Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi M. Anang Jazuli;Mencium Bumi

Suratan Rakyatmu
 M. Anang Jazuli

Kau apakan Indonesiaku ?

Negara yang dulu makmur nan sentosa,
Telah kau ubah jadi rumah para bedebah
Bangsa yang dulu adil lagi bijaksana,
Kau sulap jadi markas serigala berbulu domba
Bumi pertiwi yang elok nan indah,
Kini penuh akan orang tak bersahaja
Tanah yang dulu sakti akan nilai sejarah,
Tampaknya identitas itu mulai sirna

Harus ku bertanya pada siapa lagi tentang kau ?

Seribu julukan tak mampu hentikan
Larangan agama terus kau kerjakan
Nafsu bejatmu yang arogan
Hilangkan panca kemanusiaan
Kau itu ! Bagai penyakit yang ganas
Kau sebabkan bangsaku lemah tak berdaya
Kebiadabanmu jadikan negeriku jadi hina
Martabat bangsaku telah hilang entah kemana
 
Agaknya diriku ini terlalu kecil
Tuk ucapkan sebuah nasihat
Pada kau yang sudah berumur
Tapi buta kan nilai kebenaran

Sudahlah, kau sudahi saja perilaku kejimu itu !

Bangsa ini sudah sakit
Jangan kau buat dia tambah sakit
Bisa jadi bangsa ini akan kolaps dan hancur
Jika kau tak pernah sadar, akan tindakan
Sadarlah, kau tak tau apa ?
Selama perbuatanmu masih merajalela
Keadilan dan kemakmuran
Hanya jadi fatamorgana belaka


Seberkas Cahaya Kehidupan
M. Anang Jazuli

Ketika ketetapan hati bergejolak
Terombang-ambing tiada kepastian
Tiada tujuan, Tiada harapan
Laksana buih di tengah lautan

Matapun berbinar
Temaram yang dulu kelam
Perlahan mulai terpijar
Menelisik arti hidup
Hingga tercipta suatu kepastian

Lalu, siapakah gerangan itu ?
Yang membuat hidup berbuah kemajuan
Dari harapan tertunai kenyataan
Hingga lubuk hati tertancap ketetapan

Tak kan lagi tersirat kekelaman
Tiada lagi terucap keraguan
Yang nantinya bermuara kesesatan

Terlihat seberkas cahaya kehidupan
Terselimuti kelamnya kegelapan
Yang mengantar manusia mengalami kesuksesan
Apakah itu ?

Pandangan ke depan dan tujuan penuh kepastian


Mencium Bumi
M. Anang Jazuli

Ingin kusampaikan sajak tanpa nama
Yang kutuliskan sejak tangan menengadah
Hingga mata mulai menyempit
Dan hati meulai terhimpit

Ingin kudengungkan larik doa
Yang diharapkan sejak kubaca iftitah
Hingga mata mulai membuka
Dan hati mulai gembira

Ingin ku mencium bumi sekali lagi
Dan berharap langit mendengar
Hingga buat warna langit gempar
Bahwa disini ada seonggok daging yang
mengharap ilahi


Biodata Narasi

Penulis adalah kelahiran Sidoarjo, 6 Mei 2001. Bernama M. Anang Jazuli. Tercatat sebagai siswa di SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School Sidoarjo. Duduk dibangku kelas XI- Matematika Ilmu Alam
Penyuka mata pelajaran berhitung, dan suka menulis sejak kelas 9 SMP. Public speaking adalah suatu hal yang sering dilakukan penulis, untuk mengaplikasikan apa yang telah ditulis. Kritik dan saran bisa disampaikan lewat akun facebook Anang dan email anangjazuli25@gmail.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...