Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Riska Afriani;Rindu Tak Berujung

RINDU TAK BERUJUNG

Layaknya lautan lepas yang tak tahu mana ujungnya
Sama seperti rindu ini
Tak pernah ku temukan titik akhirnya
Tak pernah ku ketahui kapan ku harus menyudahinya
Yang kurasakan, hanyalah sebuah rindu
Yang selalu menemani tanpa bosan
Yang menyuruhku untuk selalu pulang
Namun tak pernah ku temukan arahnya
Dan tak pernah ku mengerti
Dimana aku harus berhenti
Rindu mengajarkan ku sebuah ketulusan
Ketika rindu tak sempat terbalas
Ketika rindu tak mungkin terjadi
Disitulah sisi ketulusan ku diuji
Tak pernah ku sesali
MerindukanMu adalah suatu anugrah yang ku miliki
Untuk tetap setia dengan pilihanku saat ini
Walau terkadang sesekali tak kau hiraukan
Namun karena rindu ini tak pernah ada ujungnya
Aku tetap menikmati detakan rindu ini
Yang selalu membawaku kepada sebuah kenangan
Yang tak pernah usang
Sesekali ku goreskan sebuah nama dalam sajak ku
Agar semesta dapat memahami rindu ini
Tak pernah berkhianat untuknya
Agar aku dapat menggambarkan
Seberapa dahsyatnya gejolak irama nada rindu
Yang saling bersautan bak ocehan burung di kala fajar menyapa
Oh TUHAN, ku titipkan rindu ini kepada angin
Yang selalu menyapaku dikala sepi
Agar dia tahu
Bahwa rindu ini tak berujung

15 April 2018

TERIMA KASIH LUKA

 termenung di samping jendela
Sembari menikmati coklat panas yang telah kubuat
Yah, ku tatap derasnya hujan membawa pesan disetiap rintiknya
Entah kenapa aku tak mengerti ?
Kenapa ku selalu kalah ?
Dan hujan pun akhirnya menang !
Ia selalu membawaku kedalam kenang
Tangis ku tumpah sebelum coklat panas yang ku seduh habis
Ku teringat tentang hujan kemarin
Ada sesak yang tertinggal selepas hujan kemarin
Tentang jemariku yang kau lepas perlahan
Dan kau mulai menggandeng tangan seseorang
Yang kau anggap sempurna
Hingga kau merelakan orang yang selalu ada
15 April 2018

ISTIRAHAT

Kini ku telah beristirahat sejenak
Ditengah lelahnya hati ini
Sekedar menikmati hati yang terlalu lama sunyi senyap
Sembari melihat daun yang bergoyang di iringi angin sepoi-sepoi
Yang seakan mengejekku ditengah kesendirian ini
Kulangkah kaki ini menuju nada yang sedikit menenangkan
Kacaunya suasana hati
Generik air yang menghanyutkan semua sedih
Ku datangi aliran air itu
Sekedar membasuh luka yang tergores dengan sempurna
Ya, layaknya sebuah hari
Semua hal yang memiliki sebuah awalan
Pasti akan bertemu dengan yang bernama akhir
Berjuta-juta benih cinta di turunkan pada hari ini
Dan juga jutaan benih lainya
Mati sebab keringnya kehidupan
Seperti diriku ini
Maka aku sebuah ucapan selamat tinggal
Yang pantas ku katakan untuk hari ini
Bersiap untuk menghadapi hari esok yang tanpa cinta

15 April 2018


Biodata Penulis:
      Perkenalkan nama saya Riska Afriani, Kalau kebanyakan orang  memanggil saya Riska. Saya lahir di Sanggeu, 23 April 1997. Pasti teman-teman ngga tau kan 😂😂, yah itu di daerah SIGLI-ACEH (NAD Nanggroe Aceh Darussalam) kabupaten Pidie dan kecamatan Pidie juga 😊😊😊..Orangnya biasa aja. Benar benar biasa. Keseharian saya lebih banyak saya habiskan di depan mesin jahit, kuliah, dan bekerja. Saya lulusan dari SMK NEGERI 1 SIGLI, dengan jurusan TB (tata busana).
     Menurut saya, hidup itu singkat. Nggak ada yang abadi. Tapi walaupun begitu, paling tidak saya ingin orang dan dunia tau, kalau saya itu ada. Bukan hanya sekarang, mungkin juga untuk kedepannya.
FB : Riska Afriani Fika
Email : RiskaAfriani0@gmail.com
WhatsApp : 081378389775
Blogger : riskaafrianijurnalis.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...