Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Renita Melviany;Pertunjukan Malam

Namanya Rindu
Karya: Renita Melviany

Rindu jatuh terpatah-patah
Jatuhkan edelweiss dalam genggaman
Berguling-guling hingga dasar
Hipotermia, didinginkan rindu
Tak sanggup jangkau magma yang kan hangatkan
Rindu namanya
Keracunan rindu, buat kaku
Rindu bermetamorfosis batu berlumut
Hijau pekat, disimpul bukit
Jatuh bebas, tak ditahan ranting-ranting alit
Berbisik tasbih, tanpa tasbih
Jatuh tertimbun batu
Hancur, sehancur batu disiksa manusia
Gunung perkasa injak si kecil rindu
Serupa injak kelik-kelik serangga cacingan
Tasbih tak goyah, walau terguncang
Tak bilang sakit, walau perih
Atas gunung, bawah daratan
Mentari silaukan mata berdebu
Sadarkan rindu yang sadar
Namanya rindu, terbiasa dirindukan
Dilanda kerinduan

Majalengka, 27 April 2018


Tulisan
Karya: Renita Melviany

Ingatan-ingatan seperti huruf
Huruf abc ditulis abc
Abc lawan kegundahan
Kegundahan dirahasiakan gelap malam
Malam menyamarkan siang
Siang senang, riuh kepura-puraan
Pura-pura tak peduli
Peduli yang tak pernah dilupakan
Dilupakan, dituntut drama kehidupan
Kehidupan bagai kamera pengintai
Pengintai dia yang bersengketa
Sengketa gunung, bukan miliknya
Miliknya huruf, kata nan kalimat
Kalimat luka diredam sunyi
Sunyi dengan tuah dari dan untuknya
Untuknya dari dirinya
Dirinya cinta syair
Syair mulia untuk si dia
Dia yang penuh teka-teki
Teka-teki berisi rahasianya
                                               
Majalengka, 27 April 2018


Pertunjukkan Malam
Karya: Renita Melviany

Langit hitam sebab malam
Hilang bukan misteri
Sengaja disuruh pulang
Lalai ikhlas dalam kewajiban

Tanpa tawa, hadirkan kesenduan
Tinggal jauh di bukit sabana
Kekeringan, kehausan buaian lembutnya
Berdarah-darah tanpa luka
Baju lusuh, tanpa noda

Mentari tenggelam, hanyut bagai kisah
Tinggalkan memori tak hilang
Sesak tanpa runtuhan

Parodi apa yang dimainkan?
Bagai aktris laris manis
Goreskan senyum, tergores duri

Pertemuan dan perpisahan
Menggenang tenang, hanyut di akhir
Candu sapa, candu tawa
Buyarkan pikiran, buyarkan hati
Malam semakin liar

Majalengka, 27 April 2018


Biodata Penulis

Renita Melviany, lahir di Majalengka pada 17 Juli 2000. Seorang pelajar SMA di SMAN 1 Talaga yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Bertempat tinggal di blok Cilandeuh, Desa Suniabaru, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka. No hp sekaligus no WA 082318067711. Instagram dan twitter dengan nama akun @reentmvy. Nama pengguna di facebook Renita Melviany. Mempunyai hobi menulis. Suka merangkai kata setiap harinya, bergelut dengan kata saat waktu luang. Inilah saya “Renita Melviany”.

Ket: foto ilustrasi diambil dari akun instagram @thomastan5684

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...