Ambisi yang Tak Terkendali
Waktu berlalu begitu pantas menipu
Karena terlena, diriku berada dalam kesengsaraan
Diriku hina, telanjur hidup dalam dunia kegelapan
Fana dunia yang membuatku buta
Berambisi tuk menjadi insan sempurna
Segala ada, segala bisa dengan segala cara
Tak terbendung nafsu berasa
Tergoda dengan gemerlapnya dunia
Dan kini, diriku terjebak dalam kenistaan
Saat diriku dibenci semua orang
Bahkan yang paling aku sayang, pergi meninggalkan
Lenyap tanpa jejak
Hancur
Hanya bisa tertunduk
Hanya bisa menikmati cambukan luka
Namun, lagi lagi aku berambisi
Tak hentinya diriku selalu egois
Namun, kali ini lain lagi ceritanya
Aku terus memohon kepada-Nya
Pantaskah diriku mendapat ampunan
Sedangkan diriku ini hanya insan hina yang berlumur dosa?
Sang Manusia Akhir Zaman
Ketika diriku sudah tak ada lagi harapan
Ketika dunia fana akan segera tiada
Disaat itulah, kehidupan ini tersa tak berarti
Hidupku yang hanya diisi maksiat
Selalu memburu perbuatan jahat
Dan bersikeras menghalalkan segala cara
Inilah aku
Sang manusia akhir zaman
Yang selalu mengharapkan angan menjadi realita
Hidup sempurna, hingga lupa pada-Nya
Penuh dengan dosa
Penuh dengan balutan hina
Namun diriku terlalu naif
Bisa mendapatkan kebahagiaan disini
Entahlah, aku bermimpi
Dimana jagat raya goyah tak terkendali
Apakah ini akhir hidupku
Sebagai manusia di akhir zaman?
Apakah kesempatanku habis
Ketika diri ini sudah menyadari
Bahwa aku terlalu jahat hidup di dunia?
Ya Rabb..
Izinkanlah diriku yang tak berdaya
Untuk menyesali terhadap perbuatan yang ku jalani ini
Nyanyian Sunyi
Sang surya telah sirna
Purnama pun hadir diatas angkasa
Ditemani jutaan bintang yang bersinar
Menghiasi semesta dalam kegelapan
Namun, bagaimana waktuku di tiap malam?
Hanya merenung dalam kesendirian
Hampa, tak ada nada kebahagiaan
Seakan dijerat dalam neraka kesedihan
Melodi angin yang menusuk kulit
Membuatku dingin dan menarik selimut tebal
Namun, bukan hal tersebut yang membuatku terpuruk
Sebuah hal yang selalu menggangu malamku
Mengapa aku tak merasa bahwa malam itu indah?
Biodata Penulis

Nama lengkap Widiyanti yang akrab disapa Widi. Seorang pelajar yang tinggal di desa ini masih amatir dalam sastra, namun sangat menikmati dan ingin belajar karya sastra. Tinggal di Kabupaten Kuningan Jawabarat. Info FB : Widiyanti
Waktu berlalu begitu pantas menipu
Karena terlena, diriku berada dalam kesengsaraan
Diriku hina, telanjur hidup dalam dunia kegelapan
Fana dunia yang membuatku buta
Berambisi tuk menjadi insan sempurna
Segala ada, segala bisa dengan segala cara
Tak terbendung nafsu berasa
Tergoda dengan gemerlapnya dunia
Dan kini, diriku terjebak dalam kenistaan
Saat diriku dibenci semua orang
Bahkan yang paling aku sayang, pergi meninggalkan
Lenyap tanpa jejak
Hancur
Hanya bisa tertunduk
Hanya bisa menikmati cambukan luka
Namun, lagi lagi aku berambisi
Tak hentinya diriku selalu egois
Namun, kali ini lain lagi ceritanya
Aku terus memohon kepada-Nya
Pantaskah diriku mendapat ampunan
Sedangkan diriku ini hanya insan hina yang berlumur dosa?
Sang Manusia Akhir Zaman
Ketika diriku sudah tak ada lagi harapan
Ketika dunia fana akan segera tiada
Disaat itulah, kehidupan ini tersa tak berarti
Hidupku yang hanya diisi maksiat
Selalu memburu perbuatan jahat
Dan bersikeras menghalalkan segala cara
Inilah aku
Sang manusia akhir zaman
Yang selalu mengharapkan angan menjadi realita
Hidup sempurna, hingga lupa pada-Nya
Penuh dengan dosa
Penuh dengan balutan hina
Namun diriku terlalu naif
Bisa mendapatkan kebahagiaan disini
Entahlah, aku bermimpi
Dimana jagat raya goyah tak terkendali
Apakah ini akhir hidupku
Sebagai manusia di akhir zaman?
Apakah kesempatanku habis
Ketika diri ini sudah menyadari
Bahwa aku terlalu jahat hidup di dunia?
Ya Rabb..
Izinkanlah diriku yang tak berdaya
Untuk menyesali terhadap perbuatan yang ku jalani ini
Nyanyian Sunyi
Sang surya telah sirna
Purnama pun hadir diatas angkasa
Ditemani jutaan bintang yang bersinar
Menghiasi semesta dalam kegelapan
Namun, bagaimana waktuku di tiap malam?
Hanya merenung dalam kesendirian
Hampa, tak ada nada kebahagiaan
Seakan dijerat dalam neraka kesedihan
Melodi angin yang menusuk kulit
Membuatku dingin dan menarik selimut tebal
Namun, bukan hal tersebut yang membuatku terpuruk
Sebuah hal yang selalu menggangu malamku
Mengapa aku tak merasa bahwa malam itu indah?
Biodata Penulis
Nama lengkap Widiyanti yang akrab disapa Widi. Seorang pelajar yang tinggal di desa ini masih amatir dalam sastra, namun sangat menikmati dan ingin belajar karya sastra. Tinggal di Kabupaten Kuningan Jawabarat. Info FB : Widiyanti
Komentar
Posting Komentar