TUHAN MENAMAINYA PENDOSA
Pada suatu senja aku merasa
Kematian mulai menjalar lewat
Pori-pori hidungku.
Kupandang, kesepianku yang penuh luka padamu
Sebab malam menjajakan nama hina penghancur semestaku.
Namun kasih, bukan kah kematian harus dirayakan?
Saat dulu kau beri nafasmu pada senja
Kemudian malam melenyapkan kita
Yang menggigil dalam dekap nestapa.
Menarilah kasih, bersama bayangku kau bercinta
Pada malam yang penuh desah
Dan nyanyian-nyanyian hawa,
Penyayat dukaku kau menjelajah.
Tak perlu resah, kasih.
Kau hanya perlu menari untuk melepas segala rintih.
Di segala perjalanan yang hina kita menjelma,
Tangan kanan Tuhan untuk sebuah citra.
Tak perlu resah kasih, aku betah di nirwana
Saban malam mengingat namamu aku tertawa,
Walau Tuhan memberi wahyu-Nya pada semesta;
‘Kau adalah pendosa pada setiap organ-organku sebagai wanita’
Bekasi, 01 April 2018
KERESAHAN ANAK INDONESIA
Perihal sebuah karya,
Puisi tak melulu isinya cinta.
Bagaimana jika kita berbicara perihal Indonesia?
Negeri indah yang orangnya ramah tamah.
Bagaimana jika kita berbicara perihal Indonesia?
Negeri yang banyak orang bergelar sarjana
Tapi otak seperti tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
Makan hasil dari uang rakyat tapi banyak tingkah
Keciduk korupsi berlibur keluar Negara
Mengulur-ulur waktu, membantah semua fakta,
Pikirnya mah ‘Ada uang kami bebas merajalela’ Ha-ha
Katanya keadilan harus ditegakan setegak-tegaknya.
Tidak runcing di bawah tumpul ke atas bukan, Pak?
Namun keresahan terus menghantui otakku,
Melihat fakta yang ada di televisi dan surat kabar.
Sampai kapan Negeri ini bersih dari kaparat yang menamai dirinya penjabat?
Bebas katanya berpendapat?
Halah, gundulmu bebas berpendapat!
Sekali mengeluarkan suara besok hilang tanpa jejak diculik bapak aparat.
Bekasi, 01 April 2018
POTRET PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN
Fajar di ufuk sudah mencercah,
Aku, dengan rasa yang masih sama
Membuncahkan damba.
Dari manusia pemilik birokrasi Negara
Sudah bertahun-tahun Tuan,
Sejak kau terpilih dipilkada
Sebab banyak yang mempercayai janjimu nyata
Namun sampai sekarang kulihat hanya
Bangunan bagus di kota-kota.
Tuan, perihal janji yang dulu kau elu elu kan.
Kuharap, nun jauh di ujung nusantara tiada kau dustakan.
Perihal pembangunan layak di masa depan
Berharap asaku berubah menjadi kebanggaan untuk tempat terujung di perbatasan.
Semoga lumpur dan tanah tak lagi jadi jalan hidupku,
Jembatan reot yang mengalir air deras di bawahnya,
Tak lagi jadi tempat resahku.
Aku hanya menanti satu, Tuan.
Aku lelah harus berpindah kala hujan deras,
Aku ingin belajar tenang berfasilitas
Dengan kursi meja yang layak
Yang menjadikan perantaraku, mengejar cita-cita kelak.
Bekasi, 01 April 2018
Biodata Penulis

Nama saya Sindi Kusuma Wardhani. Siswi kelas sebelas SMK negeri 11 Kota Bekasi. Lahir pada tanggal 20 Desember 2000. Beralamat di Jalan Majid Al-Ikhlas gang Haji Lihun 2 Kranji, Bekasi Barat, Bekasi. Saya mempunyai pengalaman menulis sejak bergabung di Komunitas Muda Menulis di bawah bimbingan mentor saya Sucia Ramadhani dan Ridha Fachrizal. Saya aktif di dalam lomba-lomba cipta mau pun baca puisi. Ada beberapa karya saya yang telah dimuat dalam antalogi Penulis Terpilih di beberapa event. Saya bisa dihubungi melalui instagram @SindiKusuma_ atau WhatsApp : 087776197712 atau nomor telefon pribadi : 0895334253052
Pada suatu senja aku merasa
Kematian mulai menjalar lewat
Pori-pori hidungku.
Kupandang, kesepianku yang penuh luka padamu
Sebab malam menjajakan nama hina penghancur semestaku.
Namun kasih, bukan kah kematian harus dirayakan?
Saat dulu kau beri nafasmu pada senja
Kemudian malam melenyapkan kita
Yang menggigil dalam dekap nestapa.
Menarilah kasih, bersama bayangku kau bercinta
Pada malam yang penuh desah
Dan nyanyian-nyanyian hawa,
Penyayat dukaku kau menjelajah.
Tak perlu resah, kasih.
Kau hanya perlu menari untuk melepas segala rintih.
Di segala perjalanan yang hina kita menjelma,
Tangan kanan Tuhan untuk sebuah citra.
Tak perlu resah kasih, aku betah di nirwana
Saban malam mengingat namamu aku tertawa,
Walau Tuhan memberi wahyu-Nya pada semesta;
‘Kau adalah pendosa pada setiap organ-organku sebagai wanita’
Bekasi, 01 April 2018
KERESAHAN ANAK INDONESIA
Perihal sebuah karya,
Puisi tak melulu isinya cinta.
Bagaimana jika kita berbicara perihal Indonesia?
Negeri indah yang orangnya ramah tamah.
Bagaimana jika kita berbicara perihal Indonesia?
Negeri yang banyak orang bergelar sarjana
Tapi otak seperti tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
Makan hasil dari uang rakyat tapi banyak tingkah
Keciduk korupsi berlibur keluar Negara
Mengulur-ulur waktu, membantah semua fakta,
Pikirnya mah ‘Ada uang kami bebas merajalela’ Ha-ha
Katanya keadilan harus ditegakan setegak-tegaknya.
Tidak runcing di bawah tumpul ke atas bukan, Pak?
Namun keresahan terus menghantui otakku,
Melihat fakta yang ada di televisi dan surat kabar.
Sampai kapan Negeri ini bersih dari kaparat yang menamai dirinya penjabat?
Bebas katanya berpendapat?
Halah, gundulmu bebas berpendapat!
Sekali mengeluarkan suara besok hilang tanpa jejak diculik bapak aparat.
Bekasi, 01 April 2018
POTRET PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN
Fajar di ufuk sudah mencercah,
Aku, dengan rasa yang masih sama
Membuncahkan damba.
Dari manusia pemilik birokrasi Negara
Sudah bertahun-tahun Tuan,
Sejak kau terpilih dipilkada
Sebab banyak yang mempercayai janjimu nyata
Namun sampai sekarang kulihat hanya
Bangunan bagus di kota-kota.
Tuan, perihal janji yang dulu kau elu elu kan.
Kuharap, nun jauh di ujung nusantara tiada kau dustakan.
Perihal pembangunan layak di masa depan
Berharap asaku berubah menjadi kebanggaan untuk tempat terujung di perbatasan.
Semoga lumpur dan tanah tak lagi jadi jalan hidupku,
Jembatan reot yang mengalir air deras di bawahnya,
Tak lagi jadi tempat resahku.
Aku hanya menanti satu, Tuan.
Aku lelah harus berpindah kala hujan deras,
Aku ingin belajar tenang berfasilitas
Dengan kursi meja yang layak
Yang menjadikan perantaraku, mengejar cita-cita kelak.
Bekasi, 01 April 2018
Biodata Penulis
Nama saya Sindi Kusuma Wardhani. Siswi kelas sebelas SMK negeri 11 Kota Bekasi. Lahir pada tanggal 20 Desember 2000. Beralamat di Jalan Majid Al-Ikhlas gang Haji Lihun 2 Kranji, Bekasi Barat, Bekasi. Saya mempunyai pengalaman menulis sejak bergabung di Komunitas Muda Menulis di bawah bimbingan mentor saya Sucia Ramadhani dan Ridha Fachrizal. Saya aktif di dalam lomba-lomba cipta mau pun baca puisi. Ada beberapa karya saya yang telah dimuat dalam antalogi Penulis Terpilih di beberapa event. Saya bisa dihubungi melalui instagram @SindiKusuma_ atau WhatsApp : 087776197712 atau nomor telefon pribadi : 0895334253052
Komentar
Posting Komentar