Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Nur Azizah Rachman;Waktu


Satu Ayat Penyayat Hati
Karya: Nur Azizah Rachman

Ayah…
Kau lantunkan padaku satu ayat
Yang kau bilang membuat hatimu selalu tersayat
Surah At-Tahrim ayat enam
Yang membuat diriku diam terbungkam

Ayah…
Tugasmu sangatlah berat
Mengajak berbuat taat
Memperingatkan sholat
Dan mencegah keluarga dari perbuatan maksiat

Ayah…
Kini ku mengerti
Tentang semua marahmu selama ini
Ternyata tugas terberatmu bukanlah bekerja
Tetapi melindungi keluarga dari api neraka

Cirebon, 17 Maret 2018


Malam Keresahan
Karya: Nur Azizah Rachman

Malam itu terasa berbeda
Sebab terbesit akan kenangan
Kenangan dahulu saat lengkap bersama
Seketika menjelma sebuah keresahan

Mematut wajah tanpa ekspresi
Saat menatap pelitaku terpejam sepi
Dapatkah diri ini mematri bahagia?
Untuk pelita yang kapan saja dapat di panggil oleh Sang Pencipta

Tak ada yang salah dengan hening malam
Mengungkap keresahan yang kian teredam
Kepada Tuhan yang Maha Penyayang
Jangan biarkan pelitaku tersenyum gersang

Cirebon, 7 April 2018


Waktu
Karya: Nur Azizah Rachman

Waktu
Kian berlalu
Cepat meninggalkan masa
Tak member kesempatan menggerutu

Menggerutu hal tak bermutu
Hingga hal tabu
Yang menyita
Waktu

Waktu
Tersisa sedikit
Hidup semakin sulit
Hanya jari dapat digigit

Digigit hingga hati menjerit
Satu yang terbesit
Sang Pencipta
Waktu

Cirebon, 18 April 2018


Biodata Penulis

Nur Azizah Rachman, lahir di Cirebon 14 Maret 1996. Tinggal di Desa Curug Kecamata Susukanlebak Kabupaten Cirebon. Penulis amatir yang mencoba menyihir pembaca melalui puisi. Menyukai langit dan senang memotretnya. Karya puisi telah lumayan banyak tercetak dalam buku antologi puisi bersama. Jika ingin mengetahui saya lebih lanjut bisa menghubungi lewat WA: 089601285489, facebook: Nur Azizah Rachman III, ig: @zizaaaaah_, dan email: zbdihati@gmail.com.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...