Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Nuha Hanifah;Cerdas Menindas

Judul : Cerdas Menindas
Penulis : Nuha Hanifah

Cerdas,
namun kandas
oleh cara yang tak pantas

Pintar,
namun ingkar
karena caranya tak wajar

Sebenarnya semua orang cerdas
Namun, cerdasnya untuk hal licik tanpa batas
Membuat sontekan pada selembar kertas
Mengintip pengawas dengan perasaan was-was
Karena takut kertas ujian diremas

Sebenarnya semua orang pintar
Namun sebagian dari mereka gentar
Jika mendapat hasil di bawah standar
Ilmu tak cukup hanya sekadar hasil yang besar
Namun bagaimana agar ilmu itu berguna bagi sekitar

Tangerang, 2017

Judul : Ayah, Mau Kemana?
Penulis : Nuha Hanifah

Ayah, Ayah..

Setinggi apapun amarah
Kaulah penampung tertabah
Sejauh apapun kaki melangkah
Kaulah mata angin terbaik penunjuk arah

Perihal mencintai
Putrimu tak ahli
Maaf, atas beberapa kata yang menyakiti
Jauh dari menentramkan hati

Aku senang menanti Ayah pulang
Yang suka pergi tak bilang-bilang
“Ayah, dari mana?”

Hingga,

Aku tak lagi mau menanti kepulangan Ayah
Yang pergi dan selamanya hilang
“Ayah, mau ke mana? ”
Tangerang, 2018

Judul : Nanti
Penulis : Nuha Hanifah

Atas segala juang yang berbuah kesia-siaan
Berlembar-lembar aksara yang tak kuasa jadi nyata

Atas segala angan
Yang betah menyelami kefanaan

Mimpi-mimpi layaknya fiksi
Yang penuh harap menjelma pasti

Nihil
Tak ada yang terwujud walau kerdil

Entah tak akan terjadi, atau
Tuhan berkata nanti

Entah berujung semu, atau
Tuhan ingin aku sejenak menunggu

Tangerang, 2018


Komentar

  1. Nuha you really did well, good job... I think i will wait for you the next poem..👏

    BalasHapus
  2. Masyaallah�� i love ur poem! 화이팅 누하야

    BalasHapus
  3. nice poem👏🏼👏🏼i really enjoy read your poem.Bravo!!👌🏽👌🏽

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...