Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Khen Ayu Febreani;Gerimis Membawa Kekasih

GERIMIS MEMBAWA KEKASIH
Oleh : Khen Ayu Febreani

Setiap hentak gerimis mencari ruang sepi
Menyibak pahitnya secangkir kopi menjadi gairah kerinduan
Maka hadir bayangmu kekasih
Setelahnya, dari pucuk senja berwana oranye
Lantas ia mengucap salam
Bersandar pelangi pada sebuah batu nisan

Balikpapan, 1 Mei 2018



KUTUKAN
Oleh : Khen Ayu Febreani

Melodi yang ku mainkan teramat sendu
Mengubur cinta hingga lumat berdarah-darah, kemudian mengerang kembali menjadi tanah
Pergilah kau
Hingga tak lagi kau melangkah di bebatuan berduri
Namun esok waktu kan tetap berpihak padaku
Telah tercuri hatimu dalam genggaman
Menguatkan kutukan yang terus menjalar pilu
Biar kau tau rasanya rindu
Agar tak ada yang mampu memilikimu selain aku

Balikpapan, 1 Mei 2018



KAMU KEKASIH
Oleh : Khen Ayu Febreani

Aku lari dari hingar-bingar semesta
Yang menoreh lipstik merah mudamu pada setiap sajak yang ku tuliskan
Membuat hati terus berbisik, meski berkali-kali ku tikam belati
Sungguh aku bukan pujangga
Yang mengungkap cinta bertele-tele
Namun engkau,kekasihku
Adalah ayat-ayat yang abadi

Balikpapan, 1 Mei 2018



Biodata :

Khen Ayu Febreani, terlahir di Balikpapan 19 Februari 1990 ini adalah lulusan sarjana Akuntansi Islam salah satu kampus swasta di Bogor. Kini menetap di Balikpapan dan mencoba belajar menulis puisi di beragam event.
Alamat : Jalan Wonorejo RT.35 NO.111, Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan-Kalimantan Timur.
Instagram @frauleinkyu




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...