RINDU TAK BERUJUNG
Layaknya lautan lepas yang tak tahu mana ujungnya
Sama seperti rindu ini
Tak pernah ku temukan titik akhirnya
Tak pernah ku ketahui kapan ku harus menyudahinya
Yang kurasakan, hanyalah sebuah rindu
Yang selalu menemani tanpa bosan
Yang menyuruhku untuk selalu pulang
Namun tak pernah ku temukan arahnya
Dan tak pernah ku mengerti
Dimana aku harus berhenti
Rindu mengajarkan ku sebuah ketulusan
Ketika rindu tak sempat terbalas
Ketika rindu tak mungkin terjadi
Disitulah sisi ketulusan ku diuji
Tak pernah ku sesali
MerindukanMu adalah suatu anugrah yang ku miliki
Untuk tetap setia dengan pilihanku saat ini
Walau terkadang sesekali tak kau hiraukan
Namun karena rindu ini tak pernah ada ujungnya
Aku tetap menikmati detakan rindu ini
Yang selalu membawaku kepada sebuah kenangan
Yang tak pernah usang
Sesekali ku goreskan sebuah nama dalam sajak ku
Agar semesta dapat memahami rindu ini
Tak pernah berkhianat untuknya
Agar aku dapat menggambarkan
Seberapa dahsyatnya gejolak irama nada rindu
Yang saling bersautan bak ocehan burung di kala fajar menyapa
Oh TUHAN, ku titipkan rindu ini kepada angin
Yang selalu menyapaku dikala sepi
Agar dia tahu
Bahwa rindu ini tak berujung
15 April 2018
TERIMA KASIH LUKA
termenung di samping jendela
Sembari menikmati coklat panas yang telah kubuat
Yah, ku tatap derasnya hujan membawa pesan disetiap rintiknya
Entah kenapa aku tak mengerti ?
Kenapa ku selalu kalah ?
Dan hujan pun akhirnya menang !
Ia selalu membawaku kedalam kenang
Tangis ku tumpah sebelum coklat panas yang ku seduh habis
Ku teringat tentang hujan kemarin
Ada sesak yang tertinggal selepas hujan kemarin
Tentang jemariku yang kau lepas perlahan
Dan kau mulai menggandeng tangan seseorang
Yang kau anggap sempurna
Hingga kau merelakan orang yang selalu ada
15 April 2018
ISTIRAHAT
Kini ku telah beristirahat sejenak
Ditengah lelahnya hati ini
Sekedar menikmati hati yang terlalu lama sunyi senyap
Sembari melihat daun yang bergoyang di iringi angin sepoi-sepoi
Yang seakan mengejekku ditengah kesendirian ini
Kulangkah kaki ini menuju nada yang sedikit menenangkan
Kacaunya suasana hati
Generik air yang menghanyutkan semua sedih
Ku datangi aliran air itu
Sekedar membasuh luka yang tergores dengan sempurna
Ya, layaknya sebuah hari
Semua hal yang memiliki sebuah awalan
Pasti akan bertemu dengan yang bernama akhir
Berjuta-juta benih cinta di turunkan pada hari ini
Dan juga jutaan benih lainya
Mati sebab keringnya kehidupan
Seperti diriku ini
Maka aku sebuah ucapan selamat tinggal
Yang pantas ku katakan untuk hari ini
Bersiap untuk menghadapi hari esok yang tanpa cinta
15 April 2018
Biodata Penulis:
Perkenalkan nama saya Riska Afriani, Kalau kebanyakan orang memanggil saya Riska. Saya lahir di Sanggeu, 23 April 1997. Pasti teman-teman ngga tau kan 😂😂, yah itu di daerah SIGLI-ACEH (NAD Nanggroe Aceh Darussalam) kabupaten Pidie dan kecamatan Pidie juga 😊😊😊..Orangnya biasa aja. Benar benar biasa. Keseharian saya lebih banyak saya habiskan di depan mesin jahit, kuliah, dan bekerja. Saya lulusan dari SMK NEGERI 1 SIGLI, dengan jurusan TB (tata busana).
Menurut saya, hidup itu singkat. Nggak ada yang abadi. Tapi walaupun begitu, paling tidak saya ingin orang dan dunia tau, kalau saya itu ada. Bukan hanya sekarang, mungkin juga untuk kedepannya.
FB : Riska Afriani Fika
Email : RiskaAfriani0@gmail.com
WhatsApp : 081378389775
Blogger : riskaafrianijurnalis.blogspot.com
Layaknya lautan lepas yang tak tahu mana ujungnya
Sama seperti rindu ini
Tak pernah ku temukan titik akhirnya
Tak pernah ku ketahui kapan ku harus menyudahinya
Yang kurasakan, hanyalah sebuah rindu
Yang selalu menemani tanpa bosan
Yang menyuruhku untuk selalu pulang
Namun tak pernah ku temukan arahnya
Dan tak pernah ku mengerti
Dimana aku harus berhenti
Rindu mengajarkan ku sebuah ketulusan
Ketika rindu tak sempat terbalas
Ketika rindu tak mungkin terjadi
Disitulah sisi ketulusan ku diuji
Tak pernah ku sesali
MerindukanMu adalah suatu anugrah yang ku miliki
Untuk tetap setia dengan pilihanku saat ini
Walau terkadang sesekali tak kau hiraukan
Namun karena rindu ini tak pernah ada ujungnya
Aku tetap menikmati detakan rindu ini
Yang selalu membawaku kepada sebuah kenangan
Yang tak pernah usang
Sesekali ku goreskan sebuah nama dalam sajak ku
Agar semesta dapat memahami rindu ini
Tak pernah berkhianat untuknya
Agar aku dapat menggambarkan
Seberapa dahsyatnya gejolak irama nada rindu
Yang saling bersautan bak ocehan burung di kala fajar menyapa
Oh TUHAN, ku titipkan rindu ini kepada angin
Yang selalu menyapaku dikala sepi
Agar dia tahu
Bahwa rindu ini tak berujung
15 April 2018
TERIMA KASIH LUKA
termenung di samping jendela
Sembari menikmati coklat panas yang telah kubuat
Yah, ku tatap derasnya hujan membawa pesan disetiap rintiknya
Entah kenapa aku tak mengerti ?
Kenapa ku selalu kalah ?
Dan hujan pun akhirnya menang !
Ia selalu membawaku kedalam kenang
Tangis ku tumpah sebelum coklat panas yang ku seduh habis
Ku teringat tentang hujan kemarin
Ada sesak yang tertinggal selepas hujan kemarin
Tentang jemariku yang kau lepas perlahan
Dan kau mulai menggandeng tangan seseorang
Yang kau anggap sempurna
Hingga kau merelakan orang yang selalu ada
15 April 2018
ISTIRAHAT
Kini ku telah beristirahat sejenak
Ditengah lelahnya hati ini
Sekedar menikmati hati yang terlalu lama sunyi senyap
Sembari melihat daun yang bergoyang di iringi angin sepoi-sepoi
Yang seakan mengejekku ditengah kesendirian ini
Kulangkah kaki ini menuju nada yang sedikit menenangkan
Kacaunya suasana hati
Generik air yang menghanyutkan semua sedih
Ku datangi aliran air itu
Sekedar membasuh luka yang tergores dengan sempurna
Ya, layaknya sebuah hari
Semua hal yang memiliki sebuah awalan
Pasti akan bertemu dengan yang bernama akhir
Berjuta-juta benih cinta di turunkan pada hari ini
Dan juga jutaan benih lainya
Mati sebab keringnya kehidupan
Seperti diriku ini
Maka aku sebuah ucapan selamat tinggal
Yang pantas ku katakan untuk hari ini
Bersiap untuk menghadapi hari esok yang tanpa cinta
15 April 2018
Biodata Penulis:
Perkenalkan nama saya Riska Afriani, Kalau kebanyakan orang memanggil saya Riska. Saya lahir di Sanggeu, 23 April 1997. Pasti teman-teman ngga tau kan 😂😂, yah itu di daerah SIGLI-ACEH (NAD Nanggroe Aceh Darussalam) kabupaten Pidie dan kecamatan Pidie juga 😊😊😊..Orangnya biasa aja. Benar benar biasa. Keseharian saya lebih banyak saya habiskan di depan mesin jahit, kuliah, dan bekerja. Saya lulusan dari SMK NEGERI 1 SIGLI, dengan jurusan TB (tata busana).
Menurut saya, hidup itu singkat. Nggak ada yang abadi. Tapi walaupun begitu, paling tidak saya ingin orang dan dunia tau, kalau saya itu ada. Bukan hanya sekarang, mungkin juga untuk kedepannya.
FB : Riska Afriani Fika
Email : RiskaAfriani0@gmail.com
WhatsApp : 081378389775
Blogger : riskaafrianijurnalis.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar