulan datang
Menenangkan hati dengan memandang LangitMu
Lantuan ayat-ayatMu yang agung terdengar nyaring ditelinga
Maha benar Engakau dengan segala kuasaMu

Tasikmalaya, 27 April 2018


BIODATA

Penulis kelahiran Tasikmalaya, 27 oktober 1997, yang bernama Ita Putri Nengsih, dibesarkan dikeluarga sederhana dan perihnya pendidikan pesantren menjadi salah satu motivasi untuk menjadi insan yang bermanfaat untuk manusia lain. Penulis memiliki hobi membaca dan berimajinasi tentang kondisi yang sedang dirasakannya. Menulis adalah salah satu cara untuk memanfaatkan keadaan dalam situasi dan kondisi apapun agar tidak ada kesempatan masa lalu dan impian yang terbuang sia-sia, maka dari itu dengan menulis kita tidak membuang waktu secara sia-sia.
Contact person: 085224296478

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...