Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Puisi-Puisi Tjut Nyak Dhien;Utusan Pembawa Cahaya

Siulan Dari Langit Eropa (Tjut Nyak Dhien) Udara biru melukis langit eropa Putih awan membingkai cakrawala Alunan melodi merambat keseluruh petala Ditemani senyuman surya dari celah langitnya Suara indah menyapa keheningan Dentuman nada mengoyak lamunan Bahana lembutnya menyiutkan jiwa Semarak angin mengiringi tuturnya Itulah sebuah siulan Siulan indah dari langit eropa Sahaja dikirim keseluruh semesta Untuk menghibur hati yang kesepian Siulan dari langit eropa Ketenangan yang ia bawakan Senyuman jagad raya yang ia inginkan Kegembiraan yang ia harapkan Banda Aceh, 01 Mei 2018 Fajar (Tjut Nyak Dhien) Sapaan ayam membangunkanku Setitik embun menyejukkanku Sinar matahari mulai mengintip Menanti pergantian perannya Udara segar menemaniku Berbicara pada Allah Swt Mengungkapkan rasa syukur Atas kenikmatan yang ia berikan Sejuknya angin fajar Membuat hariku bermakna Seolah ia berbisik Mulailah hari ini dengan kebaikan Fajar… Suasana yang menenangka...

Puisi-Puisi Achmad Mubarok;Layang-Layang

LAYANG-LAYANG By : Ach Mubarok Aku rindu masa kecil dulu, bermain petak umpet misalnya, atau bermain layang-layang. Meskipun terjatuh; terluka dan berdarah. tetapi tetap saja mampu sekejap tuk berlari sekali lagi dan lebih kencang dari sebelumnya. Ketika semua telah tertelan waktu, kenapa sekarang ini lebih susah hanya untuk sekadar berdiri dari rasa lelah? atau merebah dari perasaan-perasaan gundah. Merindu misalnya, hal-hal sepele itu membuat mataku perih, kepalaku terbelah dan pikiranku tersesat. Aku ingin menjadi bocah, yang kebal akan rasa lara, mampu mengekang rasa payah, dan menjadi layang-layang kala rindu pada seseorang, bersama awan ia bisa menjadi hujan yang indah. misalnya. Semarang. 05/04/2018 22:22 WIB Tak Pernah Dikira. Oleh Achmad Mubarok Dalam perkiraan di mana mata kita bertemu bertamu pada satu rumah berpindu rindu, atap: rerumputan tak berwarna hijau, dan jendela menyeka separuh ruh. Suatu ruang di mana kiranya bibir kita ...

Puisi-Puisi Izzah Ummi Bariroh;Berharap Dalam Do'a

Berharap Dalam Do’a Izzah Ummi Bariroh Langkah demi langkah terjalani.. Waktu demi waktu telah berlalu... Berpapasan... saling sapa bahkan tersenyum.. Menjadi kenangan yang tiada terlupa.. Hingga saatnya semua berubah.. Dengan waktu yang kian terlena... Terdiam...Menjauh bahkan memalingkan muka... Demi menjaga hubungan yang dipunya.. Tiada yang tahu apa alasannya.. Tiada yang faham akibatnya... Namun satu keyakinan dalam jiwa.. Berharap bahwa ia menyapaku dalam do’a... Ia menjagaku dalam do’anya.. Hingga suatu hari ia menyatakan semuanya.. Untuk menjaga hubungan yang telah dibina... Wahai kau... Laki-laki dalam Do’a... Malang, 24 Maret 2018 Cintaku di Pelaminan Izzah Ummi Bariroh Ku tak tahu orangnya... Ku tak tahu sifatnya... Bahkan...Ku tak tau wajahnya.. Satu yang ku tahu...Dia, Calon Imamku.. Bersinar wajah bak pesona bulan Bersimpuh indah tatapan matanya Berayun-ayun ucapan lembut bibirnya Yah..dia sang Raja Raja Hatiku..Calon Imamku Cinta Per...

Puisi-Puisi Ulfah Nur Rizki;Pria Berlesung Pipi

Raja iblis Karya : Ulfah Nur Rizki Manusia menyayat, menjadikan sayatan luka itu berkeping-keping Dan kau akan merasakan, menemui yang lebih kejam dari sang penghuni hutan Yang membakar, dan menghanguskannya dalam bara api yang takkan padam Dengan menenteng kedua tangannya, bagai raja yang bengis dan serakah Banyak orang terkapar berlalu lalang yang meneteskan darah dalam sembilu perasaan Isak tangis mewarnainya, dalam kepiluan yang bertumpuk Ujian bukan palang, bagai ulat yang memakan habis daun Bertubuh kecil, namun suaranya keras, yang menggentarkannya dalam ruang kosong Mulutnya berkomat-kamit, mencaci maki habis-habisan rakyatnya Tak peduli dengan deritanya, ia bersorak sorai seakan menertawai Raja yang tak adil, bagai bangkai tikus yang menyesakkan Ingin rasanya aku pulang, menemukan raja baru yang perwira dan gagah Ah,aku tak habis berpikir! Aku terkubur dan terpenjara bagai didalam dunia neraka Seharusnya bukan aku, tapi dia sang raja yang bertopeng iblis Tak...

Puisi-Puisi Yeni Wf;Aku Hanya Anak Tukang Sapu

AKU HANYA ANAK TUKANG SAPU Oleh : yeni wf Pagi malam Bapak ku menyapu Ujung ke ujung membersihkan kotoran dan debu Tak sedikit debu-debu menempel bersatu menjadi peluh Peluh peluh berkumpul mengisi saku Saku terisi, bergegas bapak pulang membawa senang riang Demi perut sang istri dan anak agar kenyang Sapu-sapu menghasilkan peluh yang berkah Sapu sapu mengusir lelah yang tiada tara Yaah.. aku hanya seorang anak tukang sapu Medan, 01 mei 2018 BERLARI MENGEJAR WAKTU Oleh: yeni wf Tak ada untaian kata terangkai Merakit sepi membisu Bilamana datang Waktu Masa Seolah terkejar Berlari tanpa batas Melewati  dentingan waktu luas Hari Hilang beriring Silih berganti tenggang Gelap terang saksi nyata Tergesa-gesa kaki melangkah Berlari mengejar waktu Tanpa isyarat Detik Medan, 01 mei 2018 KIASAN TANPA MAKNA Oleh: yeni wf Apalah arti hati Bila tidak ada cinta Apalah arti kata Bila tidak  Ku mengerti Apalah arti jiwa Bila raga tergeletak tak...

Puisi-Puisi Ahmad Latiful Ansori;Kekuatan Cinta Gusdur

KEKUATAN CINTA GUSDUR Oleh : Ahmad Latiful Ansori Duhai Gusdur Aku tahu di balik candamu yang ceria Tersembunyi luka yang sangat dalam Luka yang tak akan pernah hilang saat seseorang berusaha menghunus mahkotamu Aku tahu Engkau tidak pernah mengharapkan mahkota itu Engkau hanya sedih saat kasihmu harus di balas dengan pedih Engkau memang tak punya musuh Tetapi serigala serigala itu telah haus kekuasaan Tak ada lagi yang bisa mereka cengkeram Selain merobek dan menyasap baju yang engkau kenakan Mereka memang biadab Membiarkanmu keluar tanpa sehelai sampur Duhai gusdur Mendengarkan kabar itu Bangsa ini tak pernah malu memilikimu Seraut wajahmu Melintas jelas bersama terpaan sang bayu Mengingatkan kami, bahwa kami masih rindu Masih menyisakan rindu oleh sosokmu Duhai guru Mungkin ini memang sudah seharusnya terjadi Engkau kembali pada yang maha mengasihi Kasihmu pada bangsa ini mampu membuat kami melihat dalam gelap Ragamu yang terpisah dari bangsa ini Ta...

Puisi-Puisi Sri Rahayu Ambarwati;Sketsa Di Ujung Senja

Sketsa di Ujung Senja (Sri Rahayu Ambarwati) Menggores, sendu yang mendekap kerapuhanmu Ekor mimpi yang terpaut pada pandanganku ketika ku terbangun Mengalun dari nafas penghujan Malam menjilam tanpa suara Dan Hening tertuang dari butiran hujan yang mengaliri rindu Cinta seumpama aku yang menyulam benang-benang jingga Dari mentari yang hampir tanggal di ufuk sana Yang menyayat kebisuanmu Yang mengarat lewat serpihan nafasku Kini kan ku jemput kisah dua pasang bola mata Yang melihat dirinya tertatih di tirai masa lalu Menjemput cintanya di akhir usia Tegal, 20 April 2018 Denting – Denting Piano Musykil (Sri Rahayu Ambarwati) Kedua hati malu-malu Dua pasang bola mata terpaut Mengukir sebuah alunan klasik Denting nyaring piano yang bernada musykil Mengalun bersama rindu yang begitu derasnya Ladang hatimu penuh dengan hujan Tak henti-hetinya aliri kedua kelopak mata Untuk sang pujangga, di hati sekuntum bunga Yang menceraikan rindunya pada dahan-dahan cemara ...

Puisi-Puisi Tuti Alawiyah;Dilanda Ombak Keresahan

DILANDA OMBAK KERESAHAN Oleh: Tuti Alawiyah Kapalku berlayar Menyusuri luasnya samudra hati Ku termangu Menikmati semilir angin Yang membelai tiap helai rambutku Di bawah langit yang gelap Di bawah cahaya purnama Dibawa angin yang tenang Aku meresahkanmu Aku takut kau sedang merindukanku Walau angin begitu tenang Walau sinar purnama masih terang Walau tak ada ombak yang menghampiri Jauh di palung hatiku sana Gelombang mengombang-ambingkan perasaanku Hatiku dilanda ombak keresahan Ombak yang begitu deras Menabrak karang hati yang membuatnya rapuh Serapuh debu yang tertiup angin Membuatnya hilang ke udara Kau, Alasanku tenggelam di palung hati yang begitu dalam Ombak keresahan menabrak kapalku Mengombang-ambingkan perasaan yang nyata Menenggelamkanku di bawah sinar purnama Seperti belaian angin yang menggelitik Tenang namun mampu menerbangkan debu Seperti bulan yang bersinar di langit yang gelap Tak seterang matahari namun tetap bersinar Seperti itula...

Puisi-Puisi Anjanillah Zumzumi;Rasa Raib

Rasa Raib Anjanillah Zumzumi Ku tengok lagi isi sanubari Warna merahnya tetap menyala Warna putihnya tetap suci Tetapi...... Daku Hanya bunga layu Dikau kumbang tak mau tau Tua waktu seperti ini Senja hari masih begini Bunga menunggu kumbang menghampiri Sudah lama hingga mati Perasaku tak harum lagi Hilang sirna rasa hati Fajar Saat Senja  Nan Abadi Anjanillah Zumzumi Jiwa ku meronta semakin aku melawannya Langit pun tau bila fajar saat senja nan abadi Bahkan burungpun akan mengutuk ku jika aku bermimpi Mimpi yang sangat indah Seindah mimpi setangkai bunga yang merindukan setitik embun Jiwa ku akan terus terbang Hilang oleh hembusan angin Tanpa tau dimanakah kini segumpal perasa Akan nestapanya sang pengelana hati Harapan akan kebahagiaan tuhan Akan selalu terpelihara Cobaan Tuhan dan setitik kerlip akan lemahnya jiwa Terus terkobar Tanpa tau bilamana akan padam Engkau sang bintang Teruslah tetaplah diatas pijakan Kembalilah saat angin berh...

Puisi-Puisi Aqwiya Miqdam Insani Al Haq;Sebuah Suara Yang Menggema

SEBUAH SUARA YANG MENGGEMA Penulis : Aqwiya Miqdam Insani Al Haq Teriakannya sungguh menyita ruang Pada gendang telingaku Menghantarkan respon melalui syaraf menuju sang nalar Menghasilkan sebuah pertanyaan Dengan sebuah suruhan untuk berkata “oh mengapa kau tak dengarkan teriakannya yang menggema ?” Menggetarkan hati bagi setiap orang yang mendengarkannya Penggerak sipemalas supaya mengikutinya Penyatu umat manusia yang sejalan dengannya Apakah dirimu seorang yang tidak peka Terhadap sebuah suara Akankah dirinya menganggapmu si tuli Sang penerima berita tanpa bunyi ? Tasikmalaya, 1 mei 2018 22:00 SEBUAH KAWASAN DI SUDUT KOTA Penulis : Aqwiya Miqdam Insani Al Haq Sebuah Kawasan di sudut kota Akankah kau ingat mereka ? Tebaran janji yang kau buat seakan nyata Menghipnotis mereka untuk memberi suara Akankah kau ingat mereka ? Pemakai baju lusuh pejuang anak keluarganya Merangkak terinjak demi sebuah cita-cita Berharap berguna bagi nusa bangsa Mereka ...

Puisi-Puisi Rizky Fadilah;Penuh Harapan

LEMBARAN BARU Oleh: Rizky Fadilah Tatapan ini kosong,,, Hampa,,, Bayangmu tak pernah lepas dariku,,, Ku selalu di dudukkan oleh bayangan dunia kegelapan,,, Ku terjerat dalam kebingungan,,, Mendengar kicauan bimbang,,, Hati bak tersayat,,, Masa yang merenggut manisnya kehidupan,,, Bahkan Kau berpaling mengikis keharmonisan,,, Kemana kaki jalan melangkah,,, Maka terlupa sudah memori palsu itu,,, Lembaran baru ku buka,, Untuk kembali kepada Lillah,,, PENUH HARAPAN Oleh: Rizky Fadilah Semilir angin yang menyerbu pepohonan Udara segar nan damai Terlihat anak kecil menari-nari Penduduk desa melakukan rutinitas dengan senyumnya Bahkan terlihat burung berkicau riang Benar suasana yang menyejukkan hati Tahukah kau? Dulu tak seperti itu Kala orang-orang tak dapat keluar dari sarangnya Wajah penuh peluh dan ketakutan Anak-anak tidak bisa bermain bebas, bahkan tak bersekolah Penjajah ada dimana-mana Kekejaman yang tiada habisnya Menyiksa kaum pribumi yang lemah N...

Puisi-Puisi Zumrotul Ina Ulfiati;Suasana Macet

Suasana Macet Oleh : Zumrotul Ina Ulfiati Getir suara klakson berdendang Menyela siang yang menghadang Nasib sudah kian menjelang Pagi sampai siang tak kunjung datang Teriak menembus jalan aspal Suara tak menyeberang tak mau diluluhkan Keringat sumber makanan kesiangan Bagi metropolitan yang kemacetan Lelah menunggu bergiliran Sabar kini hanyalah tujuan Tunggu ayahmu pulang di kehangatan Walau datang saat larut berhadapan Lamongan, 01 Mei 2018 Getir Ramai Aspal Oleh : Zumrotul Ina Ulfiati Terlambat karena jalan Tersisa hanya watu kehilangan Pekerjaan terhalangkan Dan tinggal pasrah yang tersisakan Polusi makan kami Tercumbu setiap hari Tersentuh asap tak pernah usai Pada kepadatan yang gemulai Klakson berdendang telinga Amarah kian menjelma sampai dahaga Salah-menyalah rutinitas berkendara Bagi mereka yang tak berprasangka Lamongan, 01 Mei 2018 Macet Menghantuiku Oleh : Zumrotul Ina Ulfiati Dia menyita waktuku Segala hidupku direbut pilu ...

Puisi-Puisi Wulansari Andani ;Lukis Bayangan

Angkat Keris dalam Warangka W.S Andani Setumpuk asa tanpa daya Termangu terbelit dalam ilusi buta Prestasi sepi tak kunjung nyata Temaram layak jiwa tak berguna Bara api mengusung asa Meratap keris yang seakan tumpul Angkatlah keris sampai menegak Agar tak jatuh, tumpul, dan tertindas Batin menganga minta pengikraran Angkatlah keris sampai menyangkasa Pada punggung keris yang lupa akan arah Gejolak ria nan angin gemuruh Genggam keris agar tak terlena Terkontaminasi oleh ambisi dan korupsi Berbingkai kepalsuan yang mendominasi Asa yang menggebu mendobrak hati Menyeruak keras membuka diri Keris ini tak patut tumpul Harus terbina oleh figur tauladan sejati Petaka berseru Melangkahlah pewaris pandu keris Berbaris mengikis mental yang luyu Berbina tajam kesejahteraan hakiki Bertempur serdadu bak bom liar yang ganas Membalut keris dengan warangka jelita Mengasah keris hingga tajam tak terganti Kini W.S Andani Angin malam menari dalam lamunan Ketika diri ter...

Puisi-Puisi Yesi Kumala Sari;Pergilah

PERGILAH Karya: YESI KUMALA SARI Aku tergeletak didalam ruang yang sesak Saat dirimu memberikan oksigen yang ku perlukan Diruangan lain dirimu juga memberikannya kepada orang lain Tarik aku kembali kedasar, lepaskan ketergantungan yang mengikat rasa Kamu membunuh kepercayaanku Kamu membunuh harapanku Kembali lah, kembalilah Jangan libatkan aku kembali Kamu telah membuka celah yang telah tertutup lama Kamu biarkan diriku berlari-lari didalamnya Kamu tidak  butuh waktu lama untuk mendorongku keluar Aku salah memihak kepada kebaikan Ternyata ia berkhianat dan meninggalkan nama yang bergantung diatas sana Oksigenmu memainkan kepercayaanku Jambi, 1 Mei 2017 TAMAK Karya: YESI KUMALA SARI Hujan menyimpan dua keadaan sakit atau bahagia Bukan ia yang menawarkannya Melainkan dirimu yang memaksanya Mengikut peraturan yang engkau cipta Bodoh, mau saja diinjak-injak manusia dibumi Yang kotor dengan kebohongan Banyak lintah bertebaran mengeliat dipermukaan Menar...

Puisi-Puisi S. Muchlisin A;Senja Merindu

Senja Merindu (S. Muchlisin A.) Riak gelombang rinduku menggelora Menghempas kejenuhan bersemat kesepian Teringat wajahmu diujung aurora senja Swnyummu berkaca di hamparan lautan Hai Indah, Apa kabarmu sayang, Kuharap kau menantiku ditepi lautan Tapi jangan nekad untuk berenang Kita bisa bertemu dan melepas rindu Andai tak terhalang sekat jarak dan waktu Palembang, 01 Mei 2018 Pergilah Puan ! (S. Muchlisin A.) Rajam duri menyayat jantung hati Perih merintih dalam hati Kau Puan tak berbelas kasih Jiwa menjerit sedih lirih Puanku telah beralih kasih Lari memboyong semua cintanya Tinggalkan diri ini yang merintih Memang Puan tak lagi punya hati Andai Puan mengerti apa itu kasih Puan kan setia hingga dunia berganti Membungkusnya dengan kain suci Menyayanginya tanpa pamrih Tapi kini sudahlah, Pergilah Puan ! Jangan takut aku menangis Semua kisahmu dihati telah ku iris Palembang, 01 Mei 2018 Istana Para Penguasa (S. Muchlisin A.) Asa nara ...

Puisi-Puisi Salsabilah Hani Thalib;Tanahku Yang Layak ?

Selendang Tua (Salsabilah Hani Thalib) Bak fatamorgana di padang pasir Merangkak di bawah terik di pesisir Melabuh di tanah kejayaan Mencari dan wujudkan harapan Namun apakah yang kau dapatkan ? Apakah cinta perhatian dan kepedulian ? Kau dilihat di pandang namun dilupakan Itukah mereka masyarakat Pancasila Moral dan kepedulian, seakan terhanyut dalam liukan air tanah Bak daun gugur yang terkubur dan pasrah Lenyap, musnah, dan binasa Ibu pertiwi, dimanakah hati anak asuhmu ? Dimanakah harta warisan pejuang negeri ? Pejuang bermartabat tinggi, berendah hati Rotasi bumi seakan beraksi Bukan rotasi yang dinanti nanti Bak menanam kelapa di pantai Tumbuhnya, duri yang menyakiti Namun ... Di tanah kejayaan, kulihat sosok pemuda Yang mempedulikanmu, seakan dia adalah puteramu Tak peduli kasta, jabatan, juga tingkatan pendidikan Tak peduli pekatnya kulitmu Lusuh, dan kumalnya busanamu Dan noda dalam selendang tuamu Karena dia tau Kau adalah bagian dari keluarganya ...

Puisi-Puisi Mustika Sekar Ayu Qathrunnada Yuanti;Do'a Ayah

Renungkan Sosok Ibu Karya : Mustika Sekar Ayu Qathrunnada Yuanti Sosok malaikat tanpa sayap Hadir mengukir kisah setiap saat Kisah tangguhnya dalam memecah segala masalah Nan senantiasa mengayomi sekitarnya Kasih tulusnya deras mengalir Kekal, tak seperti batu yang dapat terkikis Tenang pikirnya tak mudah emosi Tak seperti gas yang dapat meledak bila dipanasi Dukanya selalu tersembunyi dalam drama kebahagiaan Nan melebihi drama humorisnya seseorang Jiwa egois tak bersemayam dalam dirinya Bak alam hijau yang pentingkan sekitar Ibu, panggilan akrabnya Gelar kehormatan yang ia dapat dari anak Jiwa-jiwa mungil itu ia besarkan tanpa harap balasan Pantas surga ada di bawah telapak kakinya Tulungagung, 1 Mei 2018 Doa Ayah Karya : Mustika Sekar Ayu Qathrunnada Yuanti Langit putih biru Sambut lahir ku di dunia baru Lantunan adzan menggema dalam telinga ku Menamengi diri yang masih suci nan lembut Hingga kini suara itu terkenang selalu Sosok ayah dalang suara ...

Puisi-Puisi Wahyu Maulidha;Akar Tubuh

AKAR TUBUH Wahyu Maulidha Kaki-kaki kecil itu menjalar-jalar langkah-langkah Menyisir belukar-belukar terjal Terkadang terkoyak-koyak lalu kembali tumbuh menopang jejak Kaki-kaki kecil itu terus menjalar-jalar mencari muara-muara Menghidupi sebatang harapan yang kelak berbuah nyawa Kaki-kaki kecil itu menjalar-jalar tumbuh melawan topan Tanpa alas ia berdiri menantang terpaan Di perempatan padang gurun Menyanyikan lagu-lagu alam dan tarian-tarian dahan Kaki-kaki kecil itu menjalar-jalar dengan tabah Dimaki setan dan dipuja hamba Tuhan Ia tetap menjalar-jalar tanpa tangisan Kaki-kaki kecil itu adalah akar di tubuh kecambah jalanan Jambi, 28 April 2018 Dia yang Kesepian Wahyu Maulidha Ruh-ruh diciptaNya, lalu hidup, berjalan lalu tertawa DiciptaNya lagi awan untuk mereka bermain seharian Dan, Ia jadikan berpasang-pasang ruh-ruh itu Untuk melihatNya Hari pertama, ruh-ruh itu ‘tak membantahNya Hingga kembali diciptaNya ruh-ruh setengah kepala Murka. Har...

Puisi-Puisi Ahmad Musaddad;Bidadari Surga

Bidadari Surga Karya : Ahmad Musaddad Alangkah indahnya hidup ini Di saat kulirik tatapan tajammu Alangkah bahagianya dunia ini Di saat kutatap wajahmu Wahai bidadari surga Bidadari surga Makhluk cantik yang rupawan Tiada yang menandinginmu Bidadari surga Sungguh wajahmu mempesona Di saat apapun Bidadari surga Kau pelengkap dari kekurangan dunia ini Tak elok dunia ini hanya ada bidadara surga Kami membutuhkanmu Wahai bidadari surga Tuk jadi penyeimbang dunia dan akhirat Bidadari surga Kau lahir dari tulang rusuk Seorang bidadara surga Tuk menjadi pendamping hidupnya Bidadari surga Ku tak tahu Bagaimana takdir dunia ini Jika tak ada kau Wahai bidadari surga Bidadari surga Kaulah tiang agama Kaulah tiang negara Wahai bidadari surga Wahai makhluk cantik Tiada kata yang mampu kuucapkan Di saat di hadapanmu Karena kau adalah bidadari surga Nasib dunia yang fana ini Ada di tanganmu Wahai sang bidadari surga Wahai makhluk cantik Banyuwangi, 15...

Puisi-Puisi Siti Jenar;Bunga Bangsa

Rasa yang Tak Terduga Karya : Siti Jenar Jiwa yang rapuh tak memiliki hasrat Hasrat yang berbeda dari yang paling berbeda entah dalam hitungan detik ini terjadi Mengawali hal yang tak wajar terucap oleh bibir Tak berhak untuk di publikan Mersakan hal berbeda saat aku dan kau bertemu hanya untuk menatap Menatappun hal yang lebih Kita lewati hanya sebuah nama Nama yang  terucap  dalam doa Perasaan yang tak terduga dalam ingatan yang bijak Tak sepatutnya hanya aku yang merasakan Berharap kau jua mengalaminya Walau kau harus melewati kerikil yang keras Keras  ya baja yang  di lumpuhkan Apalagi jiwa yang di kaitan dengan hati Bijak lah hati yang tak aku inginkan Yang terduga muncul dalam hati yang lemah ini Teruntuk kau yang disana yang hanya berjalan tanpa naungan Brebes, 30 April 2018 Bukan Sekedar Kenangan  Karya : Siti Jenar Ingatkah  yang lalu atas wktu yang telah terlewati dengan cepat Waktu yang tak  kembali membawa seri...

Puisi-Puisi Amina Bina Ilmiah;Berbeda Itu Indah

BERBEDA ITU INDAH Oleh : Amina Bina Ilmiah Tidak perlu saling menghakimi Dunia punya cara yang lebih sederhana Hukum mengikatnya Dan agama meluruskannya Tidak harus saling menyalahkan Setiap hal bisa diselesaikan Dengan secangkir teh hangat Tak sebanding dengan pengapnya ruang pengadilan Tidak perlu saling menghina Karena di mata Tuhan, kita ini sama Tidak ada yang lebih rendah Tidak ada yang lebih tinggi Berbeda bukan berarti salah, Karena yang sama, belum tentu benar Lihatlah dari mataku wahai dunia, Berbeda itu indah, selagi kita masih satu arah Tasikmalaya,28 April 2018 HILANG & PERGI Oleh : Amina Bina Ilmiah Hilang... Impian itu melayang Melambung jauh ke atas awan Kemudian jatuh, ke jurang terdalam Pergi... Tiada lagi tempat berbagi Pundi pundi telah engkau dapati Kini aku sendiri, kau dustai Tasikmalaya, 01 Mei 2018 PANTANG MENYERAH Oleh : Amina Bina Ilmiah Bunyi kentongan tanda tak aman Sendu tangisan menambah pilu pemandangan ...

Puisi-Puisi Khen Ayu Febreani;Gerimis Membawa Kekasih

GERIMIS MEMBAWA KEKASIH Oleh : Khen Ayu Febreani Setiap hentak gerimis mencari ruang sepi Menyibak pahitnya secangkir kopi menjadi gairah kerinduan Maka hadir bayangmu kekasih Setelahnya, dari pucuk senja berwana oranye Lantas ia mengucap salam Bersandar pelangi pada sebuah batu nisan Balikpapan, 1 Mei 2018 KUTUKAN Oleh : Khen Ayu Febreani Melodi yang ku mainkan teramat sendu Mengubur cinta hingga lumat berdarah-darah, kemudian mengerang kembali menjadi tanah Pergilah kau Hingga tak lagi kau melangkah di bebatuan berduri Namun esok waktu kan tetap berpihak padaku Telah tercuri hatimu dalam genggaman Menguatkan kutukan yang terus menjalar pilu Biar kau tau rasanya rindu Agar tak ada yang mampu memilikimu selain aku Balikpapan, 1 Mei 2018 KAMU KEKASIH Oleh : Khen Ayu Febreani Aku lari dari hingar-bingar semesta Yang menoreh lipstik merah mudamu pada setiap sajak yang ku tuliskan Membuat hati terus berbisik, meski berkali-kali ku tikam belati Sungguh...

Puisi-Puisi Feti Rochmah;Kehancuran

KEHANCURAN (Feti Rochmah) Simpang siur suara syair yang keluar dari badai Sayup-sayup jeritan anak gadis yang tak tahan akan perkawinan Taklah ia menikah jikalau perutnya tak bunting Sebuah kepercayaan yang ia pecahkan melalui mahkotanya yang  berharga     Seakan dewa marah akan kehinaan yang ia lakukan     Namun,,,,,     Suara syair keluar dari bungkus tebalnya kabut badai     Syair yang keluar bagai sebuah telur yang dikeluarkan dari induk ayam betina.     Begitu legah dan membuat sebuah harapan.          Mengupas satu persatu hati yang kalut akan kesedihan          Menyisihkan keikhlasan dan sebuah senyuman          Syair-syair itu begitu kuat hingga melelehkan timah yang kokoh. 23 April 2018 SANG BEDEBAH (Feti Rochmah) Bedebah-bedebah sekarang telah berani menampakan wajah mereka mereka telah berani mencuri didepan  mata kita. ...

Puisi-Puisi Setia Erliza;Sketsa Hujanku

Biar Aku Setia Erliza Biar aku Biar aku mengolah imajinasiku Biar aku Biar aku saja yang menggores sajak-sajakku Biar aku Menorehkan rasa dalam kertas putihku Biar aku, kataku! Biarlah, kukatakan biar aku saja! Biar aku saja, biar aku saja! Ambil penamu, ambil lembaranmu Sajakku untukku, sajakmu untukmu Sebab kamu tak cukup mengenalku Sebab kamu tak harus mengenalku Sebab kamu bukan bagian dari aku Aku, biar aku! Biarlah, biar aku saja Biarlah, biar. Medan, 01 Mei 2018 Sketsa Hujanku Setia Erliza Mula-mula kulihat langit muram Sendu, sendu, sendu Sejuk dipelupuk mataku Sesekali gemuruh mengejutkanku Sesekali senyap, lenyap, lenyap Tik tik tik tik tik tik tik Sentuhanmu di permukaan genting Dengan kecepatan tinggi Tik tik tik tik Sesekali mulai lenyap, kukira reda Tik tik tik tik tik tik tik tik tik Suaramu kembali kuasai sekelilingku Hanya suaramu, hanya suaramu ditelingaku! Sesekali kau senyap kembali Senyap, lenyap, dan lenyap Tik tik Lenyap,...

Puisi-Puisi Selly Nurul Upah;Penantian Seorang Ibu

RASA TAKUT Selly Nurul Upah Selasa yang membara Terik matahari membakar pori-pori kulit yang menganga Amarah yang amat sangat memerah Ada yang memanggilku di balik jendela Menyuruhku untuk  tetap tinggal dan sembunyi Tanpa sadar dia pun terincar dan terbunuh Di saat itulah aku meraung kebingungan Menangis tanpa suara Ingin menjerit tapi tercekik rasa takut yang amat sangat Penasaran melanglang buana Menerobos akal sehat yang tak ingin bergerak sama sekali Biji-biji keringat yang mengucur dari ujung rasa takutku Dan merembas ke dalam  kain-kain yang menempel di tubuhku Aku berpikir haruskah aku menyerahkan diri ? Terluka dan terbunuh Bersimpah darah Aku takut . . . Napasku bergetar pita sura mengiringi Cibadak, 01 Mei 2018 CINTA Selly Nurul Ulpah Sangat melelahkan memang Memandang dari kejauhan dan memendam rasa cemburu yang bertubi-tubi Terlena karena asmara tapi tak terpikir oleh logika Nyanyian itu benar Hem.. tersenyum sipu Kasmarankah...

Puisi-Puisi Andi Besse Elfiana;Kapal Karam

Terlebur Andi Besse Elfiana Selamat datang, wahai yang tersohor Para penyombong titipan Tuhan Tuan-tuan yang mahsyur Petinggi-petinggi yang angkuh Bumi semakin dilalap usia Bingkai jagat akan retak Di sinilah para bedebah mulai mabuk Dilindas roda kenikmatan dunia Satu persatu jiwa akan dilumat maut Senandung islami, ah bosan Shalawat nabi, tak sedap terngiang Dzikir-dzikir tuhan, menjemukan Jikalau tunasusila, kenikmatan tak terbayang Sadarlah kau Kuburmu akan sempit menggelap tak bersuluh Melebur tubuh yang tinggal membisu Kan terisak kau pinta bantuan, bergerak dalam buta Namun janji tuhan kan terluluskan Tak ada penyesalan lagi Hanya ada malaikat yang bercapak denganmu Siapa yang salah? Sengkang, 1 Mei 2018 Kapal Karam Andi Besse Elfiana Adakah yang lebih rapuh dari sebuah kapal karam? Berkawan ia bersama liung-liung Dihantam oleh ombak yang liuk-liuk Dibisukan oleh bunyi pecah batu karang Dilluluh lantakkan bersama mereka-mereka yang lemah A...

Puisi-Puisi Nasywa Fauzia Zahro;Dunia

Ulangi Kesalahanmu Karya : Nasywa Fauzia Zahro Ulangi Kesalahanmu... Supaya kami selalu berhati-hati Berusaha rajin, gigih, dan berani Untuk menyempurnakan kekurangan diri Membangun sosial ekonomi yang kokoh dan mandiri Kami tak mengharap pertolonganmu Yang ada udangnya di balik batu Ulangi kesalahanmu... Supaya kami senantiasa mencari-cari Ilmu dan pengalaman Tak lama lagi Kamilah pencipta keajaiban Ilmu dan teknologi Kami tak menginginkan bantuanmu Ulangi kesalahanmu... Sembunyikan penemuanmu Kini kami telah bersedia menandingimu Wahai yang merasa berkuasa besar Yang kerdil perikemanusiaan Tulungagung, 29 April 2018 Takdir Karya : Nasywa Fauzia Zahro Coba kau renungkan Puing-puing penderitaan hidup Sebuah persinggahan sementara Mengajar kita arti ketabahan Coba kau teliti Jeritan tangisan hati Jangan disenandungkan lagi Karena kesedihan itu Tak akan mengubah Nasib perjalanan waktu Coba kau baca Secebis iman di dada Adalah pertaruhan yang nya...

Puisi-Puisi Yuni Ari Setyawati;Biarlah

Rindu yang Tak Dirindukan Yuni Ari Setyawati Rindu.. Dimanakah kamu yang dulu? Mungkinkah kita masih bisa bersama seperti dulu? Apakah kamu pernah merindukkanku, Setelah perpisahan kita? Mungkin iya, Tetapi kamu terlalu sombong untuk mengungkapkan! Atau mungkin tidak, Karna aku sadar… Selama kita bersama, Tidak ada yang istimewa dariku Mungkin kamu sekarang sudah bahagia dengan orang lain, Tetapi aku? Aku masih terpuruk dalam kerinduan ini Rindu yang tak mampu aku ungkapkan Karna orang yang aku rindukan, Tidak mengerti dan tidak akan pernah mengerti Kab Semarang,1 Mei 2018 Biarlah Yuni Ari Setyawati Biarkan air mata ini mengalir Biarkan bibir ini terdiam Biarkan tubuh ini bersandar di pundakmu Biarkanlah, Sejenak setelah itu Aku akan mengungkapkan Tentang semua rasa yang sebenarnya ada Tentang cinta,aku dan kamu Bukan tentang saat ada aku,kamu, dia dan cinta Bukan tentang cerita kita saat itu yang mulai berpisah, Bukan ketika kita mulai berbeda tuju...

Puisi-Puisi Nurul Farida Tunnajach;Sahabat

RINDU  Oleh: Nurul Farida Tunnajach Kala rembulan menerangi bumi Kala ribuan bintang menghiasi angkasa malam Ada rasa yang datang tanpa diundang Menyesakkan dada Mengalirkan air mata Membuka lembaran-lembaran yang tertata rapi dalam ingatan Rindu... Kau hadir kala ku pernah berbuat Namun kini tak lagi kulakukan Hingga rasa yang dulu pernah ada, Sirna ditelan gelapnya malam Rindu... Kalbu ini percaya jika kau adalah rahmat dari Sang Kuasa Kehendak-Nya pasti yang terbaik Nikmatilah rindu ini Agar ketika Sang Pemilik Kehidupan mempertemukan kita kembali, Syukur senantiasa terucap dalam diri Penenang rindu yang selalu bergema dalam kalbu Kala rindu memenuhi ruang kalbuku Rindu... Jadilah pengikat  dua hati yang terpisah Sebab rasa yang kau ciptakan, Berhasil membuat kita selalu merasa bahwa kita adalah SATU Semarang, 28 April 2018 Sahabat   Oleh: Nurul Farida Tunnajach Syukur senantiasa terucap dari diri tak berguna ini Rasa syukur ka...