Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Maulidana Hidayatulloh;Negeri Tanpa Korupsi

Pandangan Pertama Kali
Karya : Maulidana Hidayatulloh

Akhirnya,
Pengalaman-pengalaman itu datang juga dalam hidupku
di saat pertama kali aku bertemu denganmu
Perasaan yang berbeda muncul di dalam hatiku

Tawamu yang menggugah hatiku
Begitu indah seperti wajahmu
Suaramu yang begitu merdu
Membuatku merasa beruntung
Dilahirkan sebagai lelaki yang ada di sampingmu

Jadi inikah cinta pandangan pertama?
yang membuat orang rela mati untuknya
yang membuat orang rela minum racun tikus
yang membuat kisah Romeo & Juliet menjadi abadi

oooh, ternyata…

Jatuh cinta tidak sama dengan jatuh dari pohon nangka
Jatuh cinta tidak sama dengan jatuh dari menara
Jatuh hati tidak sama seperti jatuh saat mendaki.

Akhirnya aku putuskan
untuk jatuh dan cinta
Padamu wahai bidadariku


Negeri Tanpa Korupsi
Karya : Maulidana Hidayatulloh

Indonesia.
Negeri yang kaya.
Negeri yang tak ternilai harganya.
Negeri yang mempunyai beragam juta jenis flora dan faunanya .
Negeri yang adat istiadat dan kebudayaannya sangat kental.

Sejarah membuktikan.
Kerajaan-kerajaan besar hidup di bumi Nusantara.
Sungguh negeri yang kaya, makmur, dan berjaya.
Membuat pihak asing saling berebut dalam melakukan penguasaan, pemaksaan, bahkan penjahan.

Kini, setelah 73 tahun merdeka.
Kondisi kita masih belum beranjak jauh dari kondisi kesengsaraan buyut dan kakek-nenek kita.
Mereka berharap agar kemerdekaan mampu menjadi jembatan emas menuju kehidupan sejahtera.

Dari waktu ke waktu.
zaman ke zaman
pemerintahan ke pemerintahan
Selalu lahir para koruptor yang menggentikan para penjajah.
Menyerap kekayaan negara demi keuntungan pribadi.

Oleh karena itu…
Mari bersama-sama kita bangkit.
Bangkit dari keterpurukan ini.
Membangun negeri yang sejahtera.


Anak Bangsa
Karya : Maulidana Hidayatulloh

Indonesia
Negeri yang kaya

Tapi nyatanya…
Pesakitan merajalela
Pengangguran dimana-mana

Ketika Indonesia butuh inspirasi?
Sang harapan bangsa mulai berbakti

Ketika Indonesia seperti ini?
Siapakah yang akan membenahi
Tentu tidak lain dan tidak bukan
Anak bangsa yang harus memerdekakan


Sidoarjo 22 April 2018


Biodata Penulis

Saya adalah Maulidana Hidayatulloh, anak ke-5 dari enam bersaudara, tepatnya pada tanggal 08 Juli 2000 di Pasuruan, Jawa Timur. Saya tinggal di Ds Kalipang Kerajan, Kec. Grati, Kab. Pasuruan.
        Sejak usia 16 tahun saya diajak bertransmigrasi ke Sidoarjo oleh kakak saya. Pendidikan di Pasuruan yang konon tidak sesempurna pendidikan di Sidoarjo membuat kakak dan orang tua saya berambisi untuk menyekolahkan saya di Sidoarjo, tepatnya di Desa Sarirogo, Kab. Sidoarjo. Saya adalah seorang alumni Mts Nurul Badri, Ds Kalipang, Kec. Grati, Kab. Pasuruan. Berada jauh dari orang tua adalah hal terberat bagi saya saat menempuh pendidikan disana. Berat karena selama ini saya tidak pernah melakukan suatu hal seorang diri, melainkan bersama orang tua saya. Meskipun saya tinggal di Sidoarjo dengan kakak saya, tetap saja terasa berbeda, tidak sama dengan dulu saat saya berada di rumah. Tetapi dengan semangat yang selalu diberikan oleh kakak dan orang tua saya, dan saya harus menempuh SMA di SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School (Kab. Sidoarjo).
FB: Nanang Taz Mania Ocs Jr, IG: nanang_tazmania, E-mail: mdana3014@gmail.com,
CP: 085746485584

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...