Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Wahyu Rika Indahwati;Gubuk Tua

Bait Belenggu
Karya: Wahyu Rika Indahwati

Kemana sepucuk surat perindu akan berjalan
Aku tak melihat batang hidungnya
Yang aku tahu isi yang katanya mengikatku
Siapa yang jahanam, aku atau waktu?
Atau mungkin ruang yang ikut jahanam!
Petaka melintas tepat di seberang sana
Apalah daya, ingatan yang tak habis menerka-nerka
Takdir amat begitu kejam! Merenggut ia yang lunglai
Ataukah roda penggilas yang begitu kejam
Apa pengecut itu yang melebihi kejam
Datangkan surat untukku, meski berbalut mendung
Untuk obati duka laraku
Dalam kenangan senja yang dulu
Biarlah aku perindumu, yang amat penat menantimu
Biarlah kita bertemu dalam bunga tidur
Tak apa jika itu bisa mengembalikan cerah
Sepenggal maaf untuk lalaiku
Untuk diri yang menghianatimu
Sesal jua tak apa

Bangkalan, 14 April 2018



Gadis Bergincu
Karya: Wahyu Rika Indahwati

Menyala kilas api ujaran menilik sudut
Seakan tak mau mati berhenti
Dalam kekosongan yang amat pekik
Yang dipaksa penuh isi fatamorgana
Manisnya hanya bidikan menikam
Bias lalu menghilang begitu mendapatkan
Lidahnya menari lincah seakan mahir berkata
Mengupas habis hingga mata membelalak
Menyisakan kantong yang lusuh
Tinggallah ia dalam jeratan mana suka
Yang kian berlari dalam dusta
Tertawa pedas akan kemenangan singkat
Senanglah kau dalam iblismu
Ambillah semua milikku
Telah kau tipu aku dengan tipu muslihat
Ambil ambillah
Agar kau tak susah sangat jika waktu membalas
Karna waktu ikut berdosa, membiarkanku tersesat
Karna waktu jua yang akan hapus bibirmu

Bangkalan, 14 April 2018


Gubuk Tua
Karya: Wahyu Rika Indahwati

Teman sejatiku tak pernah melupakanku
Datang semaunya sendiri untuk menghantui
Ketika kesendirian seolah dalam kebersamaan
Semua masih rapi dalam album
Dan dikoyak habis olehnya hingga rapuh
Aku tak bisa bersembunyi lagi
Karna temanku lebih cerdas menemukanku
Aku tak bisa kabur darinya
Dari dosa dan sesal yang terpatri kuat
Temanku menghilangkan akal pikirku
Memusnahkan hingga aku benar-benar terpuruk
Penyesalan yang menderu dikata bualan
Tuhan.. kau biarkan aku berteman dalam fiksi
Yang menyiksa hingga saraf kendali
Masihkah terbuka pengampunanmu tuhan
Agar teman itu tidak mencambuk cabik aku
Kemana lagi aku lari
Dalam bising, dalam hening
Temanku akan selalu datang

Bangkalan, 14 April 2018


Biodata Penulis:

Penulis adalah mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Trunojoyo Madura, bercita-cita pendidik. Penulis yakin bahwa dengan menulis, dapat menyampaikan pikiran dan perasaan. Melalui menulis ia berharap dapat memberikan pendidikan dan berbagi pengalaman. Account facebook dengan nama Wahyu Rika Indahwati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...