Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Rena Fitriani;Bangkitlah,Wahai Bunga Bangsa


Ketika Maut Menjemput
Rena Fitriani

Walau sekencang angin kita berlari
Kematian akan tetap mampu menghampiri
Kita tak tak akan pernah tau
Kapan waktu itu tiba
namun percayalah hal itu pasti adanya
Tatkala ajal kian mendekat
Tak ada lagi asa yang bisa diharap
Tak akan ada lagi cita dalam ucap
Semua akan sirna, hening tanpa kata
Hanya amal menjadi teman setia
Di alam barzah yang penuh siksa
Semua sudah tak peduli
Kita dibiarkan seorang diri
Serak jerit dalam nestapa, sia-sia
Cinta dunia telah menggoyah
Tak berguna, tak bersua
Sebelum raga dan jiwa tak lagi bersama
Mari maknai senar usang di jiwa
Perbaiki tali yang mungkin sudah putus
Petiklah dengan notasi yang penuh arti
Sebagai bekal hidup di alam sepi

Indralaya, 24 April 2018


Bangkitlah, Wahai Bunga Bangsa
Rena Fitriani

Wahai diri yang masih membeku
Jangan kau terus membiarkan akar itu
Kekang melilit bahumu, mengikat ragamu
Mencekik hidupmu
Tebaslah ia dengan hatimu, jika mampu
Wahai diri yang masih sendu dalam pilu
Buanglah keraguan yang hinggap
Mengusik jiwa dan otakmu
Hilangkan rasa yang tak senada dengan asa
Simpanlah cita yang mungkin
Bermakna untuk direalisasi
Bangkitlah, wahai diri yang masih dalam durja
Tiada guna kau meratapi waktu
Yang terus berlari mengisahkan perih
Bangkitlah, wahai pemuda pengharum bangsa
Tebarkan wangimu ke seluruh penjuru
Relung hati negeri yang kian tak berseri
Di genggaman dirimulah pertiwi ini berarti

Indralaya, 24 April 2018


Akankah aku bisa?
Oleh: Rena Fitriani

Bunga…
Kau terlihat indah di taman sana
Warna-warni mahkotamu cerah di retinaku
Mekar merekah dalam gairah
Kau tebar senyum ikhlasmu
Tawa bersama sejuknya embun pagi
Kau tegar di kala tangan usil itu
Mendekat bahkan berniat memetikmu

Wahai bunga…
Kau tutupi semberawutnya akarmu
Kau biarkan dinginnya angin malam
Menggoyangkan daun dan tangkaimu
Kau tetap kokoh di bawah teriknya matahari
Kau tumbuh dengan suburnya
Tatkala jutaan tetes air hujan
Mengguyur, membasahi ragamu
Wahai bunga…
Jujur, aku iri akan dirimu
Kuat tak pernah rapuh
Tabah walau diri dalam keluh
Menyulap perih menjadi tawa
Menyongsong hari penuh asa
Dalam damai gemilang cita dan cinta
Akankah aku bisa?

Indralaya, 24 April 2018

Biodata Penulis
D:\PGSD UNSRI 2017\My Pictures\SEMESTER 2\Renaaa\IMG-20180209-WA0004.jpg
Namaku Rena Fitriani, akrab dipanggil Rena (Lahir di Bandar Agung, 29 Agustus 1999). Aku adalah seorang mahasiswi yang bergelut dalam dunia kepenulisan sejak beberapa bulan terakhir. Lahir dari keluarga yang lemah akan finansial bukanlah masalah bagiku untuk terus mengejar mimpi-mimpi yang telah terancang dalam buku pribadiku. Tetap semangat, terus berkarya. Alamat e-mail: renafitriani1@gmail.com dan akun FB: Rena Fitriani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...