Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Zakaria Abdillah Abud;Potret Ratapan Anak Jalanan

Potret Ratapan Anak Jalanan
Karya : Zakaria Abdillah Abud

Dedaunan tersentak hembusan angin
Cahaya mentari menyampaikan isyarat pesan
Demi memutar roda zaman waktu
Tetesan gemercik air menjadi saksi bisu
Dengarlah suara nafas jalanan
Dibalik gedung tinggi dibawah terik
Badan berbungkuk berpangku tangan
Kau sejuk seperti titik embun pagi
Oh Anakku….
Demi bergejolak semburkan api sebarkan panas
Tuk melintasi ganasnya arti rotasi zaman
Tulus menemani derita pelita senja
Dari waktu ke waktu merangkai cerita mulia
Dengan ayunan langkah ia senandungkan doa
Burung – burung berdansa riang menyapa
Agar bersemi kembali nurani embun pagi
Lihatlah geriap lalu lalang
Tersapu butiran debu suci di rautan wajahnya
Demi menyapa bebatuan menjemput bulan
Tanpa arah tuk meminjam catatan sang mentari

Jombang, 26 April 2018


Kisah Perjuangan Remaja
Karya : Zakaria Abdillah Abud

Ku lihat puing sisa perjuangan gugur diatas citra
Membingkai bayangan tragedi yang mencekam
Kesedihan,perselisihan, perpecahan antara batin
Pertikaian yang bersimbah butiran air mata tak terlewatkan
Laksana sinar embun di pagi hari
Sehelai dedaunan menari – nari
Sampaikan pesan tuk bangkitkan negeri
Dari lakon jasa tangan – tangan yang ahli
Wahai Remaja… Pagi, senja, malam
Engkau hadir melambungkan kebahagiaan
Tak ada kata ragu walau kebimbangan menerkam
Tak ada menyerah walaupun letih menerpa badan
Keberhasilan tak kan memudar dari cita – cita
Hanya satu isyarat batin tuk percaya
Yang kau balas atas keikhlasan jasa
Perjuanganmu tak terkira terayun ombak samudera
Kau berjuang tanpa batasan waktu
Melawan musuh yang menerjang kemunduran bangsa
Berjunjung tinggi berjiwa baja
Teriakan merdeka atas kisah perjuangan remaja

Jombang, 28 April 2018



Melodi Budaya Negeriku
Karya : Zakaria Abdillah Abud

Budaya penuh perjuangan mapan
Bagaikan sebait nada tangga kehidupan
Semakin merdu dan semakin terpukau
Bagaikan gelora asmara yang membara
Andai aku bisa mengayunkan
Meskipun hidup selalu kesusahan
Melodi-melodi budaya negeriku berdatangan
Karena hari esok ada kebahagiaan
Titik nada pun semakin rapuh berjatuhan
Banyak keributan masalah kian berdatangan
Bagaikan tertusuk bambuan runcing diatas bayangan
Kesedihan hati menjadi saksi bisu melodi kesunyian
Hari demi hari kian negeriku berkejaran
Kehidupan melodi semakin tak terlupakan
Walaupun makna seribu tahun kehilangan
Begitu peluh budayaku dari keterasingan
Melodi-melodi kehidupan adat menghampiriku
Akan ku rajut kembali sebuah kebahagiaan
Walaupun badai menerjang perubahan zaman
Sehingga terwujudlah sebuah melodi kehidupan sepekan

Jombang, 22 April 2018


Biodata Penulis

Nama : Zakaria Abdillah Abud
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Sidoarjo, 13 Maret 1999
Agama : Islam
Alamat : Desa Jatipelem RT 02 RW 02 Kec Diwek Kab Jombang Jawa Timur
Sekolah : MAN 1 Jombang
Cita – cita : Menteri Pendidikan RI
No. Tlp/WA : 0895396007742
Email : zakariaabdillah45@gmail.com
FB / IG : Zakaria Abdillah / @zakariaabdillah92
Motto : Hiduplah seperti pohon yang lebat, yang dilempari orang dengan batu
 tapi balasanya dengan buah


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...