Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Muhammad Erik Nurhidayat;Hikayat Kain Putih

Hikayat Kain Putih 
Karya : Muhammad Erik Nurhidayat

Terdengar saling sahut dari corong-corong kubah
Menelan keramaian massa
Yang jatuh satu persatu dalam beberapa kain putih
Inikah kematian itu ?

Di jalanan dengan bertaburan kuntum bunga
Dengan sekarung logam uang yang dijatuhkan sengaja
Sedekahkan pada bumi ini
Ditelan oleh nyawa-nyawamu yang masih ada dibawah keranda
Mereka saling merunduk bertawaf tujuh kali

Terompet sangkakala sudah ia terima
Namun dunia belum berakhir hanya merasakan serpihan bencana
Menenggelamkan moral
Wanita-wanita sudah pada bersolek diri berjajar pantai
Inikah kiamat sugro itu, Tuhan ?

Kain putih itu
Hanya sehelai mayat
Disingkirkan ataukah menjadi pilihan malaikat
Untuk diterbangkan ?

Yogyakarta , 24 April 2018


Nenek Penjual Bunga Kuburan 
Karya : Muhammad Erik Nurhidayat

Nampak kerut di wajahmu
Berjarit jawa bertikar bunga-bunga rumpun kuburan
Riwayatmu kini hingga usiamu merapuh
Kau tetap setia pada patahan kuntum-kuntum

Sungguh mulia di saat senjamu harus berhenti bersinar
Namun kau tetap memberikan cahaya untuk nyawa yang telah mati
Memberikan mewangian walau kau tahu tak semua meninggalkan noktah putih
Demi kebaikan doa-doa yang dipanjatkan

Kepala yang kau ikat hingga 1 abad
Tak kau risaukan
Mungkin itu prasasti penghargaan bagimu
Mungkin itu piala juara atas jasamu
Ataukah engkaulah pahlawan kusumanegara itu ?

Yogyakarta , 24 April 2018


Wijaya Kusuma Bercerita 
Karya : Muhammad Erik Nurhidayat

Engkaulah bunga ningkat
Tergabung dalam rampai menahun di tengah-tengah cerita jawa kuno
Kaulah laon cerita kemakmuran
Juga kisah kejayaan

Gold , Glory , Gospel
Tersirat dalam makna engkau bermekaran
Membentuk kubah tanaman
Tuanku seorang yang kaya raya
Tuanku dipenuhi harta yang berlimpah
Begitu kau bercerita

Akulah wijaya kusuma
Bunga seribu bulan
Jangan engkau paksakan
Jika aku tak mau menunjukan rupa ?

Yogyakarta , 24 April 2018


Biodata Penulis:

Muhammad Erik Nurhidayat , penulis buku “ Peluit sang Primadona” ini suka dengan tantangan . Travelling dan fotografi adalah hobi yang disukainya.  Baginya menulis merupakan sebuah olah rasa  untuk menjadikannya dewasa dan ruang untuk berbagi dengan sesame lewat tulisan. Fb : Muhammad Erik Nurhidayat , Hp. 085643989808. Email : eriknurhidayatmuh@gmail.com
Alamat : Ponggalan rt 14 rw 05 uh 7/161 kelurahan giwangan, Kecamatan umbulharjo
Kota Yogyakarta 55163.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...