Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Sri Rahayu Ambarwati;Sketsa Di Ujung Senja

Sketsa di Ujung Senja
(Sri Rahayu Ambarwati)

Menggores, sendu yang mendekap kerapuhanmu
Ekor mimpi yang terpaut pada pandanganku ketika ku terbangun
Mengalun dari nafas penghujan
Malam menjilam tanpa suara
Dan Hening tertuang dari butiran hujan yang mengaliri rindu
Cinta seumpama aku yang menyulam benang-benang jingga
Dari mentari yang hampir tanggal di ufuk sana
Yang menyayat kebisuanmu
Yang mengarat lewat serpihan nafasku
Kini kan ku jemput kisah dua pasang bola mata
Yang melihat dirinya tertatih di tirai masa lalu
Menjemput cintanya di akhir usia

Tegal, 20 April 2018


Denting – Denting Piano Musykil
(Sri Rahayu Ambarwati)

Kedua hati malu-malu
Dua pasang bola mata terpaut
Mengukir sebuah alunan klasik
Denting nyaring piano yang bernada musykil
Mengalun bersama rindu yang begitu derasnya
Ladang hatimu penuh dengan hujan
Tak henti-hetinya aliri kedua kelopak mata
Untuk sang pujangga, di hati sekuntum bunga
Yang menceraikan rindunya pada dahan-dahan cemara
Di luruhkan kala bermandikan serbuk kabut
Oleh Hati sekuntum bunga terlalu rapuh
Serapuh cahaya bulan, yang terkikis datangnya fajar
Angin berhembus, denting-denting itu
Menjelma reruntuhan jiwa yang terpenjara diam
Dan menyimpannya pada sebuah lipatan malam
Bercinta lewat tatapan

Tegal, 20 April 2018


Aku adalah Sekuntum Bunga yang Menangis Lewat Embun
(Sri Rahayu Ambarwati)

Aku ini sekuntum bunga
Menangis lewat sebutir embun
Kini, terisak di peradaban pagi
Di kala kupu-kupu rindu menyapaku
Dan kini aku melihatmu
Tangisanku, embun yang menitik pada pagi yang buta
saat semesta menjelma lengkungan cahaya tanpa suara
Yang siap menghantarkan melodi-melodi nyanyian
pada selembar kertas hari yang akan siap penuh warna pada esok nanti
Akulah bunga yang menanti sapaan lembut angin
Akulah bunga yang serapuh cahaya bulan,
Yang terkikis datangnya fajar
Akulah bunga yang hampir layu menunggu persinggahanmu
Serbuk kabut mendekapku, labuhkan rindu yang membeku
Cahaya senja, menyulam rinduku akan senyummu
Akulah bunga yang begitu rapuh,
Mengharap cinta yang sopan
Akulah bunga yang menangisi kepergiamu, yang tak lelah menantimu
Tentu, kau boleh singgah sesukamu. Namun, sampai senja hendak berakhir
Kau harus tahu, perihnya embun yang bersumpah mengiring siang
Nyatanya ia kan hilang

Tegal, 20 April 2018


Biodata :

Sri Rahayu Ambarwati, dilahirkan di  Wonosobo, 10 Februari 2001.Dapat dihubungi di fb: Ambar Anbaru. Dan email: ambaranbaru2001@gmail.com. WA: 085225236218. Beberapa karyanya sudah dimuat di beberapa buku antologi puisi. Diantaranya, Kado Terindah Untukmu-Jejak publisher, Cinta yang Terpendam-Semangat Menulis,Buana Litera dan Menelan Mentari-Artistic Percetakan, dll. Hobbinya ialah melukis, menulis dan menyanyi. Dan ia mendedikasikan karya-karyanya bagi para penikmat satra ☺.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-Puisi Fatimatus Sya'diah;Bagiku Kamu

Antara Ada Dan Tiada Penulis: Fatimatus sya'diah Sejenak garis tipis itu mulai membentuk, Menyeringai tanpa mengerti Mungkin sebab tak lagi mau dicari, Berhenti mencaci tentang rasanya yang tak diyakini. Memilah gengsi dari rangkaian rasa dihati Untuk keberanian yang kau cipta dalam untaian kata, Yang kucerca dgn kata tanpa terduga Untuk perhatian yang kau tuang dalam secangkir kopi, Yang membuatku seketika merasa percaya akan hati Untuk tawa pengertian yang kau sajikan dalam ketenangan Yang membuatku k esal akan tatapan Untuk rela menjadi telinga dalam tiap suara, Yang seketika hadirkan rasa yang tiada dalam kamus rasa Terima kasih, Untuk rasa yang tak pernah terbaca walau selalu dirasa Pekanbaru, 28 April 2018 Sama Dengan Payah Penulis: Fatimatus sya’diah Ketika kata menjadi fatamorgana Hilang dalam rasa Ingin sampaikan makna namun samar dalam oase lara Masih sama dalam asa Meski memudar dalam raga Masih dengan gerutu sang pendusta Walau t...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Hanifa;Surat Untuk Pahlawan

“Sepotong episode kenangan” Penulis Hanifa Di bangku sekolah itu ada sepotong kenangan Yang tak akan pernah ku lupakan Di situ ada cerita aku dan kau Di temani lirihnya perjuangan Menjajaki getirnya asa menggapai cita Detik-detik yang terlalui begitu terasa cepat Di penghujung masa seragam abu-abu ku Aku tak tau dan tak mau memaknai apa yang kurasa Semua terasa sakit untuk berpisah Ada sebuah kata kenyamanan saat bercanda tawa dengan mu Tapi kenyataannya waktu itu akan pergi Saat malam menjemput senja Tuhan.. Aku jatuh cinta…. Pada saat sisa-sisa kenangan masa seragam abu-abuku Tapi? Aku hanya bisa memendam cinta ini Tanpa seorang pun tau,kecuali Engkau.. Bahkan aku pun tak membiarkan burung yang sering menyapaku tak ingin aku dia tau.. Bahwa aku sedang jatuh cinta padanya… Salahkah aku jatuh cinta? Salahkah aku yang memendam rasa? Berdosakah bila rasa ini aku ungkapkan dahulu? Sedangkan saat  ini aku berjuang untuk menepis rasa ini Wahai Rabb…aku tidak i...