Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Widiyanti;Nyanyian Sunyi

Ambisi yang Tak Terkendali

Waktu berlalu begitu pantas menipu
Karena terlena, diriku berada dalam kesengsaraan
Diriku hina, telanjur hidup dalam dunia kegelapan
Fana dunia yang membuatku buta
Berambisi tuk menjadi insan sempurna
Segala ada, segala bisa dengan segala cara
Tak terbendung nafsu berasa
Tergoda dengan gemerlapnya dunia
Dan kini, diriku terjebak dalam kenistaan
Saat diriku dibenci semua orang
Bahkan yang paling aku sayang, pergi meninggalkan
Lenyap tanpa jejak
Hancur
Hanya bisa tertunduk
Hanya bisa menikmati cambukan luka
Namun, lagi lagi aku berambisi
Tak hentinya diriku selalu egois
Namun, kali ini lain lagi ceritanya
Aku terus memohon kepada-Nya
Pantaskah diriku mendapat ampunan
Sedangkan diriku ini hanya insan hina yang berlumur dosa?


Sang Manusia Akhir Zaman

Ketika diriku sudah tak ada lagi harapan
Ketika dunia fana akan segera tiada
Disaat itulah, kehidupan ini tersa tak berarti
Hidupku yang hanya diisi maksiat
Selalu memburu perbuatan jahat
Dan bersikeras menghalalkan segala cara
Inilah aku
Sang manusia akhir zaman
Yang selalu mengharapkan angan menjadi realita
Hidup sempurna, hingga lupa pada-Nya
Penuh dengan dosa
Penuh dengan balutan hina
Namun diriku terlalu naif
Bisa mendapatkan kebahagiaan disini
Entahlah, aku bermimpi
Dimana jagat raya goyah tak terkendali
Apakah ini akhir hidupku
Sebagai manusia di akhir zaman?
Apakah kesempatanku habis
Ketika diri ini sudah menyadari
Bahwa aku terlalu jahat hidup di dunia?
Ya Rabb..
Izinkanlah diriku yang tak berdaya
Untuk menyesali terhadap perbuatan yang ku jalani ini


Nyanyian Sunyi

Sang surya telah sirna
Purnama pun hadir diatas angkasa
Ditemani jutaan bintang yang bersinar
Menghiasi semesta dalam kegelapan
Namun, bagaimana waktuku di tiap malam?
Hanya merenung dalam kesendirian
Hampa, tak ada nada kebahagiaan
Seakan dijerat dalam neraka kesedihan
Melodi angin yang menusuk kulit
Membuatku dingin dan menarik selimut tebal
Namun, bukan hal tersebut yang membuatku terpuruk
Sebuah hal yang selalu menggangu malamku
Mengapa aku tak merasa bahwa malam itu indah?


Biodata Penulis

Nama lengkap Widiyanti yang akrab disapa Widi. Seorang pelajar yang tinggal di desa ini masih amatir dalam sastra, namun sangat menikmati dan ingin belajar karya sastra. Tinggal di Kabupaten Kuningan Jawabarat. Info FB : Widiyanti


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...