DI BELAKANG JENDELA
Oleh : Try Satio
Suatu hari yang begitu istimewa
Harumnya bau bunga dipagi itu menyitakan setengah sadarku
Memerangkap masuk kejendela memenuhi ruang kamar
Menelusuri lorong sunyi yang sehabis hampa
Suara ibu menyeru... menghentikan semuanya
Muncul dalam keheningan yang memusat
Ku mulai mengepakkan sayap dan memulai sadar
Lalu menjauh pergi menuju gerbang kenyataan
Menggempur menghabiskan niat yang tersisa
Menyala bagai tembikar di pembakaran
Berpusing dan kembali terbang jauh lagi keangksa
Membawa telusuran yang disembunyikan oleh cahaya
Mencoba meluncur masuk membawa piring nasi
Memulai semua dari awal..
Barangkali ruang hampa yang dilewati
Mampu memusat menjadi titik kesaksian di belakang jendela
Sekayu, 10 Maret 2018
Tentang Kematian
Oleh : Try Satio
Sebagaimana senja yang terbenam
Diri inipun belum mampu menelisik jalan sesungguhnya
Sesar logika tak lagi menjadi menjadi asa
Melainkan siksa yang dinaungi dosa
Manakala hati ini ini tersesat oleh seorang nahkoda
Ia justru menertawakan!
Mengapa kau selama ini menunggu berbuat baik! Wahai pemilik hati...
Engkau terlalu durjana untuk memerankan panggung fana
Apalagi ini? Mereka datang dengan berbondong-bondong
Membawa wajah padam dan menggandeng belantara hitam
Ada apa ini?
Heyyy mengapa kalian diam saja!
Siapakah yang sedang kalian balut itu?
Ayolah kalian harus bicara padaku sekarang!
Siapa kamu wahai sukma!
Mengapa kamu datang merayuku pergi?
PENA DIBALIK JERUJI
Oleh : Try Satio
Ku ukir beberapa garis-garis di dinding ini
Mengukir berapa lama aku mendekam di neraka dunia ini
Ku ukir beberapa sajak tuk gambarkan rintihan ini
Mengukir tempat yang begitu tak manusiawi untuk ditempati
Tangan-tangan kasar pun menyakiti kuku-kuku
Seperti hati yang tlah terkalahkan oleh waktu
Mulut berbisapun mulai lelah menggerutu
Menginginkan ribuan dakwa yang menjuru
Raga ini telah tertangkap
Manakala terhalang oleh jeruji yang rangkap
Alih-alih menyelusup kebebasan
Justru mendapat surat cengkraman penebusan
Kuku-kuku ini adalah sedia
Menjadi Pena licik menulisi dinding
Jiwa memberontak tak pernah di ridhoi
Bulir perkara yang siap menghantui
Biodata Penulis

Saya adalah Try Satio, nama pena saya Iyo, anak ke-3 dari empat bersaudara yang dilahirkan 17 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 31 mei 2001 di kayuara, Sumatera Selatan. Saya sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 2 UNGGUL SEKAYU duduk di kelas XI. Jurusan MIPA. E-Mail trysatio8@gmail.com atau No. Hp/WA 0812-7833-8118. Beralamat di Komplek Griya Randik Blok C2 No.15 Kelurahan Kayuara, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Oleh : Try Satio
Suatu hari yang begitu istimewa
Harumnya bau bunga dipagi itu menyitakan setengah sadarku
Memerangkap masuk kejendela memenuhi ruang kamar
Menelusuri lorong sunyi yang sehabis hampa
Suara ibu menyeru... menghentikan semuanya
Muncul dalam keheningan yang memusat
Ku mulai mengepakkan sayap dan memulai sadar
Lalu menjauh pergi menuju gerbang kenyataan
Menggempur menghabiskan niat yang tersisa
Menyala bagai tembikar di pembakaran
Berpusing dan kembali terbang jauh lagi keangksa
Membawa telusuran yang disembunyikan oleh cahaya
Mencoba meluncur masuk membawa piring nasi
Memulai semua dari awal..
Barangkali ruang hampa yang dilewati
Mampu memusat menjadi titik kesaksian di belakang jendela
Sekayu, 10 Maret 2018
Tentang Kematian
Oleh : Try Satio
Sebagaimana senja yang terbenam
Diri inipun belum mampu menelisik jalan sesungguhnya
Sesar logika tak lagi menjadi menjadi asa
Melainkan siksa yang dinaungi dosa
Manakala hati ini ini tersesat oleh seorang nahkoda
Ia justru menertawakan!
Mengapa kau selama ini menunggu berbuat baik! Wahai pemilik hati...
Engkau terlalu durjana untuk memerankan panggung fana
Apalagi ini? Mereka datang dengan berbondong-bondong
Membawa wajah padam dan menggandeng belantara hitam
Ada apa ini?
Heyyy mengapa kalian diam saja!
Siapakah yang sedang kalian balut itu?
Ayolah kalian harus bicara padaku sekarang!
Siapa kamu wahai sukma!
Mengapa kamu datang merayuku pergi?
PENA DIBALIK JERUJI
Oleh : Try Satio
Ku ukir beberapa garis-garis di dinding ini
Mengukir berapa lama aku mendekam di neraka dunia ini
Ku ukir beberapa sajak tuk gambarkan rintihan ini
Mengukir tempat yang begitu tak manusiawi untuk ditempati
Tangan-tangan kasar pun menyakiti kuku-kuku
Seperti hati yang tlah terkalahkan oleh waktu
Mulut berbisapun mulai lelah menggerutu
Menginginkan ribuan dakwa yang menjuru
Raga ini telah tertangkap
Manakala terhalang oleh jeruji yang rangkap
Alih-alih menyelusup kebebasan
Justru mendapat surat cengkraman penebusan
Kuku-kuku ini adalah sedia
Menjadi Pena licik menulisi dinding
Jiwa memberontak tak pernah di ridhoi
Bulir perkara yang siap menghantui
Biodata Penulis
Saya adalah Try Satio, nama pena saya Iyo, anak ke-3 dari empat bersaudara yang dilahirkan 17 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 31 mei 2001 di kayuara, Sumatera Selatan. Saya sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA NEGERI 2 UNGGUL SEKAYU duduk di kelas XI. Jurusan MIPA. E-Mail trysatio8@gmail.com atau No. Hp/WA 0812-7833-8118. Beralamat di Komplek Griya Randik Blok C2 No.15 Kelurahan Kayuara, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Komentar
Posting Komentar