Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Ramadania Deliano Duran;Untuk Ibu


UNTUK IBU
RAMADANIA DELIANO DURAN


Matamu sayu
Sudah terlalu lama kau memikul beban
Membawa kemana mana tapi tak ingin kau bagi denganku
Bu, ini aku
Anakmu yang rindu
Belai kasihmu selalu kutunggu
Suara merdumu salalu ingin kudengar
Nasehatmu selalu ku nanti
Marahmu yang jadi ujung kekecewaanmu selalu jadi penyesalanku
Ibu kau kartini ku
Kartiniku yang selalu bersinar
Dihatiku maupun keluarga
Ibu, aku sayang padamu
Maaf untuk segala kesalahan yang buat kau menggerutu
Maaf untuk segala kebohongan yang kuucapkan
Maaf untuk segala kekecewaan yang ku berikan di hatimu
Maaf anakmu ini sungguh tak tau diri
Selalu ingin dimengerti tanpa ingin mengerti
Ibu, maaf untuk semuanya
Maaf jika tulisan ini tak mengurangi rasa kecewamu padaku
Tapi ini salah satu cara untukku meminta maaf
Pada kau, ibuku

Surakarta,8 April 2018


Rindu Bunda
Ramadania Deliano Duran

Kiranya begini
Sepi selalu menyambut saat aku berdiri
Pun dikala aku memilih untuk duduk sendiri

Tak ada yang sama
Tetap beda saat tak ada nada marah darinya
Dikiranya aku bahagia, tidak rasanya ingin menangis saja

Tak ada yang beda
Tetap sama saat tak ada tawa dari sang bunda
Dikiranya aku bahagia, tidak rasanya aku ingin  mati saja

Bisakah bunda kembali?
Aku tidak ingin berkawan dengan sepi
Kembalilah, janji aku akan berbakti

Surakarta, 8 April 2018


UNTUK KARTINI
RAMADANIA DELIANO DURAN

Kartini ku sudah berganti
Bukan lagi yang hidup dalam penjajahan
Bukan lagi yang berjuang untuk kesetaraan
Tapi dia yang yang kupanggil ibu, sekarang

Terimakasih untuk segala hal yang kau ajarkan
Banyak cerita yang pada akhirnya ku renungkan
Tak lepas dari perkenalan dengan Tuhan
Dan juga tentang sengsaranya kehidupan

Ibu,kau kartini sejatiku
Memberi sesuatu yang ingin ku tau
Memberi kasih serta cinta tanpa pamrih
Memberi semangat serta doa tanpa diminta

Ibu, bisakah kau berjanji?
Akan terus hidup dalam benakku
Saat aku merasa sepi atau sedang rindu
Ibu, aku berharap kau selalu disini bersamaku

Surakarta,8 April 2018


Biodata Penulis

Lahir di Jakarta 19 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 17 Desember 1999. Lahir dengan nama Ramadania Deliano Duran dan sekarang akrab di panggil dengan panggilan Rama. Ia kini tinggal di dk.Trowangsan RT01 Rw 01, Malangjiwan Colomadu,Karanganyar dan sekarang ia sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Negri Sebelas Maret Surakarta (UNS), dengan prodi Kriya Tekstil. Sekarang ia disibukan dengan pameran angkatan. Rama telah menyumbangkan beberapa karya puisi dan cerpen ke dalam beberapa buku, 6 diantaranya berkisah tentang seseorang dimasa lalu. Rama bisa di hubungi melalui email delindania@gmail.com ataupun WA 089513133742.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...