Langsung ke konten utama

Postingan

RINDU

 * RINDU * Rindu?Ya,rindu. Rindu tawamu Rindu parfummu Rindu segalanya tentang dirimu. Bahkan yang kita lakukan, Terlalu terpandang biasa. Namun,akan terasa istimewa Jika dilalui bersamamu. Saat ini, Aku sedang terlarut dalam keheningan Hanya ditemani, Bayangan senyummu dalam angan-anganku Tawamu,senyummu Sudah terbungkus dalam pikiranku Semua makin membekas Namun,akan ku nikmati setitik demi setitik Walaupun aku hanya menulis, Semoga kau bisa mendengar isi hatiku Tentang kerinduan yang tertuju untuk dirimu Karna ku hanya mampu berkisah tanpa menyapa. Biodata penulis Nama=Nanda Syaharotulo Ajizah Ttl=05 juli 2005 Alamat=Kp.pule Rt.002/004 kel.Karangsetia kec.Karang bahagia Asal sekolah=MAN 1 BEKASI Umur=15 Tahun Cita-cita=Dokter dan penulis Ig=Nandaajizah Fb=SyhrtlZh WA=085284499411
Postingan terbaru

Puisi-Puisi Tjut Nyak Dhien;Utusan Pembawa Cahaya

Siulan Dari Langit Eropa (Tjut Nyak Dhien) Udara biru melukis langit eropa Putih awan membingkai cakrawala Alunan melodi merambat keseluruh petala Ditemani senyuman surya dari celah langitnya Suara indah menyapa keheningan Dentuman nada mengoyak lamunan Bahana lembutnya menyiutkan jiwa Semarak angin mengiringi tuturnya Itulah sebuah siulan Siulan indah dari langit eropa Sahaja dikirim keseluruh semesta Untuk menghibur hati yang kesepian Siulan dari langit eropa Ketenangan yang ia bawakan Senyuman jagad raya yang ia inginkan Kegembiraan yang ia harapkan Banda Aceh, 01 Mei 2018 Fajar (Tjut Nyak Dhien) Sapaan ayam membangunkanku Setitik embun menyejukkanku Sinar matahari mulai mengintip Menanti pergantian perannya Udara segar menemaniku Berbicara pada Allah Swt Mengungkapkan rasa syukur Atas kenikmatan yang ia berikan Sejuknya angin fajar Membuat hariku bermakna Seolah ia berbisik Mulailah hari ini dengan kebaikan Fajar… Suasana yang menenangka...

Puisi-Puisi Achmad Mubarok;Layang-Layang

LAYANG-LAYANG By : Ach Mubarok Aku rindu masa kecil dulu, bermain petak umpet misalnya, atau bermain layang-layang. Meskipun terjatuh; terluka dan berdarah. tetapi tetap saja mampu sekejap tuk berlari sekali lagi dan lebih kencang dari sebelumnya. Ketika semua telah tertelan waktu, kenapa sekarang ini lebih susah hanya untuk sekadar berdiri dari rasa lelah? atau merebah dari perasaan-perasaan gundah. Merindu misalnya, hal-hal sepele itu membuat mataku perih, kepalaku terbelah dan pikiranku tersesat. Aku ingin menjadi bocah, yang kebal akan rasa lara, mampu mengekang rasa payah, dan menjadi layang-layang kala rindu pada seseorang, bersama awan ia bisa menjadi hujan yang indah. misalnya. Semarang. 05/04/2018 22:22 WIB Tak Pernah Dikira. Oleh Achmad Mubarok Dalam perkiraan di mana mata kita bertemu bertamu pada satu rumah berpindu rindu, atap: rerumputan tak berwarna hijau, dan jendela menyeka separuh ruh. Suatu ruang di mana kiranya bibir kita ...

Puisi-Puisi Izzah Ummi Bariroh;Berharap Dalam Do'a

Berharap Dalam Do’a Izzah Ummi Bariroh Langkah demi langkah terjalani.. Waktu demi waktu telah berlalu... Berpapasan... saling sapa bahkan tersenyum.. Menjadi kenangan yang tiada terlupa.. Hingga saatnya semua berubah.. Dengan waktu yang kian terlena... Terdiam...Menjauh bahkan memalingkan muka... Demi menjaga hubungan yang dipunya.. Tiada yang tahu apa alasannya.. Tiada yang faham akibatnya... Namun satu keyakinan dalam jiwa.. Berharap bahwa ia menyapaku dalam do’a... Ia menjagaku dalam do’anya.. Hingga suatu hari ia menyatakan semuanya.. Untuk menjaga hubungan yang telah dibina... Wahai kau... Laki-laki dalam Do’a... Malang, 24 Maret 2018 Cintaku di Pelaminan Izzah Ummi Bariroh Ku tak tahu orangnya... Ku tak tahu sifatnya... Bahkan...Ku tak tau wajahnya.. Satu yang ku tahu...Dia, Calon Imamku.. Bersinar wajah bak pesona bulan Bersimpuh indah tatapan matanya Berayun-ayun ucapan lembut bibirnya Yah..dia sang Raja Raja Hatiku..Calon Imamku Cinta Per...

Puisi-Puisi Ulfah Nur Rizki;Pria Berlesung Pipi

Raja iblis Karya : Ulfah Nur Rizki Manusia menyayat, menjadikan sayatan luka itu berkeping-keping Dan kau akan merasakan, menemui yang lebih kejam dari sang penghuni hutan Yang membakar, dan menghanguskannya dalam bara api yang takkan padam Dengan menenteng kedua tangannya, bagai raja yang bengis dan serakah Banyak orang terkapar berlalu lalang yang meneteskan darah dalam sembilu perasaan Isak tangis mewarnainya, dalam kepiluan yang bertumpuk Ujian bukan palang, bagai ulat yang memakan habis daun Bertubuh kecil, namun suaranya keras, yang menggentarkannya dalam ruang kosong Mulutnya berkomat-kamit, mencaci maki habis-habisan rakyatnya Tak peduli dengan deritanya, ia bersorak sorai seakan menertawai Raja yang tak adil, bagai bangkai tikus yang menyesakkan Ingin rasanya aku pulang, menemukan raja baru yang perwira dan gagah Ah,aku tak habis berpikir! Aku terkubur dan terpenjara bagai didalam dunia neraka Seharusnya bukan aku, tapi dia sang raja yang bertopeng iblis Tak...

Puisi-Puisi Yeni Wf;Aku Hanya Anak Tukang Sapu

AKU HANYA ANAK TUKANG SAPU Oleh : yeni wf Pagi malam Bapak ku menyapu Ujung ke ujung membersihkan kotoran dan debu Tak sedikit debu-debu menempel bersatu menjadi peluh Peluh peluh berkumpul mengisi saku Saku terisi, bergegas bapak pulang membawa senang riang Demi perut sang istri dan anak agar kenyang Sapu-sapu menghasilkan peluh yang berkah Sapu sapu mengusir lelah yang tiada tara Yaah.. aku hanya seorang anak tukang sapu Medan, 01 mei 2018 BERLARI MENGEJAR WAKTU Oleh: yeni wf Tak ada untaian kata terangkai Merakit sepi membisu Bilamana datang Waktu Masa Seolah terkejar Berlari tanpa batas Melewati  dentingan waktu luas Hari Hilang beriring Silih berganti tenggang Gelap terang saksi nyata Tergesa-gesa kaki melangkah Berlari mengejar waktu Tanpa isyarat Detik Medan, 01 mei 2018 KIASAN TANPA MAKNA Oleh: yeni wf Apalah arti hati Bila tidak ada cinta Apalah arti kata Bila tidak  Ku mengerti Apalah arti jiwa Bila raga tergeletak tak...

Puisi-Puisi Ahmad Latiful Ansori;Kekuatan Cinta Gusdur

KEKUATAN CINTA GUSDUR Oleh : Ahmad Latiful Ansori Duhai Gusdur Aku tahu di balik candamu yang ceria Tersembunyi luka yang sangat dalam Luka yang tak akan pernah hilang saat seseorang berusaha menghunus mahkotamu Aku tahu Engkau tidak pernah mengharapkan mahkota itu Engkau hanya sedih saat kasihmu harus di balas dengan pedih Engkau memang tak punya musuh Tetapi serigala serigala itu telah haus kekuasaan Tak ada lagi yang bisa mereka cengkeram Selain merobek dan menyasap baju yang engkau kenakan Mereka memang biadab Membiarkanmu keluar tanpa sehelai sampur Duhai gusdur Mendengarkan kabar itu Bangsa ini tak pernah malu memilikimu Seraut wajahmu Melintas jelas bersama terpaan sang bayu Mengingatkan kami, bahwa kami masih rindu Masih menyisakan rindu oleh sosokmu Duhai guru Mungkin ini memang sudah seharusnya terjadi Engkau kembali pada yang maha mengasihi Kasihmu pada bangsa ini mampu membuat kami melihat dalam gelap Ragamu yang terpisah dari bangsa ini Ta...