Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Josua Nababan;Doaku Tlah Diam

Doaku Tlah Diam
Oleh Josua Nababan

Adalah dia
Pelukis kata tanpa jejak
Diam tanpa berbisik aku mau
Seolah memang tak kenal lagi oleh pukul 5
Relaku bukan untuk waktu kini
Bahkan jika memang seperti
Pergiku akan menjawab
Karena ini bukan salahnya
Tapi aku yang mencintaimu terlalu sempurna
Di puing-puing aksara doaku
Yang kini tlah diam
Medan estate, 5 April 2018


Tujuh Tujuh Tujuh Kali Terdiam
Cipt Josua Nababan

Sama saja semua hanya teragukan
Kembali bersama untuk sesal
Atau semua hanya salah semata
Dengan seruan angin di lapangan itu
Segala tak putus mengirim
Tujuh tujuh tujuh kali terdiam
Tak jenuh menjegal
Pilihan hanya seolah keinginan
Merintis semua angan berkecamuk
Tak henti-hentinya
Medan, 18 Maret 2018


Orasi sejentik golongan
Cipt Josua Nababan

Bila hari ini berbicara tentang luka
Ada saatnya gendang itu bernyanyi
Tak jemu mereka menyanyikan kelemahan
Menari-nari lembah tak diam
Seiring jenuh menjegal dendam tak sara
Gerobak sendiri tanpa derau tak sama
Mutu tak jaminan senja berlari
Untuk perubahan negeri
Nyanyian hina nya
Kami tak akan diam
Tunggu..
Medan, 10 Maret 2018


Biodata Penulis Puisi

Josua Nababan adalah seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan stambuk 2015. Lahir di Pekanbaru Riau pada 9 Maret 1997. Dia anak ke 2 dari 3 bersaudara. Sekarang dia beralamat di Jalan Dolok Sanggul No 57, Kec Parbuluan Kab Dairi Sidikalang, akan tetapi selama kuliah dia tinggal di Jln PBSI No 08 Medan. Josua nababan mempunyai motto dalam hidupnya “Apapun yang kau lakukan dalam hidup ini, lakukanlah sama seperti engkau melakukannnya kepada Tuhan, maka dalam hidupmu akan berlimpah kebaikan”. No Hpnya 081269961092 dengan alamat email: josuanababan93@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...