Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Yulia Aswaty;Batas Malam

BATAS MALAM
Oleh: Yulia Aswaty

Jiwa-jiwa terbengkalai
Menitikberatkan alibi disepanjang puisi
Tak berduri, tapi masih juga tak berarti
Waktu-waktu terkunci
Menjelma hening diruangan gelap penuh ilusi
Tak terpatri, tapi masih tak mau menyelinapi diri

Angan-angan kosong
Diambang batas malam
Jam-jam puisi digantung birahi
Amarah menguasai saparuh rasa suci
Tak bergemi
Mengunjungi mimpimu yang sepi
Tembok-tembok menghimpit
Membunuh aku dalam rasa yang sempit
Benar-benar tinggal aku
Sendiri diujung lampu tidurmu
Menyala dalam rindu
Padam dipagimu yang beku

2018



TAPI AKU
Oleh: Yulia Aswaty

Lelampau memalam
Menggulingkan sinar pada rasa yang silam

Kau duduk disana
Tak pernah merana meski aku tak lagi ada
Bukan tentang cinta
Tapi tentang jalan hari seperti biasa

Camar menyebut angin begitu jauh
Udara begitu sendu mimikat sukma kisahmu
Berdiri diatas padang rumput
Sendiri merindu pantai yang surut

Aku melihatmu dari balik jendela
Menjelaskan kata-kata yang gila
Kau mentafsir sejuta torehku menuju pagi yang buta
Tapi aku hanya tinggal kata-kata
Kasih...

2018



SEGITU INDAHKAH?
Oleh: Yulia Aswaty

Biar senja tanpa jingga
Asal ia tetap ada
Kijang-kijang berlari ke utara
Mengejar  dirimu di pelataran nirwana
Kau jatuh terprosok ke dunia
Tertegun di sungai sang Jaka
Kijang-kijang tak lagi mengejarmu disana
Ia tak berani turun kedunia yang fana
Sang jaka memintamu berbicara
Kau menatap matanya penuh makna
Meski tubuhmu penuh luka
Tapi kau berkata Cinta
Dan bilang tak perlu obat apa-apa
Segitu indahkah jaka?
Hingga engkau lupa nirwana
Kasih..
Aku masih kijang
Yang turunpun akan menjadi sepertinya
Tapi kau tak pernah percaya
Hanya melihat semua dari rupawa

2018


BIODATA

B612_20170917_140026Nama YULIA ASWATY, lahir di Magetan pada 19 Juli 1999. Salah satu Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, fakultas Syariah, jurusan hukum keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyyah) sejak 2017.Tinggal di Suratmajan (27/03), Kec. Maospati, Kab. Magetan sejak 2007. Pecinta puisi, meski terkadang berisi fiksi mini. Hoby berpuisi sambil menikmati kopi, merindu dikala sepi. Berlari mendekap hati, kala ramai mulai memanipulasi indrawi.
Motto: bicara dan menulislah dari hati, niscaya ia akan jatuh ke hati.
No. Telp: 089-560-3838-559
Email: yuliamihardjo19@gmail.com
Instagram: @yuliahardjo
Facebook: Liya
Twitter: @Yulia_Asw
Motto: Berbicara dan menulislah dari hati, niscaya ia akan jatuh ke hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...