Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Kokom Komariah;Indonesiaku Menangis

Indonesiaku Menangis
Karya : Kokom Komariah

Deritan tangisan sudah sunyi terdengar
Karena sudah terlalu lelah menjerit kencang
Indonesiaku tersedu
Mengadah pada Tuhan
Mengadu kapan penderitaan akan selesai
Wahai bangsa negeri
Dengarkah jeritan negerimu ini?
Lihatkah tangisan negerimu ini?
Yang terus diperlakukan tidak wajar
Hingga segalanya dilebih-lebihkan
Bersabarlah wahai negeri
Tahanlah pilumu wahai tanah air
JAKARTA,08 APRIL 2018


Negeri Titipan
Karya : Kokom Komariah

Dulu kami cinta negeri ini
Yang jika bertemu dapat saling berpadu
Dulu kami cinta negeri ini
Yang terlihat mahsyur juga saling bertegur
Bukan saling merusak
Bukan saling menyalahkan
Juga bukan saling menyatakan siapa yang harus dipenjarakan
Semua bait kata masih terdengar manis
Semua tindakan masih terlihat jelas
Bukan yang memang ingin menjatuhkan
Masih harumkah nama negeri ini?
Mengapa terdengar begitu pelik dijagat raya?
Indonesia
Nama yang begitu mewah dengan terbentangnya sawah
Nama yang begitu mahsyur dengan alam yang subur
Bukan yang akan menjadi kotor dengan para koruptor
Yang semakin memiskinkan yang miskin
Bukan yang terpecah karena pendapat
Yang semakin mencela keyakinan masing-masing
Indonesia
Kami sangat berhutang banyak padamu
Maafkan kami yang hanya dapat mengkritikmu
Merusak alam mu
Merusak amanah dari pahlawanmu
Merusak nama baikmu
JAKARTA,08 APRIL 2018

Wahai Indonesia yang Malang
Karya : Kokom Komariah

Sesungguhnya dimatamu kami hanya seonggok benih yang lapuk
Yang seharusnya mekar di setiap zaman
Bukan yang hanya menumpang hidup di tanah perjuangan para pahlawan
Wahai negeri kami yang sangat mahsyur
Berikanlah kami waktu
Untuk menjadikan nama baikmu akan baik
Agar anak cucu kami dapat kami ceritakan keelokanmu bukan masa sengsaramu
Teriaklah sesuka hatimu wahai negeri
Menjeritlah sekuat tenagamu wahai alam
Agar mereka yang merusakmu dapat tertegur
Agar mereka dapat tersadar
Bagaimana keadaan engkau yang sangat memprihatinkan
Kami yang belum berbuat apa-apa
Hanya mampu mengadu
Mengadah pada Tuhan
Agar engkau terselamatkan
Kamipun berjanji padamu wahai negeri
Kami tak akan diam
Kami akan bangkit akan prestasi
Mengharumkan nama mu yang telah koyak
Mengharmonikan kedamaianmu yang telah mati
Agar kembali menjadi sebuah negeri impian
Bukan sekedar negeri titipan
JAKARTA,08 APRIL 2018

Biodata penulis

Kokom Komariah berasal dari Jakarta tepatnya di daerah Cilincing Jakarta Utara. Memiliki nama pena “kome” yang merupakan nama panggilan sehari-hari. Remaja yang amat gemar dengan sajak, puisi juga sejarah. Walau kadang lebih banyak menikmati karya dibanding meciptanya. Email : kokomkomarii@gmail.com / instagram: @kokome

Komentar

  1. Indonesia berduka, atas tindakan mereka yg egois, indonesia berduka atas tindakan mereka yg serakah, Indonesia berduka, atas tindakan mereka yg jadi pemecah bangsa, indonesia berduka atas pemimpin2 yg tidak adil, dan indonesia berduka.....thanks buat kome yg udah menyuarakan suara dan jeritan rakyat,,, semoga mereka yg berbuat demikian sadar atas apa yg mereka perbuat...Hidup Indonesia,

    BalasHapus
  2. Indonesia berduka, atas tindakan mereka yg egois, indonesia berduka atas tindakan mereka yg serakah, Indonesia berduka, atas tindakan mereka yg jadi pemecah bangsa, indonesia berduka atas pemimpin2 yg tidak adil, dan indonesia berduka.....thanks buat kome yg udah menyuarakan suara dan jeritan rakyat,,, semoga mereka yg berbuat demikian sadar atas apa yg mereka perbuat...Hidup Indonesia,

    BalasHapus
  3. Sangat bagus dan tersirat makna yang mendalam dari penulis melihat sudut pandang negeri yang sedang menghadapi suatu problematika dan krisis yang terjadi. Sukses terus kome, semiga karyamu dapat menginspirasi dan mewarnai negeri ini. Aamiin

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Bagus dan artinya sangat mendalam
    Sukses ya kom ����

    BalasHapus
  6. Bagus dan artinya sangat mendalam
    Sukses ya kom ����

    BalasHapus
  7. Semoga pembaca sadar akan keadaan negeri saat ini

    BalasHapus
  8. Semoga pembaca sadar akan keadaan negeri saat ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...