Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Ngesti Gamariskhi;Cerita Senja


Merelakan
Ngesti Gamariskhi

Gelap malam penuh kesunyian
Memasung jiwa dalam kesendirian
Membebaskan ingatan dari jeruji besi sebuah pikiran
Laksana pencuri dengan sejuta ambisi
Kenangan itu merangkak kembali
Mengusik luka yang hampir terobati
Untuk tawa yang tak lagi ada
Duka yang tak lagi dihadapi bersama
cerita yang urung selesai, terpaksa usai
Aku mulai menyerah
Mengistirahatkan segala peluh berujung jenuh
Berusaha berpasrah
Pada ketetapan-Nya yang tak sekalipun salah
Terimakasih telah ada
Dari kita yang mulai berjeda
Aku akan merayakan kehilangan
Dalam sebuah perjalanan kehidupan
Bahwa meralakan adalah obat takterelakkan
Pilihan yang akan membawa kelegaan

Magetan, 21 April 2018


Cerita senja
Ngesti Gamariskhi

Seiring kepergian senja
Goresan pena menyapu kertas lusuh diambang meja
Melukiskan cerita tanpa jeda
Menjadikan kau sebagai tema
Pahit, getir, pilu itulah rasanya
Isak tangis semakin menggetarkan jiwa
Membelah sepi dalam suara yang memekakkan telinga
Teriakan bersahut bersama merahnya jingga
Menerobos angkasa dalam amarah yang tak terhingga
Bahagia, hanya itulah harapan yang tercipta
Merelakan, hanya itulah pilihan yang tersisa
Atas kepergian kau yang tiba-tiba dan selamanya
Doaku tak lebih selain kau tenang di sisi-Nya
Bahagia bisa kembali pada Sang  Maha Pencipta
Tempat pulang sesungguhnya
Meski di sini hanya ada kidung berbalut air mata
Kau tak akan terlupa, tersimpan rapi dalam sudut memori
Terkenang abadi bersama gelap malam yang mulai menyelimuti
Juga aksara yang mulai memenuhi kertas lusuh ini

Magetan, 24 April 2018


Wanita Nomor Satuku
Ngesti Gamariskhi

Sang Peneduh
Kala jiwa terhuyung runtuh
Raga memberontak mengeluh
Bagai kehilangan arah
Ingin menyerah
Sang Penyemangat
Kala langkah mulai tersendat
Termakan malas yang menjerat
Ego yang tinggi
Ingin berhenti dan menyudahi
Sang Penegar
Kala semua menghindar
Tidak peduli keriput penanda usianya yang tua
Tubuh yang semakin renta
Ia selalu ada
Dengan senyum yang begitu mempesona
Bagai senja dengan mega yang tercipta
Sosok manusia sejuta makna
Dengan doa tiada tara
Cinta yang maha luar biasa
Diantara banyak salahku
Doaku selalu untuknya, wanita nomor satuku
Yang kupanggil : Ibu

Magetan, 25 April 2018



C:\Users\hppc\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\2018-03-29 10.16.37 1.jpgNama Saya adalah Ngesti Gamariskhi. Saya merupakan anak ke dua dari dua bersaudara yang  lahir di Magetan, 14 September 2000. Di kabupaten Magetan ini, Saya tinggal di sebuah desa yang bisa dikatakan jauh dari hiruk-pikuk kota yaitu di Ds. Ngiliran RT. 04/Rw. 01, kecamatan Panekan. Saat ini, saya tercatat sebagai siswa di SMA Negeri 2 Magetan dan duduk di kelas XI dengan jurusan MIPA. Saya mulai menyukai menulis saat duduk di bangku kelas VII SMP. Bagi saya, menulis adalah mengabadikan bagian yang tak sempat terekspresikan.
Bagi yang ngin mengirim kritik dan saran bisa menghubungi saya melalui gama.riski2016@gmail.com.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...