Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Sarah Mahmudah;Malaikat Pelindung

Malaikat Pelindung 

Kau ada setiap saat
Menepi Penantian nyata
Jiwa hidupmu tak merenung
langkahmu selalu menjadi Impian

Bagai Pondasi yang tetap satu
Yang menjadi penguat sekitarnya
Keberadaanmu yang dinanti...
Membuat Sekelilingnya ingin tetap selalu ada

Wahai Malaikat ku...
Hadirmu adalah Anugerah
Selalu terurai kisah kebahagiaan
Setiap kau wujudkan aksi duniamu

Tanda bahagia yang tak pernah meredup
Seolah-olah itu adalah sederhana
Yang tak luput dari jatuh
Kutipan hidupmu ialah bahagia

Kau selalu sama dalam harinya
Tak pernah menoleh kepada yang lain
Akan hal terindah
Untuk tujuan umum kau utamakan

Wahai Pelindung kecilku...
Tetaplah hingga Abadi
Hingga tiada yang terpatahi
Untuk kesekian kali

Oh Malaikat Pelindung...
Ingatlah, ada yang selalu menunggu
Terkadang kau seperti Pahlawan
Terkadang pula menjadi sumber bahagia...


Sang Perindu yang Pemalu 

Seketika termulai dalam Jiwa
Sunyinya terbenak dalam renungan
Rindunya yang hanya diam
Selalu terkenang setiap waktu

Rasa yang tak luput lepas
Semakin menghampiri harinya
Semakin terlelap oleh itu
Semakin enggan menghadapinya

Ia semakin terlelap oleh ragu
Album kisahnya tetap ada
Seperti ada sebelumnya
Hingga akhirnya terasa mendalam

Tak pernah terukir dihadapanya
Hanya diam yang menasehatinya
Tetap ada dan selalu ada
Oleh rasa rindu yang tiba menghampiri

Oh, Sang Penanti rindu...
Tetaplah dalam sebuah kenangan
Tetaplah menjadi perindu sejati
Walau hanya kutipan hati

Oh, Sang perindu yang pemalu
Ucapmu terukir kebahagiaan
Gairah mu terukir motivasi
Setiap langkah dan tujuan


Kejora Terindah 

Terlintas terlihat sempurna
Terlelap rasa kekaguman
Seakan – akan hanya semata
Hanya satu pada cahayanya

Kau bagai kejora hidup
Dengan inspirasi terhebat
Tetap pada warna keceriaan
Tetap pada siklus kebahagiaan

Harimu tak terlepas
Kecantikanmu yang memukau
Ceriamu yang tak rapuh
Menandakan itulah hidup

Wahai Kejora ku...
Jangan pernah melepas
Hidupmu adalah penguat
Dari ribuan kejora yang ada

Oh, Kejora terindah...
Banyak hal yang termiliki
Tak semua kejora miliki
Teruslah pancarkan jiwa
Hingga akhirnya menjadi nyata

Cikampek, 28 April 2018


Biodata Penulis

 Assalamualaikum... Halo ! Nama saya Sarah Mahmudah saya biasa dipanggil sarah, saya tinggal di Perum Pondok Mekar Indah II Blok D1 raya No.22 Cikampek, Kab. Karawang. Saya berumur 17 tahun, saya lahir pada tanggal 06 oktober 2000.
Contact Person
+62 858 8103 4928
Wassalamualaikum…



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...