Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Sarirotul Ishmah;Kemuning

SEKOTAK MARTABAK DUA TELUR
Moon (Sarirotul Ishmah)

Malam senin, tanggal delapan belas bulan tiga tepatnya
Tahun delapan belas.
Sekotak martabak dua telur, tanpa rancangan menyaksikan kami kelaparan
Empat teh buah melingkarinya bak Indian
Siapa sangka, aku akan duduk di antara mereka
Kosmos empat kiblat
Yang membusungi diri mereka akan dahaga, soal-soal masa nanti
Orang-orang, diri sendiri, penghakiman mutlak yang tanpa simpati
“Mau jadi apa?”

Martabak dua telur pukul delapan lebih itu…
Dikepalai tandus yang hampa maksud
Selebih kami melingkari dan sesaat saling menanyai,
Pundi-pundi bahu kitalah gerilya.

Lantas kita meramu perkumpulan seperti yang seketika kita lakoni saat bertemu di gerbang biru
Aku berpikir pula
Kali kedua, ketiga, keempat, kelima, kesekian ribu lainnya
Kala kita jadi arti dan membauri hidup tanpa asing,
Perjumpaan itu seperti apa?
Akankah di tengah itu masih martabak telur dengan acarnya?
Bulu (markas kelahiran), 18 Maret 2018- 20.38 WIB
Temanku~



KEMUNING
Moon (Sarirotul Ishmah)

Yang tak kutemukan di sinilah milikmu
Yang kukagumi di sana menyanjungmu

Sederhana nian, kecil terkian, oleh kilang-kilang hujan di atap biru
Horizon memangku setabah itu
Tuhan, inikah replika?
Tapi ini tidak semu!

Siapa sangka, kuning daun tuai merambak
Dinantikan pula.
Padiku sayang…
Kiranya aku kenyang denganmu berpadam.
Tuban, 20 Maret 2018- 21.23 WIB



TENGOK AKU
Moon (Sarirotul Ishmah)

Soal gugus di kepalamu, yang setiap malam lebih berkarya banyak
Dibanding aku…
Dini nian senja itu aku muncul mendahuluimu
Tapi, aku renggam
Apalagi gerhana

Pelik buruj sayangku, kau sibuk menjadi rasi dengan aku tambun
bulat menyejajarimu olehmu acuh
Aku lebih dulu menjadi qamar yang pepat sebelum aku menjadi sabit,
cekung, cembung, separuh, entah lenyap
Tengok aku!
Asal saja, setegamu membiarkan hati si Bulan menggelandang di jalur
edar galaksi, tidak ada pemberi derma di sana
Tengok aku!

Tuban, 24 March 2018- 20.37 WIB


Biodata Penulis

Sarirotul Ishmah. Seorang pelajar kelahiran Tuban, 14 November 2000 yang sekaligus berstatus aktivis organisasi sekolah yang mendapat kedua status tersebut di SMA Muhammadiyah 3 Bancar. Anak pertama dari dua bersaudara yang mulai mengenali mata penanya sejak kelas sepuluh SMA. Banyak di antara cerpen maupun puisinya yang termuat dalam antologi sebagai nominator terfavorit, terbaik, top 10, juara III dan juara I cipta puisi FLS2N tingkat kabupaten. Saat ini tinggal di Kampung Baru RT 04/RW 05, Bulu Jowo, Bancar 62354, Tuban, Jawa Timur bersama kedua orang tua dan seorang adik perempuannya.
Nomor hp: 085331260865


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...