Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Ja’far Tahmid Aqimuddin;Jika Saja

Jika Saja
Ja’far Tahmid Aqimuddin

Jika saja

Aku menjadi Jalan yang lenggang yang biasa kau pijakan
Atau kendaraan terburu-buru yang dibawa untuk kau kenakan kerja

Dan aku..
Aku hanya diam dibawah, senantiasa berstagnasi tanpa senggang
Sementara kau diatasku, hendak diburu oleh waktu

Aku senang ketika tubuhku berlubang
Bahkan menjadi polisi tidur setinggi lima belas senti meter.
Pasti kau benci pada keduanya
Saat kau berkendara Hendak memburu waktu
Yang Membuatmu senggang untuk berhenti atau menghindarnya.

Jika saja,
Aku menjadi benda kecil paling penting dari mu
Kecil sangat kecil seperti berlian cincin langka
Jika itu, aku ingin diam-diam lepas dan menjatuhkan diri di jalan ketika kau memakainya.
Dan berharap tidak pernah ditemukan

Jika saja,
Aku ingin kau serperti kopi panas dipagi hari
Kopi yang dikecupkan atau sendok yang nyaring mengganggu hening,
Yang menjadi kemalasanku bangkit dari beranda

Jika saja,
Aku berharap ada seberangkas kosong yang bersedia menyimpan rasa.

Bandung, 28 April 2018


Terlanjur Mencintai Sajak
Ja’far Tahmid Aqimuddin

Waktu itu,
Aku menyandung kumpulan kertas
Yang tertancap ditanah gersang.
Terjatuh lalu tersungkur
Hingga terseret jauh oleh kata .

Tapi aku senang mendapat luka
Untung aku belum pernah membencinya.
Saat itulah kesadaran tertumpulku sudah di asah olehnya

Aku menyukai kesungkuranku waktu itu
Akhirnya aku terlanjur cinta pada sajak.
Kata-katanya sebenarnya pemalu
Namun ia siap meledakan pembuluh darahmu

Jangan banyak melempar kata
Sajak ditulis bukan untuk kau kenakan ke perayaan.
Sajak pun bingung cara menjatuhkan konstelasi yang lemah sekalipun.
Lagi pula, Sajak tak mengharapkan tepuk tangan,
Bahkan memaksudkanmu besar kepala

Ia hanya mampu memperjam kesadaran
Dan berharap dimengerti secara fundamental

Sajak itu mengerikan
Sebab dipusat tiap kata terolah
Ada sesuatu yang menggoyahkan akal sehatmu
Bukan berarti menjadi penggilanya

Singkirkan cuma kata
Lihat dan baca lagi
Hingga lenyap maksudmu mengada-ngada

Bandung, 28 April 2018


Manifestasikan
Ja’far Tahmid Aqimuddin

Bangkitlah sekedar menghirup napas
Pagi biru datang pada diri yang culas
Sorot mentari menepuk tubuh tanpa keras
Disanalah, tarik baring  telah terkuras

Lalu Melangkahlah dari jurang jengah
Mencuri sepetak tapak pada titik tengah
Mengayunkan lengan dengan santai
Meringkas kaki pada kisah yang mengintai

Jika kau memburu waktu yang merangkak maju

Maka, Ciptakanlah langkah seribu jarak
Berlarilah, bertualang dari kota yang mengerak
Dada yang menggebu menyisakan sesak
Bisik Deru angin biarlah tak tersibak

Jika diri ini jatuh memeluk tanah
Bangkitlah seperti sedia kala
Jika diri tersungkur pada jurang terjal
Mintalah setiap akar menjalar meraihnya

Bandung, 28 April 2018


Biodata Penulis


G:\MyFavorite\IMG_20180214_182346.jpgPerkenalkan Nama Saya Ja’far Tahmid Aqimuddin duduk dibangku sekolah MA Zakaria kelas 11. Nomor telepon saya ialah 0895361096832. Saya tinggal di Bandung, tepatnya di Komplek Permata Biru Blok J.116, RT 1 RW 15 Kecamatan Cileunyi Kelurahan Cinunuk. Saya memiliki beberapa hobi, terutama saya suka sekali menulis puisi. puisi apa saja ketika saya  memiliki motivasi dan inspirasi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...